KOMPAS.com - Tanaman hias Monstera variegata tengah ramai diperbincangkan. Pasalnya, harga tanaman tersebut ada yang menyentuh angka ratusan juta rupiah, tepatnya Rp 225 juta.
Monstera variegata yang berharga ratusan juta rupiah itu dibeli oleh seorang kolektor tanaman hias asal Solo, Sri Hastuti (41).
Ia membelinya dari daerah lereng Gunung Lawu tepatnya di Dusun Mogol, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca juga: Bisa Laku Sampai Rp 225 Juta, Ini Tips Merawat Monstera Variegata
Pertanyaanya kemudian, mengapa harga tanaman hias bisa begitu mahal?
Sri Hastuti menuturkan, Monstera variegata yang dibelinya bisa mahal karena jenisnya termasuk langka. Karena itu ia rela membelinya dengan harga yang tidak murah.
Lebih lanjut ia menjelaskan,keistimewaan dari monstera adalah dapat mengeluarkan tongkol. Kemudian tanaman monstera yang masih kecil dengan memiliki dua sampai tiga daun harganya mencapai Rp 12 juta sampai Rp 15 juta per pohon.
"Jadi mahalnya (monstera) ada di situ. Carinya juga sulit," jelas Sri Hastuti.
Namun tidak hanya Monstera variegata, dalam kurun waktu satu tahun terakhir, tanaman hias menjadi sangat populer dan banyak di antaranya yang berharga fantastis.
Penjelasan ahli
Dikutip dari berita Kompas.com (26/8/2021), Ketua Laboratorium Pengelolaan Lanskap dari Jurusan Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hadi Susilo Arifin mengatakan bahwa tanaman hias yang populer bisa bersifat musiman saja.
"Jadi, kalau popularitas tanaman hias itu musiman, ya misalnya dulu sempat terkenal jenis tanaman anthorium, ada gelombang cinta, corong, dan lainnya, harganya pun mahal," ujar Hadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/8/2021).
Ia menjelaskan, salah satu faktor yang memengaruhi suatu jenis tanaman menjadi populer sehingga harganya naik adalah karena adanya influencer yang mempromosikannya.
Baca juga: Mengapa Tanaman Hias Harganya Bisa Begitu Mahal? Ini Kata Ahli
Menurutnya, ketika orang-orang melihat influencer memiliki tanaman jenis tertentu yang belum terkenal, dan dinilai bagus, maka masyarakat cenderung menirunya.
"Karena influencer memiliki tanaman, maka ia juga dapat mempromosikannya kepada masyarakat, hingga tanaman itu jadi populer," ujar Hadi.
"Ia (tanaman) jadi terkenal karena ada yang mempopulerkannya," lanjut dia.
Fenomena tokoh yang ditiru atau diikuti oleh banyak orang dan membuat barang menjadi memiliki nilai jual yang tinggi, juga dikenal dengan sebutan trendsetter.
Hadi mengatakan, adanya suatu tanaman yang menjadi populer itu bergantung pada trendsetter yang ahli dalam mempromosikan barang.
Oleh karena itu tidak mengherankan apabila tanaman hias jenis tertentu menjadi barang yang populer secara musiman saja.
"Pinter-pinternya trendsetter, karena dia bisa menangkap momentum ini, dia berpikir apakah orang-orang bakal tertarik atau tidak jika ia mengenalkan suatu produk atau barang tertentu," tutur Hadi.
Baca juga: Pegiat Tanaman Hias Ini Beberkan Kenapa Harga Monstera Variegata Mahal
Cermat melihat tren tanaman hias
Maka dari itu, masyarakat yang memang tengah tertarik memiliki atau hobi tanaman hias, harus lebih cermat dalam melihat tren yang berkembang.
Jika menemukan tanaman hias yang dihargai tinggi seperti ratusan juta atau bahkan miliaran, perlu untuk mempertimbangkan, apakah layak jika tanaman tersebut diberi harga yang tinggi.
Dan yang tidak kalah penting adalah masyarakat perlu paham bagaimana tanaman yang hendak dipeliharanya itu tumbuh dan apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak.
Selain itu, jika suatu jenis tanaman betul-betul disukai, Hadi mengatakan, ada juga orang-orang tertentu yang secara emosional dan bermain di kalangan tertentu juga.
Artinya, suatu tanaman itu dapat dipopulerkan di kalangan yang tertentu saja, hingga membuat orang lain ikut-ikutan untuk membeli dengan harga berapa pun.
"Ya orang yang ikut-ikutan ini harusnya berpikir jernih, karena tanaman itu bisa di-stek ya, dipotong, ditanam sudah tumbuh lagi," ujar Hadi.
"Sayangnya, banyak orang enggak paham, taunya terima, beli bagus, senang, mahal ya tidak mengapa," lanjut dia.
Hal ini lah yang menurutnya perlu dihindari agar kita dapat bijak dalam memilih dan membeli tanaman hias.
(Sumber:Kompas.com/Retia Kartika Dewi | Editor: Rendika Ferri Kurniawan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.