KOMPAS.com - Warga Taiwan dikejutkan oleh guncangan dahsyat gempa bumi bermagnitudo 7,6 pada 21 September 1999 pukul 01.47 dini hari waktu setempat.
Melansir History, gempa itu berpusat di Taiwan tengah di sepanjang pantai barat dekat Nantou dan Taichung, tetapi kerusakan parah terjadi di seluruh negeri.
Gempa yang terjadi 22 tahun lalu itu menewaskan sekitar 2.400 orang dan mengakibatkan sekitar 100.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Penyebab gempa
Dikutip dari Britannica, gempa disebabkan oleh patahan sepanjang Sesar Chelung-pu di Taiwan tengah.
Banyak jalan dan jembatan rusak di persimpangan mereka dengan perpindahan sesar.
Gempa bumi memberikan banyak pengamatan untuk penelitian seismologi dan desain teknik; itu dianggap unggul dalam rekaman getaran tanah yang kuat dan gerakan kerak di era seismograf digital modern .
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi
Kerugian akibat gempa itu ditaksir mencapai ribuan dollar AS.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Korean Air Jatuh Ditembak Sukhoi di Laut Jepang, 269 Tewas
Dampak gempa
Gempa tersebut sangat dahsyat hingga menyebabkan jalanan patah, pembelokan aliran sungai akibat tanah longsor, serta terbentuknya danau baru.
Kerusakan semakin parah ketika lima gempa susulan yang berkekuatan setidaknya 6.0 magnitudo terjadi dalam waktu 30 menit setelah gempa besar.
Gempa tersebut juga mengungkap fakta bahwa banyak proyek konstruksi dikerjakan dengan buruk selama era pembangunan Taiwan pada 1990-an.
Gedung-gedung pencakar langit juga tak luput dari guncangan gempa. Sebuah hotel dengan 12 lantai di Taipei ambruk, dan sebuah bangunan 14 lantai di Dongshi runtuh.
Daerah yang paling parah terkena dampak gempa adalah Tungshih, di mana hampir semua bangunan remuk dan 60.000 penduduk kehilangan akses listrik, air, dan layanan telepon.
Bukti-bukti kerusakan serius juga terlihat di seluruh negeri. Air terjun baru muncul seketika di sungai dekat jembatan yang runtuh, beberapa kuil Buddha runtuh dan, di ibu kota Taipei, terjadi banyak kebakaran.
Gempa itu juga mengakibatkan perpindahan vertikal tanah hingga 8 meter di beberapa tempat, yang bukit-bukit kecil baru terbentuk secara tiba-tiba di seluruh daerah pedesaan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911
Krisis akibat gempa
Saking banyaknya orang yang tewas dalam bencana itu, kamar mayat di berbagai rumah sakit tidak mampu menampung semua jenazah.
Sementara itu, masyarakat yang takut akan terjadi gempa susulan enggan kembali ke bangunan atau gedung tempat mereka tinggal.
Akibatnya, kota dipenuhi dengan tenda-tenda darurat yang didirikan di lapangan dan taman.
Di sisi lain, respons pemerintah terhadap bencana tersebut dinilai kurang memuaskan oleh masyarakat.
Ketika itu, negara-negara dari seluruh dunia menawarkan dan memberikan bantuan.
Namun, Taiwan menolak semua tawaran bantuan dari China, kecuali bantuan sekitar 100.000 dollar AS atau Rp 1,4 miliar (kurs sekarang) yang diberikan dalam bentuk tunai.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya
Museum gempa
Gempa bumi dahsyat itu kemudian dikenal sebagai gempa bumi 921, karena terjadi pada tanggal 21 September.
Pada tahun 2001, Museum Gempa Bumi 921 Taiwan dibuka di Kota Taichung, untuk mengenang kedahsyatan gempa ini.
Setelah luluh lantak akibat gempa, konstruksi bangunan di Taiwan dipantau lebih ketat untuk memastikan bahwa gempa bumi di masa depan tidak akan menyebabkan kerusakan skala besar dan korban jiwa yang masif.