Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Jawa Terekam Kamera di Gunung Sanggabuana, Karawang

Baca di App
Lihat Foto
Dok Dedi Mulyadi
Macan tutul jawa terekam kamera trap sedang berkeliaran di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat, oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, Jumat (17/9/2021) lalu.
Penulis: Farid Assifa
|
Editor: Farid Assifa

KOMPAS.com - Seekor macan tutul jawa terekam kamera trap berkeliaran di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat. 

Penemuan itu merupakan hasil ekspedisi Sanggabuana Wildlife Expedition bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan sejumlah otoritas terkait dengan konservasi alam.

Wakil Ketua DPR RI Dedi Mulyadi dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (19/9/2021) mengatakan, awalnya pihak Komisi IV menerima hasil temuan tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang dilakukan sejak Juli 2020 di jajaran Pegunungan Sanggabuana terkait keberadaan macan tutul jawa.

Menindaklanjuti temuan itu, Dedi pun mendukung tim ekspedisi untuk memantau dengan kamera trap.

Selain itu, pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi ini juga berkoordinasi dengan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir Wiratno untuk menurunkan tim ke Sanggabuana.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Macan Tutul Diduga Berkeliaran di Gunung Lasem Rembang, KLHK Pasang Kamera Pengintai

 

Wiratno, lanjut Dedi, kemudian mendelegasikan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Ahmad Munawir yang datang bersama tim 5 orang serta 20 unit kamera trap.

Kemudian pada Jum’at, 17 September 2021, Dedi bersama tim Sanggabuana Wildlife Expedition dan Kepala Balai TNGHS kembali masuk hutan Sanggabuana untuk memeriksa kamera trap yang dipasang.

Dari 22 kamera trap, waktu itu terpasang 10 unit, 8 unit dari TNGHS dan 2 unit dari Dedi. Kamera trap dengan sensor gerak dan infra merah yang dipasang mantan bupati Purwakarta dan tim Sanggabuana Wildlife Expedition ini ternyata berhasil merekam macan tutul jawa (Panthera pardus melas).

Di salah satu titik pemasangan, dua kamera dipasang berhadapan, satu dengan mode perekaman video dan satu dengan mode perekaman foto.

Dua kamera ini berhasil merekam pergerakan macan tutul jawa pada tanggal 11 September 2021 pukul 05.16.30 WIB.

Selain merekam macan tutul jawa, dari beberapa kamera trap yang dipasang juga berhasil merekam musang, babi hutan, rusa, juga warga masyarakat yang berkegiatan di dalam hutan.

Dihubungi Kompas.com via sambungan telepon, Dedi menjelaskan, pihaknya sengaja memasang kamera trap ini untuk membuktikan keberadaan satwa langka endemik jawa yang ada di gunung Sanggabuana.

Baca juga: Hitung Populasi Macan Tutul Jawa, BBKSDA Pasang 8 Kamera Trap di Pulau Sempu

 

Kegiatan itu sekaligus juga sebagai bentuk dukungan atas penelitian dan kajian yang dilakukan oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang sudah dilakukan sejak tahun 2020.

“Jadi temuan dari teman-teman ekspedisi ini perlu dibuktikan secara visual, dan saya turun langsung ke lapangan. Mereka perlu bantuan kamera trap, kita usahakan untuk dibantu. Kekurangannya disuport oleh Pak Dirjen dengan mengirim tim dari Halimun Salak," kata Dedi.

Dedi mengatakan, selama ekspedisi, ia menyaksikan sendiri owa jawa bergelantungan di hutan dan elang jawa terbang di atas hutan gunung Sanggabuana.

"Masih bebas beterbangan," kata Dedi.

“Saya akan ajukan Sanggabuana menjadi Taman Nasional,” lanjut dia.

Kabar baik

Sementara itu, Leader Sanggabuana Wildlife Expedition yang juga peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta, mengatakan, terekamnya macan tutul jawa di hutan gunung Sanggabuana ini adalah kabar menggembirakan.

“Ini bukan hanya berlaku untuk macan tutul jawa saja, tetapi juga untuk elang jawa (Nisaetus bartelsi), owa jawa (Hylobates moloch) dan lutung jawa (Trachypithecus auratus). Empat spesies satwa endemik jawa ini banyak ditemukan di Sanggabuana, yang notabene bukan kawasan konservasi. Dan populasinya masih banyak," kata Bernard dalam keterangan tertulis.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang ditugaskan oleh Dirjen KSDAE untuk membantu melakukan pendataan satwa di Sanggabuana dengan kamera trap menambahkan bahwa macan tutul jawa yang terekam kamera trap tersebut adalah individu macan tutul jawa betina.

“Macan tutul betina dewasa ini terekam bergerak dari arah selatan ke utara dan kembali menggunakan jalur yang sama. Dari data kamera trap, individu ini terekam pada pukul 5 dan 10 pagi di hari yang sama. Selain macan tutul, juga terekam babi hutan, musang, dan tikus hutan yang merupakan pakan alaminya,” kata Munawir.

Baca juga: Diduga Kerangka Kepala Macan Tutul Jawa, BBKSDA Jatim Tunggu Uji Lab LIPI

 

Selain itu, Munawir dan tim selama pemasangan kamera trap juga berhasil mengidentifikasi suara dan visual sebanyak 40 jenis burung yang ada di Sanggabuana, 3 jenis primata, dan 3 raptor.

“Ini kabar baik dan menunjukkan bahwa biodiversity Sanggabuana masih baik, apalagi status hutan ini adalah hutan di luar kawasan konservasi," kata Munawir.

Macan tutul jawa atau juga biasa disebut maung merupakan satwa yang dilindungi menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM/1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20.MENLHK/SETJEN/KUM/1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Memburu dan memperdagangkan macan tutul jawa, juga satwa dilindungi lain, sesuai UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bisa dipidana dengan hukuman penjara 5 tahun dan denda Rp 100.000.000.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi