Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Jokowi, Keengganan Ooredoo Grup, dan Merger Indosat-Tri...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto
Ilustrasi merger Indosat dan Tri.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Indosat Ooredoo dan Tri akhirnya resmi merger atau menggabungkan bisnis mereka. Perusahaan gabungan itu diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.

Chairman of the Board of Directors at Ooredoo Group H.E. Sheikh Faisal Bin Thani Al Thani memaparkan, penggabungan kedua bisnis tersebut merupakan transaksi besar untuk Asia dan Ooredoo group.

Khusus untuk Ooredoo Group, merger ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah lewat portofolio dan mempercepat proses digitalisasi bisnis global.

"Saya juga menantikan kerja sama ke depannya untuk membangun Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan digital yang unggul di Indonesia," ujar Sheikh Faisal Bin Thani Al Thani.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Menagih Janji-janji Jokowi...

Janji Jokowi beli saham Indosat

Diketahui, wacana pembelian kembali (buyback) Indosat pertama kali menyeruak ketika Pemilu 2014.

Dalam debat calon presiden saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan membeli kembali saham Indosat yang dulu pernah dilepas pemerintah.

"Ke depan, saya kira kuncinya cuma satu, yaitu kita buyback (Indosat-red). Kita ambil kembali saham itu dan menjadi milik kita lagi. Oleh sebab itu, ke depan, ekonomi kita harus di atas 7 persen," kata Jokowi, menjawab pertanyaan Prabowo, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 23 Juni 2014.

Baca juga: Janji Jokowi di Hari TNI, Tingkatkan Tunjangan hingga Tambahan 60 Jabatan untuk Perwira Tinggi

Bahkan, Jokowi memandang Indosat bisa berperan penting dalam mengoperasikan satelit untuk mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak atau drone.

Menurutnya, buyback Indosat bisa tercapai jika pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen.

Untuk diketahui, pemerintah pada 2002 melepas 41,9 persen saham yang dibeli Ooredoo.

Saat ini, perusahaan asal Qatar itu memiliki 65 persen saham dan kendali atas Indosat.

Tak hanya Pemilu 2014, janji buyback Indosat juga pernah dilontarkan Sandiaga Uno saat kampanye sebagai calon wakil presiden 2019.

Baca juga: Berikut Cara Dapatkan Internet Gratis dari XL, Telkomsel dan Indosat untuk Bekerja dan Belajar dari Rumah

Sinyal keengganan Ooredoo

Tak lama setelah janji buyback Jokowi pada 2014, Ooredoo Group memberi sinyal kengganan melepas saham Indosat.

"Saat ini, dari sudut pandang Ooredoo, komitmen kami terhadap Indosat akan terus dijaga. Apalagi dengan pendapatan yang didapat Indosat di Indonesia, kami sangat puas," kata Chynthia Gordon, anggota Dewan Komisaris Ooredoo, dikutup dari Harian Kompas, 23 November 2014.

Keengganan itu bukan tanpa alasan, jumlah pelanggan Indosat pada 2014 mencapai sekitar 54,2 juta pelanggan atau 22 persen pangsa pasar Indonesia.

Menurut laporan Bloomberg, nilai saham Indosat meningkat sekitar 90 persen pada 2020 dan menghasilkan valuasi sebesar 2,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 31,3 triliun.

Baca juga: Ini Daftar Wilayah Layanan 5G Telkomsel dan Indosat Ooredoo

Peluang buyback semakin kecil

Rencana merger Indosat dan Tri ini sebelumnya telah mengemuka pada akhir tahun lalu.

Saat itu, pengamat telekomunikasi Moch S Hendrowijono menganggap upaya merger itu semaikin memperkecil peluang buyback oleh pemerintah.

"Makin jauh karena (menjual Indosat) bukan prioritas, hanya kebanggaan (memiliki saham) saja," kata Hendrowijono, dikutip dari Kompas.com.

Jika merger terjadi, saham Indosat diyakini akan semakin naik.

Baca juga: Bantuan Kuota Kemendikbud Sudah Cair, Ini Cara Mengeceknya untuk Pelanggan Telkomsel, Tri, XL, dan Axis

(Sumber: Kompas.com/ Aditya Panji, Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor: Wicak Hidayat, Reza Wahyudi)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Teknologi Jaringan 5G

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi