Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Burung Pipit Mati di Bali dan Cirebon, Apa yang Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar Instagram @balibroadcast
Ribuan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah viral di media sosial, Kamis (9/9/2021).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Publik baru-baru ini dihebohkan dengan adanya kejadian matinya sejumlah koloni burung pipit di dua tempat yang berbeda, yakni Bali dan Cirebon, Jawa Barat.

Kematian burung pipit ini menarik perhatian publik mengingat jumlah burung yang mati tak hanya satu-dua, namun burung yang mati tersebut mencapai ratusan bahkan ribuan.

Kematian burung pipit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun sejumlah pemeriksaan oleh pihak berwenang telah dilakukan.

Baca juga: Mengenal Burung Pipit yang Banyak Mati Mendadak di Cirebon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut kejadian matinya burung pipit di dua tempat berbeda yang terjadi belakangan ini.

1. Bali

Kematian ribuan burung pipit di Bali terjadi pada Kamis (9/9/2021).

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Sabtu (18/9/2021), Sutika, seorang warga setempat menceritakan saat-saat ia menyaksikan ribuan burung pipit berjatuhan di tanah kemudian mati.

Burung-burung pipit tersebut berjatuhan dan mati di pekuburan Banjar Sema Pring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Menurutnya, sebelum burung-burung pipit tersebut mati, selama lima hari belakangan kawanan burung tersebut bertengger di pohon asam perkuburan itu.

Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?

Kematian burung pipit bukan karena penyakit infeksius

Bahkan setelah banyak yang mati, masih banyak kawanan burung pipit yang tetap datang ke pohon asam tersebut.

"Sekarang banyak lagi burung di sana padahal sudah banyak yang mati, dari mana itu datangnya, masih banyak," tuturnya heran.

Terkait dengan fenomena ini, Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto mengatakan, hal semacam ini baru pertama kali terjadi di wilayahnya.

Sementara, Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar yang terjun ke lokasi untuk melakukan uji laboratorium memastikan, kematian burung-burung pipit tersebut bukan karena penyakit infeksius.

Baca juga: Flu Burung Mewabah di Beberapa Negara, Bagaimana Pencegahannya?

Dari hasil PCR untuk Newcastle Disease (ND) burung tersebut negatif flu burung.

"Artinya kematian itu tidak disebabkan oleh mikroorganisme," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar Made Santiarka, Jumat (17/9/2021).

Menurutnya matinya burung-burung tersebut diduga kuat karena tak kuat melawan hujan asam.

"Kayak kita berenang terlalu banyak air, kita kan jadi sulit bernapas karena kekurangan O2. Karena hujan lebat dia kan, terguyur air banyak sekali," katanya

Selain itu, dugaan lain, burung-burung tersebut mati karena makan-makanan beracun.

Baca juga: Heboh Video Burung Mirip Kayu, Burung Apa Itu? Simak Penjelasan LIPI

2. Cirebon

Kejadian matinya kawanan burung pipit juga terjadi di Cirebon, Jawa Barat.

Ratusan burung pipit tersebut ditemukan mati mendadak di dalam lingkungan Kantor Pemerintah Kota Cirebon pada Selasa (14/9/2021).

Setidaknya 500 burung pipit pingsan dan mati di bawah pohon manga dan sawo kecik di depan Balai Kota Cirebon.

Kejadian tersebut awalnya diketahui oleh sejumlah petugas kebersihan Pemkot Cirebon.

Mereka kaget saat ratusan burung mati dengan bulu-bulu yang basah.

Baca juga: Mengenal Kolibri, Satu-satunya Burung yang Bisa Terbang Mundur

Habitat burung pipit

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Ammy Nurwati mengatakan, penyebab kematian burung pipit di Cirebon tersebut diduga karena perubahan cuaca yang cukup ekstrem.

"Di sekitar Kota Cirebon sudah mulai memasuki musim penghujan dan dalam tiga hari ini Kota Cirebon turun hujan. Terakhir pada malam kejadian sampai sore hari, Cirebon sedang diguyur hujan cukup besar," ucap Ammy dikutip dari Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Ammy menilai, sifat habitat burung pipit lebih suka dengan cuaca hangat dan rentan dengan cuaca yang terlalu dingin.

Baca juga: Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?

Akan tetapi, hasil yang lebih akurat terkait fenomena tersebut saat ini masih menunggu dari Balai Veteriner Subang untuk pemeriksaan laboratorium.

"Saya berharap hasil lab-nya segera keluar. (Fenomena) ini pertama kalinya terjadi di Cirebon," kata dia.

Masih dari sumber yang sama, 14 September 2021, Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Pertaniaan, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon telah mengambil sampel air liur sejumlah burung pipit yang mati tersebut dengan cara swab.

"Itu tadi swab kloaka di bagian mulut. Nanti ujinya sejenis PCR untuk mengetahui hasilnya. Untuk pengujiannya di Cirebon belum bisa, maka akan dibawa ke Bandung," ujar veteriner DKPP Kota Cirebon Tri Angka.

 Baca juga: Ramai soal Burung Kacer, Berikut Aturan Hewan Peliharaan Masuk ke dalam Pesawat

(Sumber: Kompas.com/Muhamad Syahri Romdhon | Editor I Kadek Wira Aditya, Pythag Kurniati, David Oliver Purba)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi