Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Dekan FMIPA IPB Sri Nurdiati Beri Pencerahan soal Antibodi

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar informasi soal Dekan FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Dosen Biokimia IPB, Ir Hj Sri Nurdiati disebut memaparkan 9 poin penting diskusi mengenai antibodi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan berisi informasi mengenai adanya Dekan FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Dosen Biokimia IPB, Sri Nurdiati disebut memaparkan 9 poin penting diskusi mengenai antibodi beredar di media sosial.

Unggahan yang menyebutkan tentang berbagai hal tentang antibodi dan salah satunya tentang kelemahan virus tersebut beredar pada 15 Agustus 2021.

Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Pasalnya Sri Nurdiati merupakan pakar di bidang komputer sains dan tidak pernah memberikan diskusi terkait antibodi.

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi mengenai 9 poin diskusi mengenai antibodi dituliskan oleh akun Facebook ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebutkan juga bahwa poin-poin diskusi itu disampaikan oleh DR Ir Hj Sri Nurdiati (Dekan FMIPA IPB dan Dosen Biokimia IPB).

Selain itu, unggahan juga menyebutkan beberapa sumber vitamin C dan vitamin E yang terdapat pada buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran.

Berikut rincian pesan tersebut:

"*INILAH PAKAR YANG BENAR-BENAR MEMBERIKAN PENCERAHAN DAN HARAPAN, TIDAK MENAKUT-NAKUTKAN*
*sumber:*
*_DR. Ir. Hj. Sri Nurdiati (Dekan FMIPA IPB dan Dosen Biokimia IPB)_*
''Ramai orang tak sedar pentingnya "ANTIBODI" stoknya harus selalu ada. Orang lebih panik masker atau hand sanitizer hilang di pasaran. Harusnya kita lebih panik kalau "ANTIBODI" hilang di tubuh, kerana virus tidak mungkin dihindari.*'''
*Point Penting Dari Diskusi:*
'''1). Virus itu hanya boleh dikalahkan oleh "ANTIBODI"'''
'''2). "Antibodi" yang di dalam tubuh itu seperti kilang, kadang banyak kadangkala sedikit.'''
'''3). Agar produksi "anti bodi" banyak, selalu ambil vitamin C dan E setiap hari serta berjemur Sinar Matahari.(Vitamin D).
'''4). '''Virus itu tak mungkin dihindari, jadi pasti selalu ada, contohnya jika bersin, mungkin dipastikan ada virus di situ. Bersin indikasi tubuh menolak.'''
'''5). Kalau berhasil tembus ke hidung dekat tenggorokan, tubuh akan batuk, tanda menolak.'''
'''6). Kalau masih tembus juga, baru demam. Tapi jgn takut. Demam tandanya tubuh sedang melawan perang dgn virus itulah mekanisme alamiah tubuh utk melawan virus.
'''7). '''Kelemahan virus ialah pada sabun. Kalau tak ada hands sanitizer, guna sabun apa saja bahkan sabun cuci piring juga boleh. Dlm 3-5 minit, virus akan mati dgn sabun.'
''
'''8). '''Selama 14 hari "antibodi" kita akan merakam virus ini dan disimpan dlm *sel memori* di otak.'''
'''9). Jadi, kalau kita sembuh dan suatu saat kena corona lagi, sel memori ini akan aktif dalam 24 jam (tak perlu menunggu 14 hari lagi).'''
'''Jadi, mari kita lebih fokus ke dalam tubuh dgn meyakinkan'''
_"STOCK ANTIBODI CUKUP"_ ''' alias vitamin C/E rutin diambil dan berjemur Sinar Matahari yang paling mudah utk Vitamin D.
''' *Catatan 
*_Sumber vitamin C dan E terdapat pada buah2an, kekacang dan sayur2an, antara lain:_*'''
? limau Manis/nipis
? Tomato
? Jambu Batu
? Kacang Tanah
? Kacang Hijau
? Bayam
? Pucuk belinjau
? pucuk pisang
? Avocado
? Buah Pisang
? Brokolli
? Minuman Rempah (teh herbal/organik ,kopi organik ,Serai, halia, kunyit, limau nipis)
dan semua sayuran HIJAU
'''Semoga bermanfaat Untuk kita semua & masyarakat.'''
"Ingat! Perkuatkan AntiBodi Anda"
*SEMOGA BERMANFAAT.*"

Hingga, Minggu (12/9/2021), unggahan itu sudah direspons sebanyak 160 kali dan dibagikan sebanyak 70 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Konfirmasi Kompas.com

Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

"Hoaks itu, beliau pakar di bidang komputer sains, jadi tidak membicarakan soal antibodi," ujar Yatri kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Menurutnya, informasi yang mencatut Sri Nurdiati dengan pola atau narasi yang sama juga sempat beredar di tahun sebelumnya.

Sementara itu, Sri Nurdiati sendiri juga telah memberikan klarifikasi terkait unggahan tersebut pada layanan informasi publik IPB

Ia menegaskan tidak pernah menulis terkait hasil diskusi 9 poin tentang antibodi tersebut.

Berikut bunyi klarifikasi dari Sri Nurdiati.

"Di awal-awal masa WFH diberlakukan, ada artikel yang viral beredar, isinya tentang bagaimana memperkuat antibodi di dalam tubuh manusia. Sebenarnya isinya cukup bagus dan bisa menjadi edukasi bagi masyarakat umum.

Namun sayang, artikel itu mencantumkan nama saya, lengkap dengan jabatan dan institusi saya, padahal bukan saya yang menulisnya.

Akibatnya, saya harus mengklarifikasi pertanyaan yang datang tertubi-tubi ke saya, bahwa itu bukan tulisan saya.

Awalnya, saya ingin mengabaikan masalah ini, apalagi dengan WFH ternyata kesibukan saya malah bertambah. Namun atas saran beberapa teman, saya kemudian mengirimkan email protes kepada pimpinan redaksi dari sebuah website yang memuat tulisan tersebut.

Protes saya ditanggapi dengan permintaan maaf dari pimpinan redaksi dan janji akan menghapus artikel tersebut dari website nya.

Setelah itu, pertanyaan yang isinya mengklarifikasi apakah itu tulisan saya atau bukan, sudah mulai mereda dan sempat terhenti beberapa saat.

Hari-hari ini, kembali saya mendapat pertanyaan serupa dari sana-sini, karena artikel yang sama beredar lagi. Saya jadi berpikir, harus membuat klarifikasi secara tertulis bahwa artikel tersebut bukan tulisan saya.

Tulisan ini dimaksudkan utuk klarifikasi artikel yang viral tersebut.

Kalau dibaca ulang artikel itu, sekali lagi saya tegaskan bahwa sebenarnya isinya berupa informasi positif, dan karena sudah terlanjur viral dengan nama saya di dalamnya, maka di sini saya ingin melengkapi informasi yang diberikan dengan tips bagaimana cara menjaga hidup agar tetap sehat di musim pandemi Covid-19.

Tentu saja, tips yang saya berikan ini dimaksudkan untuk melengkapi beberapa tips sehat yang sudah di endorse oleh berbagai kalangan, antara lain: nasehat agar stay at home menerapkan social distancing, menggunakan masker dan sarung tangan plastik, rajin mencuci tangan, istirahat dan olahraga yang cukup, makan makanan yang sehat dan bergizi, serta mengkonsumsi berbagai vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita.

Nah, setelah semua ikhtiar itu dilakukan, kita masih harus berusaha menjaga agar hati kita tetap nyaman. Karena hanya dengan hati yang nyaman, proteksi di dalam diri kita akan bekerja secara maksimal.

Berikut ini adalah tips untuk membuat hati kita tetap nyaman. Pertama, cobalah berdamai dengan Sang Maha Pencipta.
Caranya adalah dengan selalu berbaik sangka kepadaNya, mencoba ikhlas menerima semua ketentuanNya serta selalu bertaqwa dan bertawakal hanya kepadaNya. Berikutnya, cobalah berdamai dengan sesama manusia dan alam ciptaanNya. Jadilah pribadi yang berakhlak mulia.

Jagalah kelestarian alam semesta, jangan berbuat kerusakan dan terus berbuat baiklah untuk sesama.

Kemudian yang tidak kalah penting, cobalah untuk berdamai dengan diri sendiri. Kita hanya bisa berdamai dengan diri sendiri, bila kita sudah mampu memaafkan, melupakan kekecewaan dan move on.

Mudah-mudahan dengan tips sederhana ini, kita bisa menjaga hati kita agar tetap nyaman, sehingga mesin proteksi yang ada di dalam tubuh kita dapat bekerja secara maksimal."

Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa informasi terkait 9 poin diskusi perihal antibodi yang disebut disampaikan oleh Sri Nurdiati adalah hoaks.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti.

Selain itu, penjelasan lebih lengkap juga telah dituliskan Sri Nurdiati pada laman layanan informasi publik IPB.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi