Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Astronomi September 2021, Malam Ini Puncak Hujan Meteor Perseid

Baca di App
Lihat Foto
Wikipedia
Hujan meteor Perseid diamati dari fasilitas penelitian European Southern Observatory pada tahun 2010.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Fenomena astronomi terjadi setiap bulan. Pada September 2021 terdapat banyak fenomena astronomi.

Mulai 9 September hingga akhir September 2021 akan ada dua hujan meteor, yakni Hujan Meteor Perseid dan Sextantid.

Peneliti di Pussainsa Lapan Andi Pangerang menjelaskan, informasi terkait fenomena astronomi ini dimuat secara lengkap di laman Lapan: edukasi.sains.lapan.go.id.

"Ada di edukasi.sains.lapan.go.id," ujar Andi kepada Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ramai soal Fenomena Pink Moon, Benarkah Bulan Berwarna Pink?

Berikut ini beberapa fenomena astronomi pada September 2021:

9 September: Puncak Hujan Meteor Perseid September

Andi menjelaskan Perseid September adalah hujan meteor yang titik radian (asal ketampakan meteor)-nya pada arah konstelasi Perseus.

Pada Agustus lalu juga ada hujan meteor Perseid, tapi bedanya Perseid September terbentuk dari sisa debu komet berperiode lama yang belum diketahui dan diduga mengorbit matahari selama ribuan tahun dengan arah yang berlawanan.

Perseid berasal dari komet Swift-Tuttle. Hujan meteor ini pertama kali diamati oleh G Zezioli antara 1867 hingga 1870.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Hujan meteor ini aktif sejak 5 September hingga 21 September. Adapun intensitas maksimumnya terjadi pada 9 September 2021 pukul 18.00 WIB/19.00 WITA/20.00 WIT.

"Sehingga hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 22.00 waktu setempat hingga 20 menit sebelum terbit matahari keesokan harinya (Jumat, 10 September) dari arah timur laut hingga utara-barat laut," kata Andi.

Dia juga menjelaskan intensitas maksimum saat titik radiannya berada di zenit sebesar 5 meteor per jam. Karena ketinggian titik radian tertingginya di Indonesia berkisar antara 24-25 derajat, maka intensitas maksimumnya 2 meteor per jam.

Menurutnya hujan meteor ini dapat disaksikan menggunakan mata biasa selama cuaca cerah, langit bersih, bebas polusi cahaya dan penghalang yang menghalangi medan pandang.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

9 September: Konjungsi Bulan-Merkurius

Peristiwa astronomi lainnya yang terjadi pada 9 September adalah bulan yang berkonjungsi dengan Merkurius. Konjungsi akan terjadi pada pukul 03.18 WIB/04.18 WITA/05.18 WIT dengan sudut pisah 6,5 derajat.

Akan tetapi, fenomena ini baru dapat disaksikan 20 menit setelah terbenam matahari selama 75 menit dari arah Barat.

Baca juga: NASA Berencana Terbangkan Helikopter di Mars untuk Pertama Kalinya

9-11 September: Merkurius di titik tertinggi ketika senja

Fenomena astronomi lainnya yang bisa disaksikan dengan mata biasa adalah Merkurius di titik tertinggi ketika senja. Merkurius sudah muncul saat senja sejak Agustus.

Ketampakan senja ini akan berakhir pada Oktober, yang ditandai oleh konjungsi inferior Merkurius, yakni ketika Merkurius berada di depan matahari jika diamati dari Bumi.

Ketampakan Merkurius ketika senja akan mencapai titik tertinggi selama 3 hari sejak 9-11 September di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk menyaksikannya, Andi menjelaskan, bisa melihat ke arah Barat sejak 20 menit setelah matahari terbenam selama 75 menit.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

10 September: Konjungsi Bulan-Venus

Peristiwa ini bisa disaksikan dengan mata biasa.

Puncak konjungsi Bulan-Venus terjadi pada pukul 12.17 WIB/13.17 WITA/14.17 WIT dengan sudut pisah 4,3 derajat.

Fenomena ini baru dapat disaksikan dari arah barat-barat daya sekitar 20 menit setelah matahari terbenam selama 135 menit.

Baca juga: Fenomena Langka, Berikut Perbedaan Blue Moon Musiman dan Bulanan

11 September: Perige Bulan

Perige Bulan adalah konfigurasi ketika bulan terletak paling dekat dengan Bumi.

Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang berbentuk elips dengan Bumi terletak di salah satu titik fokus orbitnya.

Perige Bulan di bulan ini terjadi pada 11 September pukul 16.54.49 WIB/17.54.49 WITA/18.54.49 WIT, dengan jarak 368.495 km dari Bumi (geosentrik), iluminasi 23,3% (Sabit Awal) dan berada di sekitar konstelasi Libra.

Perige Bulan dapat disaksikan sejak pukul 09.00 waktu setempat dari arah Timur-Tenggara, berkulminasi di arah selatan pukul 15.20 waktu setempat dan terbenam di arah barat-barat daya sekitar pukul 21.40 waktu setempat.

Baca juga: Ramai Foto Diduga Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan Lapan

28 September: Puncak Hujan Meteor Sextantid

Sextantid adalah hujan meteor yang titik radian (asal ketampakan meteor)-nya pada arah konstelasi Sextans (diantara konstelasi Draco dan Leo).

Hujan meteor ini terbentuk dari sisa debu asteroid 2005 UD. Hujan meteor ini aktif sejak 9 September hingga 9 Oktober. Intensitas meteor maksimum terjadi pada 27 September pukul 19.00 WIB/20.00 WITA/21.00 WIT.

Sehingga hujan meteor ini baru dapat disaksikan keesokan harinya (28 September) sejak pukul 03.30 hingga 05.00 waktu setempat dari arah timur.

Intensitas meteornya hanya 2 meteor/jam, karena ketinggian titik radian tertingginya di Indonesia berkisar antara 24-25 derajat.

Sextantid dapat disaksikan menggunakan mata biasa selama cuaca cerah, langit bersih, bebas polusi cahaya, dan penghalang yang menghalangi medan pandang.

Istimewanya, hujan meteor ini juga dapat disaksikan ketika siang hari, dengan titik radiannya berkulminasi sekitar pukul 09.30 waktu setempat dan terbenam sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

Baca juga: Mengapa Hujan Masih Turun meski Musim Kemarau? Ini Penjelasan Lapan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi