Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Surat untuk Menteri Kesehatan, Mohon Selamatkan PCR Gratis di NTT

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) mengambil sampel darah dengan metode swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020). Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Genomik Solidaritas Indonesia (GSI Lab) membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+.
Editor: Heru Margianto

MENTERI Kesehatan Republik Indonesia yang saya hormati, sebelumnya saya mohon maaf sedalam-dalamnya karena terpaksa mengganggu kesibukan penting Bapak Menkes dalam menanggulangi pagebluk Corona yang sejak Maret 2020 mencengkeram negara, bangsa dan rakyat Indonesia.

Permohonan saya terkait pagebluk Corona mohon dimaafkan karena saya tidak tahu ke mana memohon maka saya mohonkan kepada Bapak Menkes.

Permohonan bukan bagi kepentingan diri saya sendiri namun bagi sekelompok anak muda Nusa Tenggara Timur yang tergabung di Academia NTT.

Penggratisan tes PCR

Anak-anak muda tersebut bekerja sama dengan Pemprov NTT dan Undana Kupang mendirikan sebuah laboratorium biomolekular di Kupang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peresmian laboratorium biomolekular dilakukan secara zoom pada tanggal 16 Oktober 2020 oleh Bapak Menkes pada masa itu yaitu Terawan Agus Putranto.

Baca juga: Perdana, Tes Covid-19 Massal Bakal Digelar di NTT Pekan Ini

 

Dalam perjalanan, perjuangan pengabdian anak-anak muda NTT itu telah membuktikan bukan dengan slogan tetapi tindakan nyata berupa keberhasilan menggratiskan tes PCR yang di pasar pelayanan kesehatan harganya sempat mencapai lebih dari satu juta rupiah per tes.

Jelas bahwa yang dilakukan anak-anak NTT, yaitu menggratiskan tes PCR, sangat membahagiakan para rakyat miskin yang tidak mampu membayar tes PCR padahal sangat membutuhkannya dalam menghadapi angkara murka virus Corona yang makin ganas menerkam manusia tanpa pandang bulu itu.

Ditutup

Ternyata tidak semua pihak mendukung gerakan menggratiskan tes PCR sebagai pewujudan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia.

Bahkan ada pihak tertentu merasa terganggu maka mengambil kebijakan agar laboratorium biomolekular di Kupang ditutup agar anak-anak muda NTT tidak mungkin melanjutkan gerakan menggratiskan tes PCR.

Baca juga: Tes PCR di Lab Biokesmas NTT Ditutup, Ini Alasan Dinkes Kupang

 

Alih-alih mendukung malah ada yang menghalangi jangan sampai tes PCR digratiskan sebab memang banyak pihak diuntungkan secara berlimpah ruah oleh penjualan tes PCR dengan harga semahal mungkin.

Menggratiskan suatu produk memang tidak eksis di dalam kamus industri berdasar mazhab kapitalisme yang tepat dan benar .

Permohonan

Maka, dengan penuh kerendahan hati, saya memberanikan diri memohon Bapak Menkes sudi berkenan menyelamatkan pengabdian anak-anak NTT menggratiskan tes PCR yang telah mampu mengurangi beban derita rakyat miskin akibat mustahil mampu membayar tes PCR yang konon meski telah diturunkan akibat perintah Presiden masih berharga sekitar 400-500 ribu rupiah.

Namun karena saya rawan keliru informasi, maka mohon Bapak Menkes berkenan me-recheck kebenaran laporan tentang penutupan laboratorium biomolekular di Kupang tersebut sebelum melakukan tindakan.

Baca juga: Disebut Melanggar soal Tes Covid-19, Begini Tanggapan Kepala Lab Biokesmas NTT

 

Atas nama negara, bangsa dan rakyat terutama rakyat miskin Indonesia sebelum dan sesudahnya saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Bapak Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Saya tidak mampu membalas budi baik Bapak Menkes kecuali berdoa agar Yang Maha Kasih senantiasa melimpahkan berkah anugerah kekuatan lahir-batin kepada Bapak Menkes dalam mengemban tugas menyehatkan dan menyejahterakan rakyat Indonesia. Amin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi