Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haornas 2021, Ini Link Download Logo, Twibbon, hingga Sejarah Hari Olahraga Nasional

Baca di App
Lihat Foto
(DOK. KEMENPORA)
Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pembukaan Haornas 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini, 9 September 2021, Indonesia memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38.

Melalui akun Instagram resminya, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyampaikan peringatan Haornas tahun ini mengangkat tema "Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Menuju Indonesia Maju".

Menurut Kemenpora, lahirnya DBON adalah jawaban dari arahan Presiden Joko Widodo saat Haornas tahun lalu, yaitu untuk merombak total tata kelola sistem keolahragaan nasional.

"Dengan Desain Besar Olahraga Nasional ini sistem keolahragaan mempunyai kepastian, mempunyai jaminan bahwa itu terstruktur dan terencana dengan baik dan jangka panjang," tulis Kemenpora.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Apa Itu Olahraga Kardio dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Baca juga: Rajin Olahraga tapi Bisa Kena Serangan Jantung? Ini Penjelasannya...

Untuk turut menyemarakkan, Kemenpora telah membagikan desain logo dan tema Haornas 2021 yang dapat diunduh melalui laman Kemenpora.

Berikut link untuk mendownload logo, twibbon, desain umbul-umbul, spanduk, billboard, dan virtual background Haornas 2021:

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Sejarah Haornas

Awal mula dicetuskannya Haornas berawal dari diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada 9-12 September 1948 di Surakarta, Jawa Tengah.

Pada 9 September 1948 menjadi pembukaan ajang olahraga tersebut dan ditetapkan pula untuk setiap tahunnya sebagai Hari Olahraga Nasional.

Tahukah Anda? PON I digelar karena atlet-atlet Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi olahraga dunia atau Olimpiade XIV pada 1948 di London, Inggris.

Baca juga: Selain Bulu Tangkis, Ini Olahraga yang Cocok untuk Anak Sesuai Usia

Hal ini disebabkan pada saat itu kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia belum diperoleh pengakuannya oleh dunia serta paspor Indonesia pun juga tidak diakui oleh Pemerintah Inggris.

Dilansir dari dispora.sumutprov.go.id, para atlet bisa berpartisipasi di ajang kompetisi dunia tersebut jika menggunakan paspor Belanda.

Meskipun demikian, putra-putri Tanah Air hanya mau hadir di ajang tersebut sebagai perwakilan Indonesia.

Baca juga: Berikut Daftar Ajang Olahraga yang Dibatalkan akibat Virus Corona

Pekan Olahraga Nasional

Penolakan tersebut membuat Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) memutuskan untuk menyelenggarakan kompetisi dalam negeri yang diberi nama Pekan Olahraga Nasional (PON).

Hal ini sebagai bukti untuk menunjukkan kepada mata dunia bahwa pada saat itu bangsa Indonesia sanggup mengadakan acara olahraga dengan skala nasional.

Pada saat itu, penyelenggaraan PON menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan dana dan juga waktu persiapan yang mepet, hanya satu setengah bulan.

Tidak hanya itu, tantangan juga datang dari pihak kolonial Belanda yang saat itu masih menjaga pos-pos penting di Indonesia.

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Legenda Bulu Tangkis Tati Sumirah

Setelah melalui berbagai tantangan, akhirnya pada 9 September 1948 di Stadion Sriwedari, PON pertama berhasil digelar.

Presiden Pertama RI Soekarno membuka acara itu sekaligus menandai salah satu momentum bersejarah bagi dunia olahraga Indonesia.

PON I disambut antusias oleh para atlet Indonesia. Sebanyak 600 atlet mengikuti kompetisi tersebut, dengan bertanding pada 9 cabang olahraga untuk merebutkan 108 mendali.

Kini, ajang olahraga yang melibatkan atlet terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia itu diadakan secara rutin setiap empat tahun sekali.

Baca juga: Mengenang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Johan Wahyudi...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi