Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Membersihkan Telinga yang Aman Tanpa Cotton Bud

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Orawan Pattarawimonchai
Jangan menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga
|
Editor: Artika Rachmi Farmita

KOMPAS.com - Rasa gatal akibat kotoran menyumbat di telinga seringkali diatasi oleh seseorang menggunakan cotton bud.

Namun di balik kemudahan penggunaannya, dokter tak merekomendasikan karena malah bisa membahayakan organ pendengaran tersebut.

Pemakaian cotton bud berisiko membuat serumen atau kotoran telinga makin masuk ke dalam saluran telinga.

Sebaliknya, kotoran malah bisa menutup telinga sehingga menimbulkan rasa semakin tidak nyaman dan mengganggu pendengaran.

Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis kesehatan telinga, hidung, dan tenggorok (THT) RS Indriati Solo Baru, dr. Hutami Laksmi Dewi, Sp.THT-KL, M.Kes.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kalau kotorannya kering, justru bisa tambah masuk ke dalam karena penggunaan cotton bud,” kata dr. Hutami saat diwawancarai Kompas.com.

Baca juga: Gejala dan Penyebab Penyumbatan Kotoran Telinga yang Perlu Diwaspadai

Mengenal kotoran telinga

Kotoran telinga atau serumen juga sering disebut earwax. 

Dilansir dari Web MD, ahli medis manapun sepakat bahwa memasukkan benda apapun ke dalam telinga adalah sebuah kesalahan, meski itu alat untuk membersihkan telinga sekali pun.

Kotoran telinga berupa cairan minyak ini sebenarnya adalah cairan lubrikasi telinga. Cairan ini diproduksi secara rutin, untuk menghindarkan telinga dari kekeringan sehingga timbul gatal.

Menurut penelitian, minyak pada telinga atau earwax ini sudah dilengkapi dengan antibakteri, sehingga secara mekanisme, saluran telinga sudah terjaga kebersihannya secara maksimal.

Earwax tak terbentuk di bagian dalam telinga, melainkan di bagian tengah telinga. Ketika minyak ini bisa masuk ke dalam dan menyumpal saluran bagian dalam, kemungkinan besar itu terjadi karena sodokan dari cotton bud atau benda-benda pembersih lainnya.

Hal ini bisa menjadi penyebab infeksi yang bisa membahayakan indera pendengaran Anda.

Sebenarnya tak ada waktu khusus kapan kita harus membersihkan telinga.

Sebab telinga sudah memiliki mekanisme membersihkan dirinya sendiri secara otomatis. Yang perlu kita lakukan hanyalah melunakkan kemudian membersihkan kotoran sisa yang ada di saluran terluar telinga.

Segera bersihkan telinga ketika kotoran atau earwax yang ada sudah terlihat mengotori telinga bagian luar.

Bahaya menggunakan cotton bud

 

Tak hanya membuat earwax terdorong masuk semakin dalam, penggunaan cotton bud yang salah bahkan bisa menyebabkan perlukaan pada bagian dalam telinga hingga merusak fungsi pendengaran.

“Banyak pasien datang ternyata gendang telinganya bolong karena tertusuk cotton bud. Ada juga yang berdarah. Maka dari itu, kami tidak menyarankan penggunaan alat itu untuk membersihkan kotoran telinga,” ujarnya.

Serumen sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan telinga apabila jumlahnya tidak berlebihan.

Kotoran hasil produksi alami dari kelenjar minyak di liang telinga ini malah berfungsi untuk melindungi telinga. Mulai memerangkap debu, menghambat pertumbuhan kuman, hingga menjaga agar air tidak masuk ke dalam telinga.

Baca juga: Ini Cara Membersihkan Telinga yang Tepat Menurut Dokter THT

Cara membersihkan telinga oleh dokter THT

Secara anatomis, serumen sebenarnya bisa keluar sendiri bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat seseorang mengunyah makanan.

Tapi memang tidak semua jenis serumen bisa demikian. Kotoran telinga yang bersifat padat biasanya perlu bantuan untuk dapat dikeluarkan.

Maka dari itu, dia pun menganjurkan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan telinga secara rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali.

Dokter biasanya akan memeriksa kondisi serumen di dalam telinga. Jika sudah menumpuk dan mengganggu kenyamanan, kotoran telinga itu bisa dikeluarkan.

Menurut dr. Hutami, dokter THT sedikitnya memiliki 3 teknik dalam membersihkan telinga. Teknik tersebut akan dilakukan sesuai kebutuhan atau kondisi pasien.

Berikut yang bisa dilakukan dokter THT:

  1. Serumen diambil dengan alat kalau wujudnya kering
  2. Irigasi atau memasukan cairan NACL steril ke dalam telinga dengan harapan kotoran bisa keluar
  3. Microsuction, di mana dokter akan memanfaatkan alat khusus yang dapat menyedot kotoran telinga

“Pemeriksaan telinga baik dilakukan untuk anak-anak maupun orang dewasa paling tidak maksimal enam bulan sekali,” imbuhnya.

Cara membersihkan telinga sendiri

Asalkan tak menggunakan cotton bud, masyarakat awam sebenarnya boleh-boleh saja membersihkan kotoran telinga secara mandiri. 

Selain menghindari cotton bud, dr Hutami menyarankan masyarakat untuk tidak melakukan irigasi telinga sendiri karena bisa merangsang terjadinya pusing berputar.

Baca juga: Jangan Sembarangan, Begini Cara Aman Membersihkan Telinga

 

Pusing berputar dipicu jika ada air yang masuk ke telinga lalu merangsang saraf-saraf di sana.

"Telinga dialiri saraf vagus. Kalau saraf ini sampai terangsang, bisa menyebabkan pingsan,” terang dr. Hutami.

Menurut dr. Hutami, cara membersihkan telinga yang paling aman yakni dengan memanfaatkan kapas.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Kapas dicelupkan terlebih dahulu ke air hangat, kemudian dilinting
  2. Setelah itu, kapas yang sudah basah dimasukkan ke telinga secara perlahan
  3. Gerakannya dari dalam ke luar searah dengan jarum jam. Jika pasien masih mengeluh merasa tidak nyaman pada telinga, kemungkinan serumen sudah memadat atau ada masalah lain.

Segera kunjungi dokter apabila muncul keluhan lebih parah seperti berkurangnya pendengaran, rasa nyeri, suara berdengung, rasa gatal, atau timbul aroma yang tak sedap.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Irawan Sapto Adhi, Inten Esti Pratiwi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi