Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Varian Mu, Bagaimana Potensinya Sampai ke Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lightspring
Ilustrasi varian Mu masuk dalam daftar Variant of Interest WHO. Varian Mu berasal dari Kolombia, dan varian virus corona baru ini teridentifikasi pertama kali pada Januari 2021.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan virus corona varian B.1.621 atau varian Mu ke dalam daftar variant of interest (VOI).

Para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat sedang menyelidiki apakah varian Mu lebih menular, atau menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian Delta yang kini dominan di sebagian besar dunia.

Varian Mu ditambahkan ke daftar pantauan WHO pada 30 Agustus 2021 setelah terdeteksi di 39 negara.

Adapun varian ini pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

Baca juga: Varian Virus Corona Baru Mu Masuk Pantauan, WHO: Lebih Kebal Vaksin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana potensi masuknya varian Mu ke Indonesia? 

 

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, kemungkinan varian baru muncul dan masuk ke Indonesia akan selalu ada selama pandemi Covid-19 masih terjadi.

"(Kemungkinannya) Pasti ada," kata Riris saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).

Dalam laporan Public Health England (PHE), varian Mu ditambahkan ke daftar varian yang sedang diselidiki pada bulan Juli dan menamainya sebagai VUI-21JUL-01.

Menurut Riris, varian ini dipantau berdasarkan perilakunya.

"Apakah varian ini punya kemampuan transmisi yang lebih tinggi, apakah menyebabkan penyakit yang lebih parah dan apakah mampu menghindari imunitas karena vaksin," jelas Riris.

Sejauh ini, varian Mu belum menimbulkan kekhawatiran sebesar Alpha dan Delta, yang diklasifikasikan sebagai varian kekhawatiran yang lebih serius.

Melansir The Guardian, Rabu (2/9/2021), varian ini dikhawatirkan kebal terhadap orang yang sebelumnya sudah divaksinasi.

Sedikitnya 32 kasus varian Mu telah terdeteksi di Inggris. Pola infeksinya menunjukkan bahwa varian itu dibawa oleh pelancong pada beberapa kesempatan.

Dalam laporan PHE pada bulan Juli, sebagian besar kasus varian Mu yang ditemukan di London terjadi pada mereka yang berusia 20-an. Beberapa dari mereka yang dites positif Mu telah menerima satu atau dua dosis vaksin Covid.

Sejauh ini, kasus Covid-19 akibat varian Mu baru terdeteksi di beberapa wilayah, seperti Amerika Selatan, Inggris, Eropa, AS, dan Hong Kong.

Baca juga: 4 Fakta Varian Baru Covid-19 Mu yang Disebut Kebal Vaksin

Prevalensi masih rendah

Dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.

Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global.

Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen.

Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan dari varian ini masih belum pasti.

Hal itu tergantung seberapa parah gejala yang ditimbulkan dan kecepatan infeksinya.

Dalam varian ini ditemukan sekelompok mutasi yang mungkin membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan yang telah diperoleh banyak orang.

Kendati demikian, epidemiolog tetap mengimbau agar Indonesia tetap waspada.

Mengutip Harian Kompas, Selasa (1/9/2021), epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan, Indonesia harus terus mewaspadai varian-varian baru yang kemungkinan akan terus muncul di berbagai negara.

Terutama adanya kecenderungan kenaikan kasus di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

Menurut Dicky, vaksinasi tidak sepenuhnya menjamin seseorang tidak terinfeksi, meski terbukti bisa menurunkan risiko keparahan dan kematian pasien.

"Justru dikhawatirkan di negara yang vaksinasinya tinggi, tetapi penularannya juga tinggi akan muncul varian yang bisa menyiasati vaksin. Penggunaan booster vaksin yang tak terkontrol juga rentan memicu mutasi virus," ujar Dicky.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi