Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Varian Mu Terdeteksi di 48 Negara, Bagaimana di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lightspring
Ilustrasi varian Mu masuk dalam daftar Variant of Interest WHO. Varian Mu berasal dari Kolombia, dan varian virus corona baru ini teridentifikasi pertama kali pada Januari 2021.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mutasi virus corona SARS-CoV-2 varian Mu dilaporkan telah terdeteksi di 48 negara, bagaimana dengan Indonesia? 

Covid-19 varian Mu (B.1.621) yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia, telah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 30 Agustus 2021.

WHO telah menambahkan varian ini ke daftar Variant of Interest (VOI).

Baca juga: WHO Pantau Varian Mu Covid-19, Apakah Sudah Terdeteksi di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter varian Mu

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers 7 September 2021 mengatakan bahwa ada indikasi karakteristik Mu lebih ganas dibanding Delta. Namun masih perlu penelitian lebih lanjut.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan bahwa hingga saat ini Covid-19 varian Mu belum terdeteksi di Indonesia.

"Belum (terdeteksi)," kata Nadia pada Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Nadia juga mengatakan bahwa varian Mu terdeteksi di 48 negara. Daftar negara yang telah melaporkan kasus varian MU dapat dilihat di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

GISAID adalah bank data yang saat ini mencatat data genom virus influenza termasuk virus corona SARS-CoV-2.

Baca juga: Viral, Video Puluhan Monyet Geruduk Pemukiman Warga di Kalsel, Ini Ceritanya

 

Daftar negara yang laporkan varian Mu

Hingga hari ini, Rabu (15/9/2021), varian Mu telah terdeteksi di 48 negara menurut laporan GISAID, lembaga bank data yang menjadi acuan untuk data genom virus SARS-CoV-2.

Berikut ini daftar negara yang telah mendeteksi Varian Mu:

  1. Chili
  2. Spanyol
  3. Amerika Serikat
  4. Belgia
  5. Meksiko
  6. Aruba
  7. Kolombia
  8. Perancis
  9. Inggris
  10. Kosta Rika
  11. Ekuador
  12. Brasil
  13. Swiss
  14. Peru
  15. Denmark
  16. Kanada
  17. Curacao
  18. Sint Maarten
  19. Bonaire
  20. Italia
  21. Portugal
  22. Belanda
  23. Haiti
  24. Polandia
  25. Jerman
  26. Swedia
  27. Romania
  28. Gibraltar
  29. Guatemala
  30. Cayman Islands
  31. Irlandia
  32. Jepang
  33. Israel
  34. Korea Selatan
  35. Venezuela
  36. Barbados
  37. British Virgin Islands
  38. Republik Dominica
  39. Turks and Caicos Islands
  40. Turki
  41. Finlandia
  42. Luksemburg
  43. Republik Ceko
  44. China
  45. Austria
  46. Slovakia
  47. Malta
  48. Liechtenstein

Baca juga: Dokter UGM Jelaskan Beda Corona Varian Delta dan Varian Mu

Antisipasi varian Mu

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Selasa (14/9/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian Mu dapat menurunkan efektivitas dari vaksin seperti Varian Lambda.

"Kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas atau sistem kekebalan dari tubuh kita sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun terhadap kedua varian ini," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

Dia mengungkapkan kini pemerintah tengah mengamati tiga varian baru Covid-19 agar tidak masuk ke wilayah Indonesia.

"Sebagai antisipasi, kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. Pertama adalah varian Lambda, kedua varian Mu, dan yang ketiga adalah varian C.1.2," ujar Budi.

Baca juga: Sertifikat Vaksin Luar Negeri Bisa untuk Syarat Masuki Fasilitas Umum

Mengutip Antara, 8 September 2021, Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi, menyatakan bahwa varian Delta memiliki level di atas varian Mu.

Meski begitu, varian Mu tetap perlu diwaspadari karena diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

"Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut," kata Gunadi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi