Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Mutasi Varian R.1, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ker_vii
Ilustrasi virus corona di dalam organ paru-paru. Jumlah virus corona yang tinggi di dalam paru-paru menjadi penyebab kematian Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan varian Delta dari virus corona yang telah melampaui mutasi lainnya, menjadi strain paling dominan.

Strain lain yang telah teridentifikasi, yaitu varian R.1, ditemukan dalam sejumlah kecil kasus Covid-19 di Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Melansir Health, varian R.1 telah menginfeksi penghuni dan staf di panti jompo Kentucky, bahkan virus ini telah menginfeksi orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap.

Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Mulai Terdeteksi di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut sejumlah fakta tentang varian R.1:

1. Varian R.1 bukan temuan baru

Mutasi varian R.1 pertama kali teridentifiksasi di Jepang pada 2020, dan kemudian menyebar ke negara lain termasuk AS.

Laporan mingguan Morbiditas dan Kematian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 21 April, melaporkan adanya mutasi virus ini di AS pada awal April tahun ini.

2. Varian R.1 telah terdeteksi di 47 negara bagian AS

Menurut laporan Newsweek, varian R.1 telah terdeteksi di 47 negara bagian AS, dan dikaitkan dengan 2.259 kasus.

Hingga 22 September, terdapat 10.56 kasus virus R.1 yang dilaporkan terdeteksi di seluruh dunia.

Negara bagian Maryland ditemukan telah mencatat jumlah kasus tertinggi, dengan 399 terdeteksi sejak varian pertama kali diidentifikasi.

Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...

Varian R.1 yang dikhawatirkan lebih menular ini telah terdeteksi di 35 negara dan 2 wilayah AS.

Bahkan, virus juga telah teridentifikasi di China, India, dan banyak negara di Eropa Barat.

Meski jumlah infeksi rendah, mutasi baru yang ditemukan pada varian ini bisa membuatnya lebih mudah menyebar.

Baca juga: Varian Delta Plus Ada di Indonesia, Ini Penjelasan Eijkman

3. Varian R.1 disebut lebih resisten terhadap antibodi

Pertama kali teridentifikasi di Jepang, varian R.1 mengandung mutasi yang memungkinkannya melewati perlindungan antibodi pada orang yang telah divaksinasi lengkap.

Mantan Profesor Harvard Medical School William A. Haseltine menjelaskan, ditemukan lima variasi dari varian ini, yang dapat membuat peningkatan resistensi terhadap antibodi.

Ini berarti bisa membuat varian lebih baik dalam menghindari antibodi yang dibuat dengan vaksin dan pada orang yang telah terinfeksi.

Baca juga: Berkaca dari Peristiwa French Open 2021, Benarkah Vaksin Sinovac Belum Diakui Eropa?

4. Varian R.1 berpotensi menginfeksi lebih banyak orang

CDC menjabarakan, varian R.1 mengandung mutasi W152L pada wilayah protein lonjakan yang menjadi target antibodi sehingga berkurang efektivitasnya.

Dalam varian kecil dari jenis Delta yang terdeteksi di India juga mengandung mutasi W15L.

Varian R.1 dapat memengaruhi orang secara berbeda dari virus versi asli, tapi tidak selalu menimbulkan kekhawatiran.

Kecil kemungkinan varian ini menyalip varian Delta, sebagai mutasi virus corona terparah.

Varian ini berpotensi menginfeksi lebih banyak orang yang telah divaksinasi.

Baca juga: Muncul Klaster Sekolah, Apa yang Harus Dilakukan Saat Terinfeksi Covid-19 di PTM?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenapa Penyintas Covid-19 Tetap Perlu Divaksin?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi