Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 10 September: Thailand Uji Coba Tes Covid-19 dengan Keringat dari Ketiak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.(the new york times)
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19 melansir data Worldometers pada Jumat (10/9/2021) pukul 05.45 WIB, virus penyebab pandemi di dunia ini telah menginfeksi 223.971.082 orang. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 200.561.172 orang telah pulih dan 4.619.335 lainnya meninggal dunia.

Berikut lima negara dengan kasus infeksi terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat (41.545.530 kasus positif)
  2. India (33.173.166 kasus positif)
  3. Brasil (20.958.899 kasus positif)
  4. Inggris (7.132.072 kasus positif)
  5. Rusia (7.084.284 kasus positif)

Baca juga: [POPULER TREN] Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 20 Dibuka!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami fluktuasi namun trennya mengalami penurunan sejak puncak kasus pada Juli 2021. 

Laporan angka kematian harian juga mulai terlihat menurun. Sebanyak 334 kasus yang dilaporkan pada Kamis (9/9/2021) merupakan yang terendah sejak 23 Juni 2021. 

Saat itu Indonesia melaporkan 303 kasus kematian akibat Covid-19. 

Pada Kamis (9/9/2021), Indonesia melaporkan penambahan kasus positif, pasien sembuh, dan meninggal sebagai berikut: 

Total kasus: 

Baca juga: UPDATE: Bertambah 334, Kasus Kematian akibat Covid-19 Kini 136.116 Jiwa

 

Thailand tes Covid-19 melalui keringat ketiak

Peneliti Thailand mengembangkan pendeteksi virus seluler berbasis keringat, dan mengujinya pada para pemilik toko di pasar makanan Bangkok minggu ini.

Para ilmuwan tersebut mengatakan, keringat ketiak para penjual pasar di Bangkok kemungkinan mengandung tanda-tanda halus infeksi Covid-19.

“Dari sampel, kami menemukan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 mengeluarkan bahan kimia yang sangat berbeda,” ujar Chadin Kulsing peneliti dari Universitas Chulalongkorn Bangkok seperti dikutip dari CNA, Jumat (10/9/2021).

Chadin mengklaim tes ini 95 persen akurat, serta berharap dapat diluncurkan sebagai alternatif tes yang terjangkau.

Meskipun demikian, tes ini masih dalam tahap pengembangan, dengan penelitian di baliknya belum dipublikasikan atau ditinjau oleh rekan sejawat.

Penelitian dilakukan dengan subyek meletakkan kapas di bawah lengan selama 15 menit, sebelum kapas dimasukkan ke dalam botol kaca dan disterilkan dengan sinar UV.

“Teknisi kemudian mengambil sampel dalam jumlah yang sesuai menggunakan selang hisap, dan menekannya ke alat analisis untuk memeriksa hasilnya,” papar Chadin.

Pengambilan sampel membutuhkan waktu selama 15 menit dan hasilnya siap dalam 30 detik. Tes ini dianggap jauh lebih ringan dibandingkan tes usap lubang hidung.

Baca juga: Update Corona 9 September: India Uji Coba Vaksin Melalui Hidung

 

CDC naikkan levelisasi Brunei, Sri Lanka, dan Jamaika

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada 7 September 2021 memperingatkan agar warganya tidak bepergian ke Brunei Darussalam, Sri Lanka, dan Jamaika.

Ini dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah kasus Covid-19 di negara-negara tersebut.

CDC menaikkan imbauan perjalanannya ke level 4 atau sangat tinggi untuk negara-negara ini, dan memberitahu orang Amerika bahwa harus menghindari perjalanan ke tiga negara tersebut.

Dikutip dari CNA, pada Rabu (8/9/2021), Brunei melaporkan 116 infeksi baru sehingga jumlah total kasus menjadi 3.683.

Brunei melakukan pembatasan baru pada bulan lalu, setelah melihar infeksi lokal pertamanya selama 15 bulan.

Sementara itu, Sri Lanka melaporkan hampir 3.000 kasus baru pada Selasa (7/9/2021) dan Jamaikan dengan sekitar 800 infeksi baru pada Senin (6/9/2021).

Sebelumnya, Malaysia, Thailand, dan Bangladesh juga termasuk di antara negara-negara di bawah pemberitahuan kesehatan perjalanan level 4 oleh CDC.

Sementara itu, beberapa negara turun levelisasinya seperti Belanda, Malta, Guinea-Bissau dan Uni Emirat Arab dari level 4 ke level 3, dengan rekomendasi orang Amerika yang tidak divaksinasi agar menghindari perjalanan ke negara-negara tersebut.

Adapun Australia, naik dari level 1 ke level 2, dengan Sydney dan Melbourne dikunci setelah wabah dari varian Delta yang sangat menular pada Juni mengakhiri bulan-bulan dengan sedikit atau tanpa transmisi komunitas.

Singapura juga termasuk dalam Level 2, dengan wisatawan diimbau untuk divaksinasi lengkap sebelum bepergian ke negara tersebut.

“Wisatawan yang tidak divaksinasi yang berada pada peningkatan risiko penyakit parah dari Covid-19 harus menghindari perjalanan yang tidak penting ke tujuan-tujuan ini," kata CDC di situs webnya.

Negara-negara lain yang masuk dalam kategori level 2 antara lain India, Korea Selatan, Pakistan dan Mesir.

Selain itu, CDC menaikkan status Kepulauan Anguilla, Antigua dan Barbuda, Benin, Ghana, Grenada, Turks dan Caicos ke level.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi