Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KSAU 2002-2005
Bergabung sejak: 25 Feb 2016

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Kebakaran Lapas dan Budaya Keselamatan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HANDOUT/STR
Suasana Blok C2 pascakebakaran di Lapas Dewasa Klas 1 Tangerang, Tangerang, Banten, Rabu (8/9/2021). Sebanyak 41 warga binaan tewas akibat kebakaran yang membakar Blok C 2 Lapas Dewasa Tangerang Klas 1 A pada pukul 01.45 WIB Rabu dini hari.
Editor: Ana Shofiana Syatiri

PADA tahun 1980-an, saya berkesempatan mengikuti pendidikan di Inggris. Pada minggu pertama, ada satu acara mengunjungi sebuah instalasi sipil di luar kota London. Gedung tempat tujuan kami itu adalah sebuah gedung tua yang direnovasi sedemikian rupa sehingga pada bagian dalamnya tidak terkesan sebagai sebuah gedung tua.

Acara pada hari itu sedianya akan dimulai pada pukul 10 pagi.Tiga puluh menit sebelum acara resmi dimulai, kami sudah berada di ruang tunggu lobi depan gedung itu. Tepat pukul 10.00, kami dikumpulkan pada satu ruangan untuk menerima penjelasan acara selama tiga hari di institusi tersebut.

Yang menarik adalah, kami menerima penjelasan dari guru atau dosen yang memberikan materi ajaran, bahwa agenda kami di hari itu akan dihentikan pada pukul 11.00, selama lebih kurang satu jam. Hal tersebut karena akan ada latihan simulasi kebakaran gedung.

Latihan ini adalah untuk melatih seluruh pengguna gedung, tentang apa yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran. Tidak sepenuhnya tentang apa yang harus dilakukan, akan tetapi lebih mengenai bagaimana harus melakukannya.

Ternyata prosedur tentang apa yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran sudah terpampang rapi pada setiap lantai gedung tersebut. Demikian pula kepada kami , walau berstatus sebagai tamu, harus menerima penjelasan terlebih dahulu tentang apa yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran. Demikianlah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat pukul 11.00, kami semua bersama sang dosen harus segera keluar gedung sesuai prosedur begitu mendengar alarm kebakaran di dalam gedung. Semua penghuni gedung terlihat sudah biasa melakukannya yaitu mengikuti jalur yang sudah ditentukan untuk bergerak keluar. Intinya adalah seluruh penghuni gedung sudah paham apa yang harus dilakukan apabila terjadi kebakaran.

Masih di luar negeri, pada sebuah hotel di kota kecil, saya pernah mengalami kejadian yang juga sangat menarik. Agak mendekati tengah malam, saya tiba-tiba dibangunkan oleh petugas hotel untuk segera keluar tanpa diperkenankan membawa apa apa.

Agak aneh dan dengan setengah bertanya-tanya, tentu saja kami semua mengikuti instruksi untuk keluar hotel. Tidak terlihat suasana panik, akan tetapi tampak orang orang keluar dengan pakaian bermacam-macam karena sudah menjelang tidur dengan wajah penuh tanda tanya.

Petugas hotel di koridor dan tangga, karena tidak diperkenankan menggunakan lift, membimbing para tamu dengan tenang dan ramah untuk keluar dengan segera. Semua tamu hotel dikumpulkan di ruang terbuka diseberang jalan.

Pemandangan yang agak lucu karena ada yang mengenakan piyama dan pakaian aneka ragam yang kerkesan seadanya. Sekitar lima menit kemudian, petugas hotel menjelaskan bahwa alarm kebakaran sudah berbunyi di salah satu lantai hotel, sehingga sesuai prosedur semua orang harus digiring keluar.

Agak beruntung, di kota kecil itu, hotel tempat kami tinggal hanya berlantai 5. Bayangkan kalau berlantau 25 harus turun dengan tangga. Hampir bersamaan, ketika Sang petugas hotel memberikan penjelasan, berdatanganlah mobil pemadam kebakaran dengan suara sirene yang meraung raung.

Saya sama sekali tidak melihat adanya asap lebih lebih api yang menyala dari tempat kami dikumpulkan. Di tengah malam yang cukup dingin itu, semua tamu hotel terpaksa harus menunggu lebih kurang dua jam sebelum diperkenankan untuk masuk hotel kembali.

Singkat kata, ternyata alarm kebakaran di salah satu lantai hotel telah berbunyi karena terjadi hubungan pendek dan bukan karena menerima signal adanya kebakaran.

Walau sejak awal petugas pemadam kebakaran kota sudah mengetahui dari hasil pemeriksaan bahwa alarm berbunyi karena sinyal yang salah, tetap saja, mereka harus melakukan prosedur standar apabila alarm kebakaran berbunyi. Prosedur standar itulah yang memakan waktu dua jam untuk melakukannya. Jadilah para tamu hotel “tersiksa” kedinginan di luar untuk menunggu petugas pemadam kebakaran melakukan kewajibannya.

Dari dua peristiwa itu , maka saya disadarkan tentang betapa budaya keselamatan sudah demikian mendarah daging ditanamkan pada wilayah untuk mencegah dibanding untuk mengatasi bila sudah terjadi.

Inilah salah satu kelemahan kita dalam menyikapi kemungkinan terjadinya kebakaran, sebuah budaya keselamatan yang lebih fokus pada tindakan mencegah dibanding upaya mengatasinya. Banyak lagi kelemahan kita dalam hal ini, terutama dalam menghadapi bahaya kebakaran.

Sudahkah tersedia alat pemadam kebakaran di rumah kita? Sudahkah tersedia alat pemadam kebakaran di dapur dan di garasi kita? Bila sudah ada, apakah telah dicheck masa berlakunya dan lain-lain.

Saya mengangkat ini dalam merespons terjadinya demikian banyak korban pada kebakaran lapas di Tanggerang beberapa hari yang lalu. Kita semua berduka, walau yang menjadi korban adalah para penghuni Lapas akan tetapi dalam hal ini kita tengah membicarakan tentang kemanusiaan. Kemanusiaan yang harus tetap dijunjung tinggi kita semua.

Semoga tidak terjadi lagi kebakaran gedung dengan demikian banyak korban yang berjatuhan. Amin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi