Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Ramuan Herbal untuk Pengobatan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar unggahan soal klaim ramuan herbal dapat mengobati gangguan otak dan paru-paru pada penderita Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai resep ramuan herbal yang diklaim untuk menjaga kesehatan otak dan paru-paru saat terinfeksi Covid-19 beredar di media sosial pada 3 Agustus 2021.

Dari konfirmasi, informasi tersebut hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. 

Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan, ramuan herbal tidak dapat secara langsung mengobati pasien Covid-19.

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi tersebut diunggah oleh akun Facebook berikut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia menuliskan mengenai resep pembuatan ramuan herbal yang diklaim dapat menjaga kesehatan paru-paru dan otak bagi pasien isolasi mandiri Covid-19.

Pengunggah juga menyebutkan bahwa Covid-19 membuat pasien yang terinveksi menjadi pelupa atau pikun.

Berikut rincian unggahan tersebut:

"Resep herbal utk kesehatan paru2 dan otak :
- 1 biji jeruk purut besar
- 2 biji jeruk nipis sedang
- garam 1 sdt / Himalaya
- madu 100 ml
- classic enzyme 1 tutup botol
- air minum 10 liter atau cukup campurkan 1 liter air ,tapi sewaktu mau minum diencerkan lagi 1:10 dengan air minum.

Campurkan semua bahan termasuk kulit jeruk nya ( jeruknya di potong dan peras airnya ) masukin jadi satu dan *diamkan 10 menit* kemudian baru diminum , kalo gak habis bisa simpan di kulkas utk minum besok nya lagi

Awalnya sy gak ngeh kenapa asisten Dr Rosukon membagikan resep ke sy saat isoman ini utk menjaga melindungi kesehatan paru2 dan otak dan apa kaitan nya dengan otak ? Selama ini sy taunya kena covid itu hanya masalah di pernafasan.

Nah setelah sy renungkan dan banyak teman2 yg sesudah selesai isoman mengatakan agak pelupa atau pikun ,sy baru mulai paham

Dan setelah sy ikuti YouTube tentang penjelasan para dokter yg mengatakan bahwa *virus Corona tidak hanya menyerang pernafasan dan saraf penciuman kita ,tapi juga menginfeksi sistem saraf dan otak*. Dari sini sy baru paham

Mari jaga kesehatan paru2 dan otak kita dimasa pandemi ini."

Hingga Senin (20/9/2021), informasi itu sudah direspons sebanyak 5 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Konfirmasi Kompas.com

Terkait unggahan tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan bahwa informasi mengenai klaim herbal yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan paru-paru dan otak saat menderita Covid-19 adalah tidak benar.

"Tidak tepat. Pada prinsipnya, terapi herbal sifatnya menjaga kesehatan, mengoptimalkan fungsi-fungsi tubuh, tidak secara langsung menyembuhkan sakit infeksi seperti Covid," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Menurut Tonang, sebenarnya zat-zat yang disebutkan itu sudah ada juga dalam makanan sehari-hari.

"Nutrisi berimbang dalam makanan harus kita jaga. Begitu juga jeruk dan garam sudah lama dikenal untuk membantu melonggarkan saluran napas saat terkena batuk," lanjut dia.

Sesak napas

Selain itu, Tonang juga menjelaskan, sesak napas (gangguan paru-paru) yang terjadi pada pasien Covid-19 tidak secara langsung terjadi, namun ada proses yang berlaku.

Awalnya, sesak napas pada penderita Covid-19 diawali dengan gejala demam, batuk, dan bertambah berat gejalanya.

"Gejala awalnya ringan, kalau tidak tertangani bisa menjadi berat, berarti kalau sudah timbul gejala ya sebaiknya diperiksa, agar jelas risikonya apakah sudah masuk ke risiko sesak napas," ujar Tonang.

Dalam perawatan, sesak napas diobati dengan obat ataupun oksigen.

Ia menjelaskan, caranya diawali dengan langkah sederhana, sampai nanti jika gejala semakin berat, maka dilakukan cara yang lebih efektif.

"Bila sudah terpaksa sekali, tidak bisa dengan cara lain, baru terpaksa menggunakan ventilator," lanjut dia.

Mengenai gejala post-covid yang disebut berdampak pada sifat pikun atau pelupa, Tonang menganggap, gejala tersebut berbeda-beda tiap individu.

"Gejala Covid pada tiap-tiap orang itu berbeda sesuai dengan lokasi paling berat infeksinya. Pada sebagian memang bisa menimbulkan gejala sisa pada pembuluh saraf tapi sekali lagi, beda-beda tiap orang," jelas Tonang. 

Kesimpulan

Informasi yang menyebutkan ramuan herbal dapat mengobati pasien terinveksi Covid-19 adalah tidak benar.

Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto menyebutkan, ramuan herbal tidak dapat secara langsung mengobati pasien Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi