Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos soal Vaksin Covid-19: Sebabkan Kemandulan hingga Mengubah DNA

Baca di App
Lihat Foto
DOK. SHUTTERSTOCK
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kemudahan masyarakat mengakses media sosial saat ini, membuat informasi seputar vaksin beredar dengan begitu cepat.

Termasuk sejumlah rumor, mitos, dan hoaks yang muncul seputar vaksin Covid-19.

Karena itu, apabila mendapatkan informasi seputar vaksin, perlu lebih teliti dan mengeceknya melalui sumber kredibel dan terpercaya. 

Melansir situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan situs resmi covid19.go.id, berikut rangkuman mitos dan informasi yang keliru seputar vaksin Covid-19. Apa saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Menimbulkan kemandulan

Salah satu informasi yang beredar, vaksin yang disuntikkan ke tubuh seseorang disebut akan menimbulkan risiko infertilitas atau kesuburan. Gangguan ini berupa kemandulan bagi perempuan.

Menanggapi hal tersebut, ahli vaksin yang memiliki spesialisasi dalam bidang epidemiologi pneumokokus Dr Katherine O’Brien menjelaskan, vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan kemandulan.

“Ini adalah rumor yang telah banyak beredar dan rumor tersebut tidak benar,” ujar Kate dalam sesi wawancara bersama WHO.

“Tidak ada vaksin yang menyebabkan kemandulan,” tegas dia.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Mengakibatkan Kemandulan

 

2. Mengandung bahan kimia berbahaya

Mitos soal vaksin mengandung bahan berbahaya cukup membuat gempar. Hal ini bahkan membuat sebagian kalangan tidak mau melakukan vaksinasi.

Muncul isu bahwa komposisi vaksin di dalamnya terdapat bahan kimia yang membahayakan penerima.

Namun ditegaskan bahwa isu vaksin mengandung bahan berbahaya merupakan mitos besar. Vaksin yang disuntikkan ke seseorang telah dipastikan keamanannya.

Seluruh komponen yang masuk dalam vaksin telah diuji guna memastikan semuanya, termasuk dosis aman untuk manusia.

“Sebelum diberikan kepada manusia, vaksin diuji pada hewan dan diuji untuk masalah apapun pada hewan. Dan baru kemudian masuk ke manusia, di mana kami menguji dalam uji klinis dengan puluhan ribu orang, akhirnya menerima vaksin sebelum diizinkan untuk digunakan di masyarakat umum,” jelas Dr Katherine. 

Pihaknya juga menegaskan, keamanan vaksin menjadi bagian terpenting dari uji klinis yang dilakukan. Setiap vaksin melewati evaluasi keamanan sebelum digunakan untuk masyarakat umum.

“Selain itu, pembuatan vaksin memiliki pengawasan kualitas yang konstan. Sehingga, setiap bahan yang masuk ke dalam vaksin dipastikan memiliki kualitas terbaik dan aman untuk digunakan pada manusia,” papar Kate.

Baca juga: BPOM Pastikan Vaksin Sinovac Tak Mengandung Bahan Berbahaya

 

3. Mengubah DNA

Hoaks atau rumor lainnya soal vaksin adalah dapat mengubah DNA manusia. 

Perlu diketahui, Deoxyribonucleic Acid (DNA) merupakan materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang.

Isu yang muncul bahwa DNA akan berubah setelah vaksin Covid-19 dimasukkan ke dalam tubuh.

Dr Katherine yang juga ahli epidemiologi dan dokter penyakit menular menuturkan, tidak mungkin vaksin dapat mengubah DNA seseorang.

“Kami sudah sering mendengar rumor ini. Kami memiliki dua vaksin sekarang yang disebut sebagai vaksin mRNA, dan tidak mungkin mRNA dapat berubah menjadi DNA sel manusia,” terang Kate.

Ditegaskan, mRNA merupakan instruksi tubuh untuk membuat protein.

Mayoritas vaksin dikembangkan dengan benar-benar memberikan protein atau komponen kecil dari kuman yang dicoba untuk divaksinasi.

“Dan ini adalah pendekatan baru. Alih-alih memberikan bagian kecil itu, kami hanya memberian instruksi kepada tubuh untuk membuat bagian kecil tersebut, dan kemudian sistem kekebalan alami meresponsnya,” papar Kate.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Dapat Mengubah DNA Manusia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi