Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Anak Lebih Kebal terhadap Covid-19? Begini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi Covid-19 pada anak
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Munculnya virus Corona varian Delta membuat banyak orang menjadi lebih khawatir. Pasalnya, varian baru ini disebut dapat menyebar lebih cepat dan mengancam semua kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Akan tetapi, sistem kekebalan tubuh pada anak terhadap Covid-19 jauh lebih baik dibandingkan kelompok usia lainnya.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (13/9/2021), rumah sakit anak di seluruh New York, Amerika Serikat, harus berjibaku saat melawan pandemi Covid-19 pada awal tahun lalu.

Penyebabnya, banyak rumah sakit anak di kota itu justru merawat orang dewasa yang terinfeksi Covid-19, sedangkan rumah sakit umum telah lebih dulu dipenuhi pasien Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Nature melalui KOMPAS.com, data yang dikumpulkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dari rumah sakit di seluruh Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasien rawat inap akibat infeksi Covid-19 di bawah usia 18 tahun berjumlah kurang dari dua persen.

Selama Maret 2020 hingga Agustus 2021, total pasien anak yang dirawat inap akibat Covid-19 sebanyak 3.649. Sekitar 420 anak dari jumlah tersebut meninggal dunia akibat infeksi virus Corona.

Baca juga: Panduan Olahraga di Rumah untuk Orang Tanpa Gejala Covid-19

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat dan negara lain di dunia masih didominasi oleh orang dewasa.

Meski begitu, para ahli imunologi tidak terkejut dengan fenomena yang membuktikan bahwa sistem kekebalan anak lebih baik dalam melawan Covid-19.

Orang dewasa memang telah memiliki pengalaman dalam berhadapan dengan virus lain. Kelompok usia ini mungkin pernah terinfeksi atau bahkan divaksinasi sebelumnya.

Oleh sebab itu, sistem kekebalan tubuh orang dewasa telah terlatih menghadapi patogen yang tampak serupa.

Akan tetapi, virus SARS-CoV-2 adalah penyakit baru dan mulai memiliki kedudukan yang sama dengan patogen lain.

Baca juga: Apa yang Berubah dalam Hidup Kita jika Covid-19 Jadi Endemi?

Menurut ahli imunologi dan genetika di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, New York City, Dusan Bogunovic mengatakan, anak-anak dinilai jauh lebih baik dalam menghadapi dan mengendalikan infeksi virus Corona.

"Kami selalu menganggap anak-anak sebagai pabrik kuman, tapi bukan karena sistem kekebalan mereka tidak efektif, mereka hanya tidak berpengalaman," kata Dusan.

Lantas, Kenapa sistem kekebalan anak diklaim lebih baik dalam menghadapi Covid-19?

Penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak lebih baik dalam melawan Covid-19 karena respons imun atau sistem kekebalan bawaan, yakni reaksi tubuh yang cepat terhadap patogen.

Dokter penyakit menular pediatrik sekaligus Kepala Laboratorium Virologi di Albert Einstein College of Medicine, Betsy Herold mengatakan, anak-anak memiliki respons kekebalan bawaan yang "bersemangat dan selalu siap".

Akan tetapi, Herold menambahkan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan hipotesis itu. Ditambah lagi, penularan varian Delta yang semakin luas membuat kebutuhan terhadap penelitian itu kian mendesak.

Baca juga: Pemerintah Bersiap Ubah Status Pandemi ke Endemi Covid-19, Apa Artinya?

Apalagi saat ini berdasarkan laporan terbaru, anak-anak di AS dan beberapa negara lain mulai rentan terhadap infeksi Covid-19 dan risiko rawat inap.

Meski demikian, saat ini belum ada penelitian yang cukup untuk membuktikan bahwa anak-anak lebih rentan terinfeksi Covid-19 varian Delta dibandingkan varian virus Corona sebelumnya.

"Kami belum memperhatikan perbedaan usia terkait respons imun, karena sebelumnya tidak memiliki implikasi klinis yang besar. Covid-19 menyoroti bahwa kita perlu lebih memahami perbedaan ini," ujar Lael Yonker, ahli paru anak di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston.

Kekebalan bawaan pada anak

Herold dan timnya mulai meneliti respons imun anak-anak. Herold pun mencoba mengukur sistem kekebalan bawaan pada anak secara langsung.

Dalam studinya tersebut, Herold mengambil swab hidung dan tenggorokan dari orang-orang yang mendapat perawatan di IGD, termasuk 12 anak yang terinfeksi Covid-19 ringan serta 27 orang dewasa.

Hasil analisis terhadap sampel Covid-19 itu menunjukkan bahwa anak-anak memiliki tingkat protein yang lebih tinggi, seperti interferon dan interleukin, serta ekspresi gen yang mengode protein tersebut lebih tinggi.

Baca juga: Vaksin Lengkap Bisa Kurangi Risiko Long Covid-19, Ini Penjelasannya

"Salah satu kategori sel kekebalan yang dapat memainkan peran penting pada anak adalah sel limfoid bawaan yang dapat mendeteksi kerusakan jaringan dan mengeluarkan protein yang membantu mengatur respons imun bawaan," ujar Yonker.

Studi Yonker dan timnya menemukan bahwa jumlah sel limfoid bawaan dalam darah orang yang tidak memiliki Covid-19 menurun seiring bertambahnya usia dan lebih rendah lagi pada pria.

Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak yang baru terinfeksi SARS-CoV-2 juga memiliki tingkat neutrofil aktif yang lebih tinggi. Sel ini berada di garis depan dalam menanggapi patogen yang tidak dikenal.

Ahli imunologi di Murdoch Children's Research Institute (MCRI), Melbourne, Melanie Neeland menjelaskan, neutrofil menelan partikel virus sebelum bereplikasi.

Sel epitel pada anak menyatu dengan reseptor, sehingga dapat mengenali molekul yang biasa ditemukan pada patogen.

Baca juga: Daftar Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia dan Efikasinya

Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak memiliki ekspresi gen yang lebih tinggi secara signifikan dalam mengode MDA5, reseptor yang dapat mengenali SARS-CoV-2, ketimbang orang dewasa.

Sel ini akan segera memicu produksi interfon setelah menemukan adanya virus yang menyusup ke dalam tubuh..

"Bagi kita orang dewasa, dibutuhkan dua hari untuk meningkatkan sistem pertahanan virus ke tingkat yang sama dengan milik anak-anak pada hari pertama," ujar ilmuwan genomik komputasi di Institut Kesehatan Berlin, Roland Eils.

"Ini adalah jeda waktu yang membuat perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa," imbuhnya.

Herold pun mengungkapkan bahwa hampir semua virus telah mengembangkan cara untuk menghindari sistem kekebalan bawaan, tak terkecuali SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

"Saat ini, anak-anak masih menang dengan kekebalan bawaan mereka, tapi hingga berapa lama lagi? Kami tidak tahu," pungkasnya.

(Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Sumber: KOMPAS.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi