KOMPAS.com - Penyanyi dangdut Saipul Jamil dinyatakan bebas murni pada Kamis (2/9/2021) dari dua kasus yang menjeratnya, yaitu penyuapan dan pencabulan.
Bak seorang pahlawan, Saipul Jamil pun disambut meriah oleh para penggemarnya.
Saipul bahkan diarak dengan menggunakan mobil dan diberi kalung bunga saat keluar dari Lapas Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur.
Tak hanya itu, Saipul Jamil juga mendapat banyak tawaran job di layar kaca setelah bebas dari penjara. Bahkan, ia sudah sempat muncul di sejumlah acara televisi.
Bagaimana sosiolog menilai hal tersebut?
Baca juga: Komodo Kini Masuk Daftar Hewan Terancam Punah, Ini Alasannya
Bisnis settingan pertunjukkan
Menanggapi hal itu, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menuturkan, penyambutan mantan narapidana ini bukan kali pertama.
Sebab, hal serupa juga sebelumnya beberapa kali pernah terjadi.
Drajat menilai, penyambutan dan glorifikasi bebasnya Saipul Jamil ini sebagai suatu bisnis dalam setting pertunjukan.
"Secara bisnis, memang bukan apa yang tampak bahwa ini sebuah perayaan dan penyambutan, tetapi sebuah setting untuk pertunjukan," kata Drajat kepada Kompas.com, Senin (6/9/2021).
Tujuannya, memancing emotional attachment atau menarik publik untuk berkomentar, baik positif maupun negarif.
Pada akhirnya, emotional attachment itu akan menguntungkan beberapa pihak.
"Itu yang dikejar. Bukan tentang kepahlawanannya, tapi satu pertunjukan yang diciptakan di dalam dramaturgi untuk mengundang viewer," jelas dia.
Baca juga: Penjelasan Satgas soal PPKM, Berakhir Hari Ini atau Diperpanjang?
Bisa berdampak buruk ke korban
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, penyambutan Saipul Jamil akan berdampak buruk terhadap korban pelecehan seksual.
Sebab, anak yang menjadi korban pelecehan seksual bisa terpukul dengan penyambutan itu.
"Kita harus berpihak pada korban kekerasan seksual dan membantunya untuk pulih," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti, seperti diberitakan Kompas.com.
Ia menyebut, korban akan semakin takut untuk terbuka.
Retno mengaku prihatin dengan adanya perayaan bebasnya Saipul Jamil dan diliput besar-besaran oleh berbagai media.
Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak menonton acara yang menayangkan Saipul Jamil, baik di televisi maupun YouTube.
Karena ketika kita menonton, itu sama artinya kita menoleransi pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Pelaku juga jadi tidak punya rasa malu," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.