KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan sejumlah wilayah di Indonesia yang berpotensi mengalami hujan lebat dan gelombang tinggi hingga 20 September mendatang.
Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, dari prediksi BMKG menunjukkan sebanyak 14,6 persen dari total 342 zona musim (ZOM) di Indonesia akan mengawali musim hujan lebih awal.
Beberapa daerah yang akan mengalami hujan di September yaitu Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan.
Sedangkan 39,1 persen wilayah mengalami hujan di Oktober, seperti Sumatera bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Bali.
Adapun sebanyak 28,7 persen wilayah lainnya mengalami hujan pada November 2021, meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Baca juga: Suhu Dingin di Sejumlah Daerah di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG
Daftar daerah
Berikut daftar daerah yang berpotensi terjadi hujan lebat disertai kilat, petir, atau angin kencang periode 13-20 September 2021:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Bengkulu
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatra Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Analisis BMKG: Ini 3 Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia
Siaga cuaca ekstrem
Hary menambahkan, berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, empat provinsi di Jawa berpotensi mengalami cuaca ekstrem, yang kemungkinan dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan.
Berikut daerah berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada 13-15 September 2021:
1. Banten
2. DKI Jakarta
3. Jawa Barat
4. Jawa Timur
Baca juga: Gelombang Rossby Sebabkan Jatim Kerap Hujan meski Kemarau
Gelombang tinggi
Sementara itu, berikut area perairan dengan gelombang tinggi (2,5-4 meter):
- Perairan utara Pulau Sabang
- Perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias
- Perairan Kepulauan Natuna
- Laut Natuna
- Selat Bali-Lombok-Alas-Selat Sape bagian selatan
- Selat Sumba bagian barat
- Perairan Pulau Sumba
- Laut Sawu
- Perairan Kupang-Pulau Rotte
- Samudra Hindia selatan NTT
- Perairan selatan Kepulauan Tanimbar
- Perairan selatan Kepulauan Kei-Aru
- Laut Arafuru
Adapun area perairan dengan gelombang sangat tinggi (4-6 meter) sebagai berikut:
- Perairan barat Mentawai
- Perairan Enggano-Bengkulu
- Perairan barat Lampung
- Selat Sunda bagian barat dan selatan
- Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa
- Samudra Hindia barat Mentawai hingga selatan NTB.
Baca juga: Banten, DKI, Jabar, Jatim Siaga Cuaca Ekstrem, Berpotensi Banjir hingga Tanah Longsor
Prediksi awan cumulonimbus (CB)
Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama tujuh hari kedepan diprediksi terjadi di daerah berikut:
- Sebagian Aceh
- Sebagian Sumatera Utara
- Sebagian Laut Natuna
- Perairan Barat Sumatera Barat sampai Bengkulu
- Sebagian Sumatera Barat
- Sebagian Bengkulu
- Pesisir Barat Lampung
- Sumatera Selatan
- Sebagian Lampung
- Sebagian Kepulauan Bangka Belitung
- Laut Jawa
- Samudera Hindia selatan Jawa bagian barat
- Sebagian Banten
- Sebagian Jawa Barat
- Sebagian Jawa Tengah
- Sebagian Jawa Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Sebagian Kalimantan Timur
- Selat Makassar
- Sulawesi Barat
- Sebagian Sulawesi Tengah
- Sebagian Gorontalo
- Sebagian Sulawesi Utara
- Sebagian Laut Maluku
- Maluku Utara
- Sebagian Maluku
- Laut Halmahera
- Sebagian Laut Banda
- Papua Barat
- Papua
- Samudra Pasifik Utara Papua
Baca juga: Aturan dan Syarat Pembukaan Bioskop di Daerah PPKM Level 3 dan 2
Potensi cuaca
Hary menyampaikan, fenomena madden julian oscillation (MJO), gelombang Rossby ekuatorial, dan gelombang Kelvin terpantau aktif di wilayah Indonesia seminggu ke depan.
MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin merupakan fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya.
“Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian,” kata Hary.
Sebaliknya, lanjut dia, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.
Saat gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia, dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Baca juga: BMKG Perkirakan Adanya Potensi Hujan Lebat di 27 Provinsi Selama 13-20 September 2021
Selain itu, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.
“Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan,” papar Hary.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.