Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Peringatkan Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Langkah Mencegahnya

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/ANNA SHVETS
Ilustrasi pandemi Covid-19.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengingatkan, masyarakat akan ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (22/9/2021), Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pola lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia biasanya terjadi tiga bulan setelah negara-negara lain mengalami lonjakan kasus.

Oleh karena itu, Wiku meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiku mengingatkan, peluang peningkatan kasus Covid-19 Indonesia bisa terjadi akibat dari tradisi berkumpul dalam acara besar dan libur panjang.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga?

Baca juga: WHO dan UNICEF Desak Indonesia Buka Sekolah Tatap Muka, Ini Kata IDAI

Langkah pencegahan dari Satgas

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting mengatakan, ada beberapa hal yang harus dikawal agar gelombang ketiga Covid-19 dapat dicegah.

Berikut ini saran dari Alex:

1. Menjaga protokol 3M

Alex mengatakan, perilaku 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) harus terus dijaga, meski kasus positif terus menurun.

"Perilaku 3M terus (diterapkan) kendati kasus sudah mendekati pada titik terendah," kata Alex, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (22/9/2021).

2. Isolasi terpusat

Menurut Alex, masyarakat harus menyadari, apabila ditemukan kasus positif, sebaiknya segera dikirimkan ke fasilitas isolasi terpusat (isoter).

Ia mengatakan, jangan selalu mengandalkan isolasi mandiri (isoman), karena hal itu dapat berdampak pada klaster.

"Bila ada yang positif kirim ke isoter, jangan isoman karena berdampak klaster keluarga yang sakit dengan comorbid ke rumah sakit," ujar Alex.

Baca juga: Tidak Benar, Internet Akan Mati 6 Hari akibat Perbaikan Kabel Bawah Laut

3. Pelacakan kontak

Kemudian, Alex menyarankan, agar pelacakan kontak berbasis aplikasi tidak boleh hanya berhenti kepada mereka yang bergejala, suspek, dan kontak erat.

Menurut Alex, aplikasi PeduliLindungi harus benar-benar dimanfaatkan untuk pelacakan kontak.

"Pelacakan kontak berbasis aplikasi tidak boleh berhenti kepada yang bergejala, suspek dan kontak erat," kata Alex.

4. Vaksinasi

Alex mengatakan, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu kunci penting untuk mencegah penularan meluas. Oleh karena itu, ia mengimbau agar cakupan vaksinasi diperluas ke semua warga.

Bagi warga yang belum divaksin, dapat menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk mendaftarkan diri atau mengecek status dan sertifikat vaksinasi.

"Sukseskan vaksinasi ke semua warga, bagi yang punya smartphone gunakan aplikasi PeduliLindungi," kata Alex.

Baca juga: Kronologi Gangguan Indihome dan Telkomsel Selama Beberapa Hari

5. Perkuat posko PPKM

Terakhir, Alex mengingatkan agar posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berbasis desa dan kelurahan tetap dilanjutkan.

"Lanjutkan posko PPKM berbasis desa dan kelurahan," kata Alex.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi