Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pendarahan Otak Tukul Arwana, Kemenkes dan RS PON Tegaskan Tak Ada Kaitan dengan Vaksinasi

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@tukul.arwanaofficial
Tukul Arwana jadi saksi pernikahan Lesti Kejora dan Rizky billar.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi bahwa pendarahan yang dialami komedian Tukul Arwana ada kaitannya dengan vaksinasi Covid-19.

Informasi itu salah satunya diunggah akun Twitter ini, setelah Tukul diberitakan menderita pendarahan otak dan harus dilarikan ke rumah sakit.

"4 hari setelah vaksin , Tukul pendarahan otak," demikian keterangan yang tertulis pada twit viral tersebut, Kamis (23/9/2021).

Akun Twitter ini juga menambahkan narasi lain dalam unggahannya.

"Pendarahan di otak pada @tukularwana memberi pelajaran bahwa usia buat produktif kita jangan main coba coba dengan cairan vaksin," tulis akun Twitter ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pendarahan Otak, Bisakah Terjadi pada Anak?

Bagaimana penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal informasi yang mengaitkan kondisi Tukul dengan vaksin Covid-19?

Kata Kemenkes

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit yang dialami komedian Tukul Arwana tidak ada hubungannya dengan vaksinasi Covid-19.

"Kesimpulan sementara, kejadian yang dialami Beliau (Tukul Arwana) tidak ada hubungannya dengan proses vaksinasi yang dijalani," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Menurut Nadia, ada faktor-faktor predisposisi yang menjadi penyakit atas apa yang dialami Tukul saat ini.

Meski demikian, ia meminta semua pihak agar menunggu kajian yang dilakukan oleh Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) DKI Jakarta.

"Tapi tentunya sesuai prosedur akan dilakukan kajian oleh Komda KIPI DKI, dan kita tunggu hasilnya," kata Nadia.

Baca juga: Apa Itu Pendarahan Otak yang Dialami Tukul Arwana, Penyebab, dan Gejalanya

Penjelasan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON)

Sementara itu, RS PON, Cawang, Jakarta Timur, tempat Tukul menjalani perawatan, membantah penyakit Tukul terkait dengan vaksinasi Covid-19.

Direktur Utama RS PON dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS mengatakan, pendarahan otak yang dialami Tukul bukan karena kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Covid-19.

"Kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan antara stroke pendarahan otak dengan vaksin Covid-19," kata dr. Mursyid, dalam konferensi pers yang ditayangkan kanal YouTube Kemenkes, Jumat (24/9/2021).

"Apa pun jenis vaksinnya, apa pun merek vaksinnya, belum ada yang mengatakan bahwa ada risiko terjadinya stroke pendarahan akibat vaksin. Ini perlu kami klarifikasi. Secara ilmiah pun kami juga sudah melihat tidak ada hubungan anatar stroke pendarahan dengan vaksin Covid-19," ujar dia.

KIPI yang biasa terjadi akibat vaksinasi, kata Mursyid, di antaranya demam beberapa hari dan rasa nyeri di bekas suntikan.

"Itu efek biasa. Dan akan hilang, tidak akan menimbulkan dampak sama sekali," kata Mursyid.

Kata Komnas KIPI

Terkait isu ini, Kompas.com juga menghubungi Ketua Komnas KIPI Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K).

Hinky mengatakan, Komnas sedang menunggu hasil investigasi Komda KIPI DKI Jakarta.

"Saya belum menerima hasil investigasi. Apabila 4 hari setelah vaksinasi dan ada penyakit lain yang sudah diidap oleh yang bersangkutan sejak sebelum vaksinasi, umumnya KIPI yang terjadi tidak terkait dengan vaksinasi," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Sebagai bentuk kehati-hatian, lanjut Hindra, Komnas KIPI masih menunggu data dan audit Komda KIPI DKI Jakarta untuk menarik kesimpulan.

"Mudah-mudahan datanya lengkap, sehingga memudahkan melakukan kajian," kata Hinky.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi