Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Covid-19 Mu dan Delta, Lebih Berbahaya Mana?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi COVID-19
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menambahkan varian virus corona B.1.621 atau varian Mu dalam daftar mereka.

WHO mengategorikan varian Mu ke dalam variant of Interest (VoI), sedangkan varian Delta masuk kategori Variant of Concern (VoC)

Lantas, apakah varian ini lebih berbahaya dari varian B.1.617.2 atau varian Delta?

Mengutip Antara, Rabu (8/9/2021), Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi, menyatakan bahwa varian Delta memiliki level di atas varian Mu.

Ia berkeyakinan varian Mu ini tidak seganas varian Delta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, varian Mu tetap perlu diwaspadari karena diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

"Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," kata Gunadi.

Baca juga: Ketua KPI Disorot, Bolehkan Saipul Jamil Tampil di TV meski untuk Edukasi

Perbedaan kategori

Varian Mu masuk dalam kategori Variants of Interest (VOI) pada 30 Agustus 2021. Varian ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021.

Mengutip CDC, Selasa (7/9/2021), varian yang masuk kategori ini adalah varian dengan penanda genetik spesifik yang telah dikaitkan dengan perubahan pada pengikatan reseptor, pengurangan netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan terhadap infeksi atau vaksinasi sebelumnya, pengurangan kemanjuran pengobatan, dampak diagnostik potensial, atau prediksi peningkatan penularan atau keparahan penyakit.

Atribut yang diperhatikan dalam VOI adalah:

Baca juga: Disebut Kebal Vaksin, Ini Fakta Varian Covid-19 Mu

Sementara itu, varian Delta masuk dalam kategori Variants of Concern (VOC) pada 11 Mei 2021. Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.

Varian yang masuk kategori ini adalah varian yang terbukti meningkatkan penularan, menyebabkan penyakit yang lebih parah (misalnya, peningkatan rawat inap atau kematian), pengurangan signifikan dalam netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan selama infeksi atau vaksinasi sebelumnya, penurunan efektivitas pengobatan atau vaksin, atau kegagalan deteksi diagnostik.

Atribut yang diperhatikan dalam VOC adalah:

Baca juga: Waspada Virus Nipah, Ini Gejala, Diagnosis, dan Cara Penularannya


Tingkat penularan

Melansir Healthline, Rabu (8/9/2021), penelitian terbaru menemukan potensi varian Mu untuk lebih menular berasal dari 17 mutasi yang dibagikan dengan varian lain yang terkait dengan peningkatan penularan.

Varian Mu disebut mampu menghindari antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19, penekanan respons kekebalan tubuh dan kemampuan untuk menghindari perlindungan alami atau yang diinduksi vaksin ini disebut pelarian imun.

“Pelepasan kekebalan berarti bahwa virus cenderung tidak dapat dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Jadi ketika kami memberikan vaksinasi, dan seseorang memiliki episode virus yang sudah ada sebelumnya, tubuh membuat antibodi sehingga jika virus itu muncul lagi, Anda akan melawannya,” kata Theodore Strange, MD, associate chair of medicine di Staten Island University Hospital New York.

Masih dibutuhkan penilitian lebih lanjut untuk mengetahui secara spesifik tingkat penularan varian Mu.

Sementara, melansir Medical News Today, Rabu (16/6/2021), berdasarkan data dari Inggris, varian delta 60 persen lebih menular daripada varian Alpha atau B.1.1.7.

Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London Inggris Wendy Barclay menjelaskan, bahwa varian delta lebih menular daripada yang sebelumnya karena beberapa mutasi kunci pada protein lonjakan, yang memungkinkan virus untuk menembus dan menginfeksi sel sehat.

“Varian Delta memiliki dua mutasi penting dalam protein lonjakannya, atau set mutasi. Salah satunya di situs pembelahan furin, yang menurut kami cukup penting untuk kebugaran virus di saluran napas," kata dia.

Varian Delta kini mejadi varian yang mendominasi di berbagai negara.

Baca juga: Kemenag Terbitkan Aturan Peribadatan Terbaru Selama PPKM, Ini Rinciannya

Prevalensi

Mengutip Euro News, Kamis (2/9/2021), dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.

Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global. Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen.

Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan varian ini sangat tidak pasti dan tergantung pada apakah kasus tumbuh secara substansial dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, terutama dengan adanya varian Delta yang menyebar cepat.

Sementara untuk varian Delta, diberitakan BBC, 25 Juli 2021, varian Delta telah terdeteksi di 124 wilayah di seluruh dunia.

Varian ini diperkirakan menjadi dominan secara global dalam beberapa bulan mendatang. WHO memperkirakan bahwa kemungkinan akan ada lebih dari 200 juta kasus yang dikonfirmasi dalam hitungan minggu.

Infeksi varian Delta meningkat, terutama di Eropa dan kawasan Pasifik Barat. Beberapa negara bagian Barat mulai melonggarkan pembatasan karena tingkat kematian telah turun.

Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki akses vaksinasi atau tingkat vaksinasinya lambat, menghadapi ancaman yang lebih mematikan dari varian ini.

Baca juga: Kominfo dan Pemblokiran Situs Palsu Pedulilindungia.com

Resistensi terhadap vaksin

WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Kendati demikian, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Data awal menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Meski begitu, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Penilaian risiko varian Mu yang dirilis oleh PHE pada bulan Agustus menunjukkan, varian tersebut setidaknya sama resistennya dengan varian Beta terhadap kekebalan yang timbul dari vaksinasi. Akan tetapi, bukti lebih banyak masih diperlukan dari penelitian laboratorium lain dan kasus varian Mu di berbagai negara.

Bagian dari kekhawatiran tentang Mu berasal dari mutasi tertentu yang dibawanya. Satu perubahan genetik, mutasi P681H, ditemukan pada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent dan telah dikaitkan dengan transmisi yang lebih cepat.

Sementara, mutasi lain, termasuk E484K dan K417N, dapat membantu virus menghindari pertahanan kekebalan, yang dapat memberikan varian keunggulan dibandingkan varian Delta.

Varian dalam kategori VOI dan VOC juga dapat berpotensi membanjiri sistem kesehatan dan menyebabkan kematian yang dapat dicegah karena kurangnya sumber daya seperti tempat tidur ICU, ventilator, dan staf.

Meski demikian, para ahli mengatakan vaksinasi tetap jadi cara terbaik untuk mencegah berbagai varian Covid-19.

(Sumber: KOMPAS.com/Dandy Bayu Bramasta | Editor: Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi