Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Akademisi
Bergabung sejak: 7 Okt 2019

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Masa Depan Kebudayaan Nusantara dalam Genggaman Generasi Muda

Baca di App
Lihat Foto
DOK. DIRJEN KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD
Panggung Jaranan merupakan salah satu rangkaian yang digelar platform Indonesia dalam rangka pemajuan kebudayaan Indonesia (12/8/2019.
Editor: Heru Margianto

SEBAGAI negara kepulauan Indonesia tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, tetapi juga keanekaragaman budaya serta peninggalan sejarah yang memukau perhatian dunia.

Indonesia setidaknya memiliki 742 bahasa atau dialek, dan terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub-suku bangsa yang jumlahnya 478 suku bangsa. Tentunya ini keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.

Banyak warisan kebudayaan nusantara memberikan kebanggaan bagi Indonesia di mata dunia. Contohnya adalah Batik yang pada 2 Oktober 2009 lalu dipatenkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh organisasi UNESCO.

Tidak hanya itu, kuliner khas Indonesia, rendang yang berasal dari Sumatra Barat menjadi masakan terlezat di dunia versi CNN Travel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu di sektor pariwisata pulau Dewata Bali berhasil menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia yang dikenal dunia karena keindahan alam, budaya dan seni lokalnya.

Dua contoh dari banyak warisan kebudayaan nusantara merupakan bukti bahwa kebudayaan merupakan elemen penting bagi bangsa Indonesia yang bukan saja dihidupi atau dipraktikan oleh masyarakatnya tetapi juga bisa berdampak positif terhadap sektor-sektor lainnya jika dikelola dengan baik.

Budaya dalam definisi

Umumnya kita kerap mengartikan budaya hanya sebatas kesenian saja, padahal kebudayaan mencakup keseluruhan sistem gagasan, tindakan, serta hasil cipta karsa yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial dengan cara dipelajari melalui interaksi sosial (Koentjaranigrat, 1991).

Kebudayaan ada di tengah masyarakat, terefleksikan melalui tingkah laku, dan dipelajari melalui interaksi sosial yang kompleks. Manifestasinya terejawantahkan dalam bentuk kesenian, cara berpikir, kuliner, hasil karya kerajinan, bangunan, dan lain-lain.

Kebudayaan juga dapat dimaknai sebagai seni hidup (the art of living) atau kehidupan sosial manusia (human social life) yang merupakan hasil dari interaksi sesama manusia sebagai individu atau kelompok.

Karena kebudayaan bersifat "dipelajari", artinya kebudayaan perlu terus digaungkan, diturunkan, dikomunikasikan dan diajarkan oleh masyarakat kepada generasi berikutnya.

Jika tidak, bukan tidak mungkin suatu kebudayaan akan punah secara perlahan dan tergantikan oleh kebudayaan lain.

Peran penting budaya 

Kebudayaan memiliki fungsi penting dan fundamental sebagai pijakan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan kata lain kebesaran suatu bangsa bisa terukur apabila nilai-nilai kulturalnya telah mendarahdaging dalam sendi kehidupan masyarakatnya.

Kecintaan serta kebanggaan masyarakat terhadap kebudayaan bangsanya menjadi salah satu faktor penentu maju atau tidaknya suatu bangsa. Korea Selatan adalah satu contoh negara di Asia yang maju karena sektor budaya.

Kemajuan Korea Selatan ini salah satunya didukung oleh masyarakatnya yang menghargai kebudayaannya sendiri. Mereka juga berpikir bahwa dengan menghargai budaya, mereka akan menjadi bangsa yang memiliki fondasi etik dalam tatanan kehidupan mereka.

Alhasil, Korea Selatan saat ini menjadi salah satu negara termaju di Asia. Produk-produk kebudayaan mereka pun (film, musik, makanan, fashion) memiliki pengaruh cukup besar di industri hiburan di Asia dan mampu bersaing ketat dengan dominasi kebudayaan Barat.

Bahasa, sastra, dan budaya Korea Selatan juga banyak dipelajari baik di lembaga pendidikan non-formal hingga universitas di berbagai negara, salah satunya di Indonesia.

Di sini jelas terlihat bahwa selain berfungsi membangun karakter dan moral masyarakat suatu bangsa, kebudayaan yang dikemas dan dikelola dengan baik memiliki pengaruh yang sangat positif untuk sektor-sektor lainnya.

Tantangan kebudayaan nusantara 

Sejak maraknya globalisasi dan modernisasi, gempuran budaya asing semakin hari semakin tidak terkendali. Hal ini dapat dilihat dari popularitas produk-produk asing di Indonesia seperti fashion, film, elektronik, musik, bahasa, kuliner, hingga gaya hidup.

Banyak generasi muda kita yang merasa bangga meniru budaya asing dan lupa akan nilai-nilai luhur warisan budaya nenek moyang.

Faktanya, globalisasi telah banyak mengubah pola pikir dan pandangan generasi muda yang berpotensi mengikis kebudayaan lokal. Mereka yang masih menaruh perhatian pada seni tradisi agar tidak hilang oleh kemajuan zaman jumlahnya pun tidak banyak.

Jika tidak diantisipasi sedini mungkin, globalisasi akan memberikan peluang besar kepada bangsa lain untuk menginternalisasi budayanya pada masyarakat kita.

Secara tidak langsung budaya leluhur kita tidak hanya dipelajari, tetapi bisa saja diakui menjadi milik bangsa lain karena masyarakatnya yang kurang memperhatikan kebudayaannya sendiri.

Contohnya adalah lagu asal Maluku yang berjudul Rasa Sayang-Sayange yang sempat diklaim oleh Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia (Lubis, 2020). Selain memprihatinkan, peristiwa tersebut berpotensi memicu konflik antarnegara.

Generasi Muda 

Dalam upaya mempertahankan eksistensi kebudayaan lokal dari ancaman globalisasi dan perkembangan teknologi-informasi, generasi muda harus secara kolaboratif dan partisipatif melakukan berbagai strategi pelestarian budaya.

Mengapa pemuda?

Sejarah mencatat pemuda memiliki peran penting dalam membentuk dan menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga di tangan merekalah masa depan kebudayaan akan ditentukan.

Alasan lainnya adalah karena pemuda selalu identik dengan gagasan dan kreativitasnya yang tinggi, ambisius, kolaboratif, idealis, memiliki etos kerja pengabdian yang tinggi, serta potensial mampu menjadi agent of change/development.

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk melestarikan kebudayaan lokal, antara lain,

  1. Mencintai dan bangga dengan kebudayaan lokal tanpa menutup diri dengan kebudayaan lain;

  • Berperan aktif dalam berbagai kegiatan kebudayaan baik sebagai peserta atau penonton;

  • Membangun networking dengan agen pemerintah dan tokoh/pelaku budaya lokal untuk meningkatkan pengetahuan budaya lokal yang nantinya akan disebarkan juga ke kelompok muda lainnya;

  • Bangga menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah sebagai identitas diri;

  • Aktif melakukan publikasi kebudayaan lokal dengan memproduksi berbagai konten kreatif dan menyebarkannya melalui platform media sosial;

  • Mempelajari sejarah dan kebudayaan lokal melalui buku, karya sastra lokal, film, dan lain-lain;

  • Menginternalisasi nilai-nilai kebudayaan leluhur, seperti gotong-royong, saling tolong-menolong, ramah, santun, toleran, peduli terhadap sesama, dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari;

  • Berperan aktif menggerakan pemerintah untuk mematenkan suatu budaya yang berkembang dan dipraktikkan oleh masyarakat budaya yang ada di Indonesia untuk menghindari klaim negara lain atas budaya kita.
  • Jika generasi muda mengimplementasikan hal-hal tersebut, kebudayaan nusantara diharapkan akan lestari, berkembang, dan terus menjadi kebanggaan masyarakarat Indonesia di masa lalu, sekarang, dan masa depan.

     

     
    Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Halaman Selanjutnya
    Halaman
    Tag
    Artikel berhasil disimpan
    Lihat
    Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
    Oke
    Artikel tersimpan di list yang disukai
    Lihat
    Artikel dihapus dari list yang disukai
    Oke
    Artikel dihapus dari list yang disukai
    Oke
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Kompas.com Play

    Lihat Semua

    Terpopuler
    Komentar
    Tulis komentar Anda...
    Terkini
    Lihat Semua
    Jelajahi