Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Pandemi ke Endemi, Ini Roadmap Pemerintah Hidup Bersama Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Maridav
Ilustrasi masker.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh pihak mulai menyiapkan transisi dari masa pandemi ke endemi karena Covid-19 belum diketahui kapan akan hilang.

Hal itu disampaikan Jokowi saat meninjau vaksinasi di SLB Negeri 1 Yogyakarta, Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta, sebagaimana diberitakan Antara, Jumat (10/9/2021).

Presiden mengatakan, seluruh pihak perlu mulai belajar hidup berdampingan dengan Covid-19.

Menurut Presiden, itu penting agar masyarakat tidak memiliki euforia yang berlebihan dan tetap waspada terhadap bahaya Covid-19 yang setiap saat bisa menyerang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk terus berdisiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan Covid-19.

Paling utama menggunakan masker, serta protokol pencegahan lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.

Baca juga: Penjelasan TNI AU soal Video Viral Sebut Racun Disebar di Langit Jagakarsa

Roadmap hidup bersama Covid-19

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada 9 Agustus 2021, pernah menyampaikan road map atau peta jalan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Saat itu, kata Budi, Presiden memberikan arahan bahwa ke depan, kemungkinan besar virus ini akan hidup cukup lama bersama kita.

Sehingga, diperlukan road map untuk menyikapi bagaimana jika Covid-19 benar-benar hilang dalam waktu yang lama.

Kondisi seperti itu menuntut adanya pengaturan protokol kesehatan yang tidak hanya menekan terjadinya penularan Covid-19, tetapi juga memungkinkan masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa.

"Untuk itu, kami akan segera melakukan pilot project yang mengatur penerapan dari protokol-protokol kesehatan di enam aktivitas utama," kata Budi, seperti diberitakan Kompas.com (10/8/2021).

Mencakup sektor apa saja?

Enam aktivitas utama yang dimaksud Budi mencakup sejumlah sektor, antara lain:

  1. Perdagangan, baik modern maupun tradisional, seperti mal atau department store, atau juga perdagangan tradisional seperti pasar basah atau toko-toko kelontong
  2. Kantor dan kawasan industri
  3. Transportasi, baik darat, laut, dan udara
  4. Pariwisata, mencakup hotel, restoran, atau event
  5. Keagamaan, dan
  6. Pendidikan.

Mantan Wakil Menteri BUMN ini mengungkapkan, dari arahan Presiden, protokol kesehatan yang akan mendampingi masyarakat ke depan dipastikan bisa praktis.

Selain itu, juga akan berbasis digital atau teknologi informasi (IT), sehingga dapat mengamankan keberlangsungan hidup sehari-hari masyarakat.

Baca juga: Syarat Naik KRL Mulai Hari Ini: STRP Tak Berlaku, Diganti Sertifikat Vaksin

Aplikasi PeduliLindungi akan jadi penting

Sesuai arahan Presiden, Budi mengatakan, ke depan aplikasi PeduliLindungi akan menjadi sarana penting dalam menjalani kehidupan bersama Covid-19.

Sejumlah aktivitas, seperti masuk pusat perbelanjaan atau mal hingga menggunakan transportasi, nantinya akan memanfaatkan PeduliLindungi sebagai sarana screening.

Screening yang dimaksud mulai status vaksinasi Covid-19 dan status tes PCR yang dapat diketahui secara digital via platform tersebut.

"Kalau yang bersangkutan sudah divaksin mereka akan (diizinkan) masuk dan memperoleh protokol yang lebih longgar dibandingkan dengan yang belum vaksin," kata Budi.

Menurutnya, pemerintah terus menyempurnakan protokol kesehatan semacam itu guna mengatur jalannya sejumlah aktivitas utama.

Baca juga: Ahli Peringatkan Kiamat Internet Bisa Terjadi Akibat Badai Matahari Mendatang

Akui testing dan tracing masih lemah

Budi tak memungkiri, aspek testing dan tracing menjadi salah satu titik lemah dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.

Sehingga, selain road map untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, pemerintah juga akan terus menguatkan aspek tersebut dengan cara meningkatkan kapasitasnya.

"Ini (testing dan tracing) adalah salah satu kelemahan kita, yang sangat dibutuhkan ke depannya, kalau kita mau secara bertahap membuka aktivitas sehari-hari tanpa mengorbankan unsur keamanan," kata dia.

Menurut dia, saat ini tes spesimen telah di atas 200.000, sementara jumlah orang yang dites sekitar 150.000 per hari. Jauh lebih tinggi dari sebelum Hari Raya Idul Fitri lalu yang hanya puluhan ribu.

Namun, lanjut Budi, kapasitas testing itu akan terus ditingkatkan hingga mencapai setidaknya 300.000-400.000 orang dites per hari.

"Tracing kita lihat juga sudah banyak yang diperbaiki. Infrastrukturnya sudah diperbaiki, tracer-tracer-nya juga sudah disiapkan TNI dan Polri, tapi kita memperbaiki sistemnya, performance-nya juga agar misinya lebih mudah, dan kualitas data yang dimasukkan lebih baik," tutur dia.

Sehingga, dengan disusunnya road map hidup berdampingan dengan Covid-19 berupa peningkatan protokol kesehatan serta penguatan testing dan tracing, upaya itu diharapkan bisa mewujudkan keseimbangan antara perekonomian dengan kesehatan secara bertahap.

(Sumber: Antara News, Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi