Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan agar Varian Corona Mu, Lambda, dan C.1.2 Tak Masuk Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Orpheus FX
Ilustrasi varian Delta.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 tergolong mudah bermutasi sejak pertama kali diketahui muncul di Wuhan, China pada Desember 2019.

Saat ini muncul beragam varian atau mutasi dari Covid-19, termasuk Alpha, Beta, Gamma serta yang terbaru Delta yang sempat menjadi faktor lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu.

Selain sejumlah varian tersebut, pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian pada tiga varian baru yang belakangan muncul, yaitu Lambda, Mu, dan C.1.2.

Pemerintah perlu melakukan upaya agar ketiga varian tersebut tidak masuk dan menyebar di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Benarkah Varian Corona Mu Tak Lebih Ganas dari Delta? Ini Kata Eijkman

Lantas, upaya apa saja yang harus dilakukan?

Penjelasan epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan ataupun masuknya varian baru corona di Indonesia hanyalah perkara waktu.

Namun dengan catatan, situasi pandemi belum terkendali, kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) belum adekuat atau memadai.

Padahal, Dicky mengungkapkan, hingga saat ini situasi tersebut masih terjadi di Indonesia.

"Ini semua masih terjadi, walaupun saat ini sudah terjadi perbaikan secara umum, namun berbicara Indonesia itu sangat kompleks," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021).

"Karena kita memiliki banyak pulau terluar, banyak daerah terpencil, dan variasi kualitas intervensi dari setiap kabupaten/kota dalam melakukan 3T, 5M, dan vaksinasi," tambahnya.

Baca juga: Penjelasan Eijkman soal Varian Corona Mu yang Disebutkan Lebih Ganas dari Delta

Apa yang harus dilakukan?

Menurut Dicky, luasanya pintu masuk ke Indonesia baik dari darat, laut, dan udara juga menjadi tantangan lainnya.

"Oleh karena itu, keberadaan varian seperti Mu, Lambda, dan C 1.2, itu kita tidak perlu kaget kalau itu sudah masuk Indonesia," kata dia.

Namun, ia mengingatkan, yang jauh lebih penting adalah bagaimana upaya pemerintah untuk meresponsnya.

Menurutnya, strategi yang perlu dilakukan sama, yakni perkuat testing, tracing, dan treatment, protokol kesehatan 5M, serta vaksinasi.

"Dan juga penguatan pembatasan, terus seperti itu dan tidak boleh abai, dan pekerjaan besar untuk menjaga stabilitas atau terkendalinya pandemi pada level test positivity rate yang jauh di bawah 5 persen dan faktor lainnya itu bukian perkara yang cukup dilakukan beberapa saat, tapi harus terus menerus hingga pandemi dicabut statusnya," tutur Dicky.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Luar Negeri, Bagaimana Cara Verifikasi di PeduliLindungi?

Memperkuat pintu masuk negara

Pemerintah memutuskan untuk memperkuat seluruh pintu masuk negara agar varian Lambda, Mu dan C.1.2 tak masuk Indonesia.

Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebagaimana diberitakan Kontan, Selasa (14/9/2021).

Upaya tersebut dilakukan dengan melengkapi dan memperkaya tahap proses karantina bagi mereka yang akan masuk ke Indonesia melalui jalur udara, darat dan laut.

Budi menjelaskan, varian Lambda pertama ditemukan di Peru pada Desember 2020 dan sekarang sudah tersebar di 42 negara. Sedangkan varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia Januari 2021 dan sudah tersebar di 49 negara.

Tiga varian tersebut saat ini sedang dalam penelitian terkait perilaku, laju penularan hingga seberapa besar varian tersebut dapat menghindar dari antibodi yang terbentuk secara natural maupun vaksinasi.

Baca juga: Disebut Lebih Ganas dari Varian Delta, seperti Apa Karakteristik Varian Mu?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi