Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiat Bertahan Saat Pandemi Pengusaha 'Guna-Guna' Snack Asal Surabaya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Pemilik usaha snack Guna Guna Snack menunjukkan produknya serta prestasi sebagai salah satu The big start Indonesia blibli.com 2018.
|
Editor: Artika Rachmi Farmita

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menghantam semua sektor usaha, tak terkecuali di bidang kuliner.

Namun bagi pengusaha snack alias kue kering asal Surabaya ini, pantang mengucapkan kata menyerah.

Adalah Achmad Bagus Nur Sandy, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menggeluti usaha produk makanan ringan oleh-oleh khas Kota Pahlawan.

Ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Jajar Tunggal Utara Surabaya, Jawa Timur, ia berbagi kisah bertahan saat pandemi.

Bagus memang tidak memiliki kios khusus untuk memajang produk makanan ringannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain menggunakan ruang tamu rumahnya dan lapak jual beli online, Bagus menitipkan produknya untuk dipajang ke sejumlah tempat seperti hotel dan rumah makan di Surabaya.

Ya, ruang tamu ia sulap bak etalase kelas atas hotel berbintang. Ia seolah tak ingin menghilangkan nuansa berbelanja secara fisik bagi siapapun yang mampir ke rumahnya, walau sebentar saja.

Sebab, pembeli biasanya sudah memesan melalui marketplace atau lapak jual beli online.

Baca juga: Awalnya Susah Cari Kerja, 3 Gadis di Banyuwangi Ini Buka Marketplace dan Jasa Kurir, Bantu Ekonomi Warga

Bertahan dihantam pandemi

Bagus tak memungkiri lesunya bisnis selama pandemi Covid-19. Sejak setahun terakhir, pemberlakuan PSBB dan PPKM memaksa Bagus menarik semua produk dari hotel dan restoran.

"Tahu sendiri kan Mas, saat pandemi semua hotel dan restoran sepi, daripada nanti produknya kedaluwarsa akhirnya saya tarik semua," ujar dia.

Ia tak bisa menghindari penurunan omzet secara drastis. Pandemi benar-benar menjadi ladang ujian bagi keluarga kecilnya.

"Omzet yang biasa Rp 20-Rp 30 juta per bulan turun menjadi Rp 3 juta per bulan, Rp 3 juta itu penghasilan kotor," kata bapak satu anak tersebut.

Hampir berputus asa, sampai Bagus terpikir untuk melepas usahanya dan kembali bekerja biasa untuk menopang penghasilan keluarga.

Bagus pun memutar otak. Dengan perhitungan matang namun berat hati, ia memutus ikatan kerja dua pegawainya yang selama ini membantu produksi.

"Sebenarnya saya kasihan, tapi bagaimana lagi, kondisinya seperti ini. Akhirnya semua proses produksi kami jalankan sendiri," tuturnya.

 

Andalkan kue kering bervariasi

Bagus mengembangkan usaha Guna Guna Snack sejak 2011 berawal dari resep keluarga sang istri, Francisca Fenny.

Keduanya berangkat dari ide usaha sederhana, yakni menyediakan produk makanan ringan oleh-oleh khas Surabaya dengan cita rasa prima dilengkapi unsur resep ala negeri kincir angin Belanda.

"Kami juga memasukkan unsur kekinian dalam produk kami dari sisi kemasan sehingga lebih menarik dan enak dibawa," tuturnya.

Baca juga: Resep Kue Sagon, Kue Kering Jadul yang Meleleh di Mulut

Mengangkat tagline "Mantra Snack", Bagus berharap para pembeli akan 'terkena guna-guna' setelah menikmati produknya.

Bak dimantrai hingga terus terbayang-bayang lezatnya, diharapkan siapapun bakal kembali usai membelinya.

Walau dihajar ujian bertubi-tubi, Bagus tak mau mengurangi kualitas kue keringnya. Ia mengandalkan varian produk agar pembeli tetap setia.

Untuk jenis snack kering ada empat varian yang diproduksi, yakni Semprit Keju Ovomalt, Schuimpjes, Almond Crispy, hingga Soes Kering Renyah.

Tak hanya kue kering, ia juga menawarkan beragam kue basah. Mulai Macaroni Schotel, Spiku Ovomalt/Nutella, Ontbijtkoek w/Lotus Biscoff, Proll Tape, Panada, Lumpia Macaroni hingga Misoa Goreng.

"Kalau produk snack kering stok ada banyak karena masa kedaluwarasa enam bulan, kalau snack basah harus pesan sehari sebelumnya," ujar Bagus.

 

Harapan pulih lewat lapak jual-beli online

Bagus menceritakan, ia dan sang istri memulai usaha dengan modal sendiri. Kala itu, modal patungan sebesar Rp 5 juta berasal gabungan tunjangan hari raya keduanya.

Untuk permodalan, Bagus memilih modal sendiri daripada mendapatkan kucuran dari bank. Ia memegang prinsip lebih baik meminjam keluarga tanpa bunga, tapi sanggup membayarnya tepat waktu.

"Daripada pinjam di bank dengan membayar bunga," ujarnya.

Selama 10 tahun menjalankan dan mengembangkan usahanya, Bagus mengaku mendapatkan layanan pembinaan dari sejumlah pihak seperti Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Surabaya hingga BUMN.

Dari pembinaan tersebut, Bagus mendapatkan banyak mendapatkan bantuan kemudahan pengurusan izin usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), hingga Nomor Induk Berusaha (NIB).

Untuk menjual stok produk yang ada, dia gencar memanfaatkan promosi online melalui media sosial hingga ke lapak-lapak jual beli online.

Baca juga: Kisah Bagus Membangun Guna Guna Snack hingga Pembeli Terkena Mantra Guna-guna

 

Beberapa waktu terakhir, semangat Bagus dan istrinya kembali bangkit setelah dia mendapatkan laporan surat elektronik bahwa ada 2.400 pencarian di Google yang mencari alamatnya.

Ditambah pada bulan-bulan sebelumnya, banyak kunjungan dari kelompok keluarga hingga rombongan tim basket yang langsung datang ke rumahnya untuk memborong produk makanan ringan.

Dari situ dia yakin bahwa promosi melalui lapak jual beli online dan media sosial sangat efektif. "Kami jadi terus mendalami ilmu digital marketing karena sangat membantu sekali," ucap dia.

Bagus belum memiliki keinginan membuka kios khusus. Menurut dia, dengan memanfaatkan lapak jual beli online dan media sosial, sangat cukup untuk memasarkan produk buatannya.

Tentu sembari terus berdoa agar pandemi segera usai.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: David Oliver Purba)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi