Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Internet Bisa Mati Berbulan-bulan Akibat Badai Matahari, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina
Ilustrasi radiasi matahari menjadi penyebab terbentuknya nanopartikel besi di Bulan. Studi baru ungkap bukti radiasi matahari memecah partikel besi di satelit Bumi.
Penulis: Farid Assifa
|
Editor: Farid Assifa

KOMPAS.com - Internet di bumi bisa mati berbulan-bulan akibat badai matahari ekstrem.

Demikian peringatan peneliti di Amerika Serikat.

Fenomena alam dan dampaknya itu dijelaskan dalam sebuah penelitian berjudul "Sola Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse".

Penelitian tersebut disusun oleh Sangeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California, Irvine, AS.

Menurut Jyothi, infrastruktur yang ada di bumi belum siap menghadapi badai matahari secara ekstrem dan dalam skala besar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Separah Apa Kiamat Internet yang Dipicu Badai Matahari Ekstrem?

Kata dia, matahari kerap mengirimkan partikel bermuatan magnet ke bumi dalam kecepatan tertentu. Fenomena itu biasa disebut pula solar wind.

Solar wind keluar dari lapisan matahari yang bernama korona. Partikel ini kemudian dilepaskan dalam jumlah besar, mengikuti semburan matahari dan letusan lainnya.

Solar wind adalah partikel bermuatan plasma terdiri dari campuran proton dan elektron (partikel magnet), ditambah beberapa elemen yang lebih berat.

Partikel magnet yang dikirim dalam jumlah dan kecepatan yang wajar, dapat ditepis oleh lapisan terluar Bumi.

Namun, dalam kurun waktu tertentu, solar wind bisa menjadi badai matahari yang besar.

Hal inilah yang kemudian akan menyebabkan adanya gangguan geomanetik di Bumi dan dapat berimbas pada infrastruktur jaringan internet.

Dari berbagai infrastruktur jaringan internet yang ada, kabel bawah laut menjadi infrastruktur yang paling terdampak bila badai matahari ekstrem ini terjadi.

Jyothi memprediksi badai matahari ekstrem juga bisa menyebabkan "kiamat internet", khususnya berdampak pada internet yang menggunakan infrastruktur kabel bawah laut yang menghubungkan antar negara bahkan antarbenua.

Sebab, infrastruktur kabel internet bawah laut ini dilengkapi dengan repeater, dengan jarak sekitar 30 hingga 90 mil (50 hingga 150 kilometer).

Repeater inilah yang rentan terhadap arus geomagnetik, yang kemungkinan terjadi selama badai matahari ekstrem.

Menurut penelitian Jyothi, bila ada satu repeater pada kabel bawah laut yang terganggu, maka ini akan memengaruhi lalu lintas koneksi internet.

Namun, menurut Jyothi, koneksi internet lokal dan regional sendiri cenderung berisiko rendah terganggu.

Karena biasanya koneksi internetnya ditransmisikan melalui kabel serat optik yang tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.

Menurut Jyothi, kiamat internet akibat badai matahari berpotensi mematikan ekonomi.

Baca juga: Ahli Peringatkan Kiamat Internet Bisa Terjadi Akibat Badai Matahari Mendatang

Fenomena alam yang bisa mematikan internet berbulan-bulan itu bisa mengakibatkan kerugian hingga 7 miliar dollar AS (setara Rp 99,720 triliun).

Ia pun mengimbau agar operator jaringan mengantisipasi ancaman serius ini dengan mengembangkan tes ketahanan infratruktur internet. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Galuh Putri Riyanto | Editor: Yudha Pratomo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi