Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 3 Varian Virus Corona Asli Indonesia, Apakah Berbahaya? Ini Kata Kemenkes dan Eijkman

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Imilian
Ilustrasi varian virus corona, WHO memberikan klasifikasi varian-varian virus corona penyebab Covid-19 yang terbagi atas Variant of Concern (VOC) dan Variant of Interest (VOI).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Berbagian varian baru virus corona terdeteksi, sejak pertama kali SARS-CoV-2 menyebar di seluruh dunia pada akhir 2019. 

Varian terbaru yang menjadi perhatian dunia adalah varian Mu yang pertama kali terdeteksi di Kolombia.

Apakah Indonesia juga memiliki varian asli Indonesia?

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi membenarkan ada varian virus corona asli Indonesia.

Namun, varian asli Indonesia itu masih dikategorikan sebagai alert for further monitoring.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ada (varian asli Indonesia), yang masih dikategorikan varian alert for further monitoring," kata Nadia kepada Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Nadia menyebutkan, nama varian asli Indonesia itu adalah B.1466.2. Saat ini, ada 1.732 kasus yang ditemukan dengan varian itu.

Baca juga: Update Corona 17 September: Long Covid-19 Varian Delta Tak Pengaruhi Anak-anak

Menurut Nadia, varian tersebut sudah dideteksi sejak lama, yakni November 2020. Akan tetapi, baru masuk alert WHO pada April 2021.

Dia menjelaskan, varian itu dikategorikan alert for further monitoring oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karena jumlahnya banyak di Indonesia.

"Kewaspadaan, karena jumlahnya banyak di Indonesia tapi belum menyebar ke negara lain. Jadi lokal," kata Nadia.

Seperti apa gejala terinfeksi varian ini? Nadia mengatakan, gejalanya relatif sama dengan varian lainnya. 

Dihubungi terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menjelaskan yang sama.

Varian asli Indonesia memang ada, akan tetapi tidak masuk kategori WHO Variant of Interest (VOI) maupun Variant of Concern (VOC).

"Sejauh ini tidak masuk VOI maupun VOC," kata Amin saat dihubungi secara terpisah, Jumat (17/9/2021).

Amin menyebutkan, nama varian asli Indonesia adalah B.1.466.2, B.1.470, dan B.1.459.

Variants of Interest (VOI)

Melansir laman WHO, Variants of Interest (VOI) adalah varian SARS-CoV-2:

  • Dengan perubahan genetik yang diperkirakan atau diketahui mempengaruhi karakteristik virus seperti penularan, keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, pelepasan diagnostik atau terapeutik; DAN
  • Diidentifikasi sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster Covid-19 di banyak negara dengan prevalensi relatif yang meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah kasus dari waktu ke waktu. Atau, dampak epidemiologis nyata lainnya yang menunjukkan risiko yang muncul terhadap kesehatan masyarakat global.

Varian yang termasuk dalam kategori ini adalah varian Eta, Iota, Kappa, Lambda, dan Mu.

Variants of Concern (VoC)

Sementara itu, Variants of Concern (VOC) adalah varian SARS-CoV-2 yang telah terbukti terkait dengan satu atau lebih perubahan berikut pada tingkat signifikansi kesehatan masyarakat global:

  • Peningkatan penularan atau perubahan yang merugikan dalam epidemiologi Covid-19; ATAU
  • Peningkatan virulensi atau perubahan presentasi penyakit klinis; ATAU
  • Penurunan efektivitas kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik yang tersedia, vaksin, terapi.

Varian yang termasuk VoC, yaitu varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Alerts for Further Monitoring

Kategori berikutnya adalah Alerts for Further Monitoring. Salah satunya adalah varian B.1.466.2 yang terdeteksi pertama kali di Indonesia.

Varian yang dikategorikan  Alerts for Further Monitoring adalah varian SARS-CoV-2 dengan perubahan genetik yang diduga memengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi.

Indikasinya, dapat menimbulkan risiko di masa depan, tetapi bukti dampak fenotipik atau epidemiologis saat ini tidak jelas.

Oleh karena itu, memerlukan pemantauan yang ditingkatkan dan penilaian ulang sambil menunggu bukti baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi