Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tips Menanam Cabai agar Berbuah Lebat

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/KHAN3145
Ilustrasi tanaman cabai, menanam cabai.
|
Editor: Maulana Ramadhan

KOMPAS.com - Menanam cabai bisa menjadi pilihan bagi kamu yang hobi bercocok tanam. Salah satu keuntungan menanam cabai ialah bisa menghemat pengeluaran terlebih jika kamu adalah seorang penyuka pedas.

Tak perlu khawatir soal lahan. Cabai bisa ditanam di pekarangan rumah, dengan pot maupun polybag. Untuk menanam cabai di rumah, ada sejumlah tips yang dapat kamu ikuti agar tumbuhan pedas yang satu ini bisa cepat berbuah.

Hanya saja perlu diingat bahwa menanam cabai itu termasuk gampang-gampang sulit, karena itu perlu ketelitian dan kesabaran.

Kadang, tanaman cabai mungkin bisa hidup, namun buahnya sangat jarang bahkan terbilang sedikit.

Dilansir dari berita Kompas.com (2/9/2021), berikut ini tips menanam cabai agar berbuah lebat dan cepat:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tips Menanam Cabai agar Berbuah Lebat dan Cepat

1. Siapkan media semai menanam cabai

Sebelum mulai menanam cabai, yang pertama perlu kamu lakukan adalah menyiapkan media untuk menyemai benih cabai.

Media yang dianjurkan untuk penyemaian adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1. Untuk mencegah serangan penyakit, media semai terlebih dahulu disterilisasi.

Caranya yakni dengan mengukus media atau dengan menjemur di panas matahari. Kemudian didinginkan, dimasukkan ke dalam wadah penyemaian, lalu disiram.

Untuk wadahnya, kamu bisa menggunakan polybag kecil, kantung plastik, gelas plastik yang diberi lubang, atau membeli tray semai yang ada di pasaran.

Jika menginginkan yang lebih ekonomis, kamu juga bisa menggunakan kotak telur yang biasa kamu dapatkan saat membeli telur di pasar.

2. Siapkan benih untuk menanam cabai

Kemudian yang kedua adalah menyiapkan benih. Untuk benih, kamu bisa menggunakan cabai yang memiliki kualitas baik dengan buah yang penuh, padar dan matang.

Caranya yakni sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku, sekitar 45-50 derajat celsius selama satu jam. Pilih benih yang mengendap di bawah. Cara ini juga dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan benih.

Sementara agar tanaman terhindar dari serangan jamur, benih sebaiknya juga direndam dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama satu minggu.

Setelah itu benih ditiriskan dan dikering anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket di tangan saat proses penyemaian.

3. Penyemaian dalam menanam cabai

Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah diisi media semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara di ayak.

Untuk mempertahankan kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik atau goni atau daun pisang.

Selama proses samai, lakukan penyiraman dengan sistem semprot agar benih tak terlalu banyak terkena air.

Setelah 5-7 hari, saat benih mulai bertumbuh, bukalah penutup persmaian dan segera jemur di bawah sinar matahari dengan penghalang seperti paranet, atau plastik anti UV.

Setelah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai, bibit dapat dipindahkan ke dalam pot atau polybag besar.

Baca juga: Mengatasi Daun Tanaman Cabai yang Menguning karena Kurang Unsur Hara

4. Media tanam dan penanaman cabai

Untuk kamu yang menggunakan pot atau polybag, kamu bisa mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.

Jika tanah terlalu padat, kamu bisa menambahkan sekam bakar dengan perbandingan antara tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam bakar, 3:2:1.

Ukuran pot atau polybag besar yang dianjurkan adalah 40x50 cm. Penanaman atau pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit mempunyai waktu yang cukup untuk beradaptasi pada malam hari.

Bibit yang ditanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 lembar. Sebelum bibit ditanam atau dipindahkan, terlebih dahulu disiram dengan air sampai medianya jenuh.

Selanjutnya bibit dikeluarkan dari wadah pembibitan dengan hati-hati dan ditanam pada pot/polybag besar. Media dijaga agar tidak pecah.

5. Pemeliharaan tanaman cabai

Dalam menanam cabai, pemeliharaan menjadi salah satu kunci keberhasilan. Pemeliharaan di antaranya penyiraman, penyiangan, dan pemupukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari jika tidak ada hujan. Kemudian penyiangan dilakukan sekali 2 minggu dengan cara membuang rumput-rumput liar yang ada di dalam dan di sekitar pot atau polybag.

Jika tunas samping serta sebagian daun sudah tumbuh sampai dengan ketinggian 15-25 cm dari permukaan tanah segera dipangkas.

Pemangkasan bertujuan untuk menghindari percikan air penyiraman yang menempel pada bagian tanaman, batang menjadi kokoh dan kuat, pertumbuhan bagian atas tanaman lebih sempurna, dan sirkulasi udara lebih baik.

Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin menggunakan bahan yang kuat, seperti kayu, bambu atau bahan lainnya. Ajir akan berfungsi sebagai penyanggah tanaman.

Baca juga: 4 Langkah Mudah Menanam Cabai di Pot dan Wadah Bekas

6. Pemupukan tanaman cabai

Pupuk kimia diberikan setelah tanaman berumur 1 bulan. Pupuk yang diberikan adalah NPK. Untuk membuat penyiraman, setiap pot atau polybag harus disiram dengan larutan pupuk kurang lebih 200ml, setiap satu kali dalam 10 hari.

Sebagai pupuk tambahan dapat juga diberikan air cucian beras, air cucian daging atau ikan, pupuk cair (urine ternak), dan pupuk nabati seperti daun Titonia.

Caranya yakni saringlah terlebih dahulu air cucian beras atau air cucian daging dan ikan sebelum digunakan. Sedangkan urine ternak yang digunakan adalah yang sudah difermentasi dan banyak dijual di pasaran.

7. Mengendalikan hama di tanaman cabai

Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau.

Penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah antraknos, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun serkospora dan rebah kecambah.

Karena itu, kamu perlu melakukan pengendalian hama agar kondisi tanaman cabai tidak terganggu hama dan penyakit.

Caranya bisa dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.

Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya.

Selanjutnya semprotkan pestisida dan nabati atau biopestisida yakni petisida alami seperti minyak serai wangi dengan dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen.

Baca juga: Tips Jitu Menanam Cabai di Musim Hujan

8. Panen dan pasca panen tanaman cabai

Panen cabai rawit dilakukan saat berumur sekitar 80-90 hari setelah tanam (HST), tergantung pada varietas dan ketinggian tempat tumbuh.

Panen sebaiknya dilakukan pada cuaca cerah. Cabai rawit bisa dipanen setiap seminggu sekali. Jika budidaya dilakukan dengan benar, cabai rawit mampu berproduksi hingga dua sampai tiga tahun.

(Sumber:Kompas.com/Dian Reinis Kumampung | Editor: Dian Reinis Kumampung)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi