Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Varian R.1 di Amerika Serikat, seperti Apa Karakteristiknya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi mutasi virus corona
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) baru-baru ini mengumumkan varian Delta telah melampaui mutasi lain dari SARS-CoV-2 sebagai strain yang paling menonjol di dunia.

Namun, para peneliti telah mengidentifikasi strain lain, yaitu varian R.1, yang ditemukan dalam jumlah kecil kasus Covid-19 di Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Diberitakan Newsweek, 22 September 2021, varian R.1 telah menginfeksi penghuni dan staf di panti jompo Kentucky. Mereka yang terinfeksi telah divaksinasi.

Departemen Kesehatan Masyarakat Kentucky menyebutkan, varian baru tersebut menginfeksi 45 penghuni dan staf di panti jompo setelah seorang anggota staf yang tidak divaksinasi dinyatakan positif pada Maret lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena mutasinya, varian tersebut mampu melewati perlindungan antibodi pada mereka yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Baca juga: Soal Pendarahan Otak Tukul Arwana, Kemenkes dan RS PON Tegaskan Tak Ada Kaitan dengan Vaksinasi

Menurut data Outbreak.info, situs web yang mengumpulkan data varian Covid-19, per 21 September varian R.1 telah terdeteksi di 47 negara bagian AS.

Selain itu, telah menginfeksi lebih dari 10.567 orang di seluruh dunia.

Varian ini telah ditemukan setidaknya di 31 negara di seluruh dunia, termasuk China, India dan banyak negara di Eropa barat.

Meskipun jumlah infeksinya rendah, mantan profesor Harvard Medical School William A. Haseltine, mengatakan, mutasi baru yang ditemukan pada varian R.1 bisa membuatnya menyebar lebih mudah.

Haseltine mengatakan, lima variasi yang ditemukan pada R.1 dapat menyebabkan peningkatan resistensi terhadap antibodi.

Artinya, hal ini dapat membuat varian ini lebih baik dalam menghindari antibodi yang dibuat dengan vaksin dan pada mereka yang sudah terinfeksi.

Menurut CDC, R.1 mengandung mutasi W152L di wilayah protein lonjakan yang merupakan target antibodi sehingga mengurangi efektivitasnya.

Mutasi W152L juga ditemukan dalam varian kecil dari strain Delta yang terdeteksi di India.

Mengutip Health, Kamis (23/9/2021), varian R.1 bukan temuan baru. Mutasi ini pertama kali terdeteksi di Jepang pada 2020, dan sejak saat itu menyebar ke negara lain, termasuk AS.

Faktanya, Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tertanggal 21 April, menunjukkan, mutasi telah ada di Amerika Serikat pada awal April 2021.

Menurut Amesh A. Adalja, MD dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health's Center for Health Security, varian R.1 merupakan versi virus SARS-CoV-2 yang mengalami mutasi terkait dengan perubahan fungsi dari virus.

Dengan kata lain, seperti halnya strain baru, R.1 dapat memengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli. Akan tetapi, identifikasi strain baru tidak selalu menyebabkan kepanikan.

Walaupun varian baru apa pun dapat menimbulkan ancaman, Dr. Adalja mengatakan, kecil kemungkinan varian R.1 akan menyalip varian Delta sebagai mutasi virus SARS-Cov-2 yang paling parah.

"Saya menduga itu tidak akan menjadi masalah besar karena tidak memiliki kemampuan untuk menggantikan Delta. Sangat sulit bagi jenis mutasi ini untuk mendapatkan pijakan di negara yang memiliki varian Delta," kata dia.

Ia menyebutkan, varian ini berpotensi menginfeksi lebih banyak orang yang disuntik vaksin Covid-19.

"Masalahnya adalah mutasi ini memang memiliki mutasi yang kita lihat dengan varian B dan G yang dilupakan orang. Itu mungkin membuat infeksi terobosan lebih umum, tetapi ini bukan tentang itu," ujar Dr. Adalja.

Apa cara terbaik untuk tetap aman dari varian R.1?

Semua tindakan keamanan yang sama yang diterapkan sebelumnya masih berlaku ketika strain baru diidentifikasi.

Asisten profesor peneliti penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Feinberg Northwestern, Ramon Lorenzo Redondo, PhD, mengatakan, cara terbaik untuk menjaga diri agar aman dari berbagai strain SARS-Cov-2 apa pun, adalah dengan mendapatkan vaksinasi lengkap.

Selain itu, terus mempraktikkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan CDC. Salah satunya adalah menggunakan masker di tempat umum.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan varian baru adalah dengan menghentikan jumlah infeksi. Jika Anda mendorong populasi ke jumlah yang sangat rendah dan keragamannya terbatas, virus tidak dapat berkembang sebanyak itu," kata Redondo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi