Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan PeduliLindungi, Ini 9 Aplikasi Tracing Negara Lain yang Ramah Privasi

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan Layar
Aplikasi TraceTogether Singapura di Google Play Store
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Aplikasi tracing atau pelacak kontak untuk menekan penyebaran virus corona bukan hanya Pedulilindungi dari Indonesia saja.

Negara-negara lain juga memiliki aplikasi tracing. Bahkan, banyak dari mereka memperhatikan privasi pengguna, sehingga aplikasi didesain sebaik mungkin.

Banyak yang menggunakan Bluetooth dan tidak menyimpan lokasi pengguna untuk alasan privasi.

Aplikasi tracing di luar negeri bahkan bisa memperingatkan orang lain ketika berpapasan dengan orang yang terinfeksi Covid-19.

Berikut ini 9 aplikasi tracing di dunia:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Daftar Kegiatan yang Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi Sesuai Aturan Terbaru

1. NZ COVID Tracer

Aplikasi NZ COVID Tracer adalah aplikasi pelacak tempat yang pernah dikunjungi warga Selandia Baru.

Melansir laman resmi NZ COVID Tracer, aplikasi ini dirancang untuk memudahkan pengguna mencatat tempat yang pernah dikunjungi dan untuk melindungi privasi serta menjaga keamanan data Anda.

Saat pengguna menggunakan NZ COVID Tracer, buku harian digital dan data penelusuran Bluetooth disimpan di ponsel pengguna.

Namun, pengguna hanya akan diminta untuk membagikan data ini jika dia dinyatakan positif Covid-19.

2. Immuni

Italia menggunakan aplikasi Immuni (kekebalan) mulai Juni 2020. S

Seperti diberitakan Reuters, 2 Juni 2020, aplikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko peningkatan kasus Covid-19.

Caranya dengan merekam saat pengguna berada dalam jarak dekat satu sama lain. Ponsel mereka akan bertukar kode melalui teknologi Bluetooth.

Jika ada seseorang yang positif Covid-19, aplikasi akan memberi tahu kontak yang ditemui baru-baru ini untuk mengisolasi diri dan dites.

Hal ini membantu otoritas kesehatan untuk bereaksi dengan cepat dan membatasi penularan.

Ada perdebatan sengit di Italia mengenai kemungkinan pelanggaran privasi, tetapi pemerintah mengatakan data pribadi pengguna tidak akan dikumpulkan dan aplikasi tidak akan melakukan geolokasi.

Baca juga: KAI Buka Lowongan bagi Lulusan SMA hingga S1, Daftar di rekrutmen.kai.id

3. Tous Anti-Covid

Diberitakan Reuters, 23 Mei 2021, aplikasi Tous Anti-Covid diluncurkan pada Juni 2021 oleh Prancis. Aplikasi itu awalnya disebut StopCovid.

Mirip seperti Pedulilindungi, aplikasi tersebut digunakan sebagai akses ke acara olahraga, festival, dan taman hiburan.

Aplikasi itu akan memberikan bukti bahwa seseorang telah divaksinasi corona, melakukan tes PCR negatif baru-baru ini, atau sudah pulih dari Covid-19.

“Ketika orang akan memeriksa kartu kesehatan ini, mereka tidak akan melihat detail apa pun, mereka hanya akan melihat hijau atau merah, yang berarti data kesehatan dilindungi,” kata Menteri Luar Negeri untuk Urusan Digital Cedric O.

4. Corona Blinker

Otoritas kesehatan Finlandia meluncurkan Corona Blinker pada Agustus 2020.

Diberitakan Reuters, 31 Agustus 2021, Sekretaris tetap Kementerian Sosial dan Kesehatan Kirsi Varhila menjelaskan, aplikasi tersebut berdasarkan teknologi Bluetooth.

Aplikasi itu tidak akan mengungkapkan identitas siapa pun kepada pengguna lain, tetapi akan membantu melacak kontak tak dikenal yang berada cukup lama di dekat seseorang yang kemudian dites positif Covid-19.

Untuk menghormati privasi, pengguna yang mendapatkan hasil tes positif Covid-19 dapat memilih apakah mereka mengirim peringatan paparan ke kontak mereka sebelumnya atau tidak.

Mereka yang menerima peringatan tidak akan tahu dari siapa peringatan itu berasal atau dari mana dan kapan paparan itu terjadi.

Pengguna yang menerima peringatan paparan tidak akan diungkapkan kepada pihak berwenang, tetapi sebaiknya menghubungi petugas kesehatan untuk dites Covid-19.

Baca juga: Heboh Bakamla Sebut Ribuan Kapal Asing di Laut Natuna, Ini Kata Pengamat Militer

5. TraceTogether

Pada Maret 2020, Singapura meluncurkan aplikasi smartphone pelacakan kontak untuk memungkinkan pihak berwenang mengidentifikasi mereka yang terpapar orang yang terinfeksi virus corona.

Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyebaran penyakit tersebut.

Melansir Reuters, 20 Maret 2020, aplikasi tersebut adalah TraceTogether. Aplikasi TraceTogether akan bekerja dengan bertukar sinyal Bluetooth jarak pendek antar ponsel untuk mendeteksi pengguna lain yang berpartisipasi dalam jarak dekat 2 meter.

Catatan pertemuan akan disimpan secara lokal di setiap ponsel dengan aplikasi, yang dikembangkan oleh Badan Teknologi Pemerintah Singapura (GovTech) dan kementerian kesehatan.

Pengguna harus mengirim log mereka ketika diminta oleh kementerian kesehatan, yang jika tidak, tidak akan memiliki pengetahuan tentang data tersebut

Data yang disimpan di ponsel pengguna akan dienkripsi dan aplikasi tidak akan mengakses informasi lain, seperti lokasi pengguna.

6. Aarogya Setu

Aplikasi tracing India diberi nama Aarogya Setu atau "Jembatan Kesehatan". Alat itu menjadi alat utama memerangi virus corona yang mematikan.

Diberitakan Reuters, 14 Mei 2020, seperti banyak aplikasi yang diluncurkan di seluruh dunia, Aarogya Setu menggunakan sinyal Bluetooth pada ponsel cerdas untuk merekam ketika orang-orang melakukan kontak dekat satu sama lain.

Dengan demikian, kontak dapat diperingatkan dengan cepat ketika seseorang dinyatakan positif Covid-19.

Bedanya, aplikasi India juga menggunakan data lokasi GPS untuk menambah informasi yang dikumpulkan melalui Bluetooth dan membangun basis data terpusat dari penyebaran infeksi.

Baca juga: Efikasi dan Efek Samping 9 Vaksin yang Digunakan di Indonesia

7. CovidSafe

Aplikasi tracing Australia diberi nama CovidSafe.

Mengutip Reuters, 27 April 2020, aplikasi ini didasarkan pada TraceTogether Singapura dan menggunakan sinyal Bluetooth untuk mencatat ketika orang-orang berdekatan satu sama lain.

Hal itu membantu petugas medis melacak orang yang berpotensi terkena infeksi.

Aplikasi tersebut sempat menjadi kontroversial karena penolakan, akan tetapi pihak berwenang mengatakan, perangkat lunaknya tidak merekam lokasi orang dan memiliki perlindungan bawaan.

8. COCOA

Aplikasi pelacak milik Jepang diluncurkan pada Juni 2020.

Melansir Reuters, 21 Juli 2020, aplikasi itu menggunakan sinyal Bluetoothuntuk mendeteksi kontak dengan pengguna terdekat yang berlangsung selama 15 menit atau lebih.

Jika pengguna kemudian dites positif terkena virus, kontak mereka dapat dilacak dan diberi tahu melalui program.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi