Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Rusak Mental Health Mereka yang Lagi Cari Kerja, Belum Nikah, Belum Punya Keturunan"

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PIXABAY
Ilustrasi kesehatan mental.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Di media sosial, ramai twit bernarasi agar tidak merusak mental health mereka yang sedang berjuang menggapai tujuannya.

Mulai dari mereka yang tengah mencari pekerjaan, menyelesaikan skripsi, hingga belum menikah pada usia yang sudah cukup matang.

Twit yang telah disukai lebih dari 74.000 kali tersebut dibagikan oleh akun @dindayohanes pada 13 September 2021.

"Jangan merusak mental health mereka yang lagi nyari kerja, nyusun skripsi, belum menikah di usia yang cukup matang, belum memiliki keturunan padahal sudah menikah cukup lama. ada tambahan?," tulis @dindayohanes.

Apa itu mental health? Seperti apa ciri-cirinya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Rumor Hoaks Biaya Pasien Covid-19 Tak Ditanggung Lagi

Apa itu mental health?

Dilansir dari laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Promkes Kemenkes), promkes.kemkes.go.id, mental health adalah kesehatan mental itu sendiri.

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.

Baca juga: Beredar di Medsos, Benarkah Biaya Pasien Covid-19 Tak Ditanggung Kemenkes per 1 Oktober?

Tiga jenis gangguan kesehatan mental

Berikut adalah tiga jenis kondisi yang paling umum terjadi:

1. Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.

Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.

Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Berikut adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:

Baca juga: Tantangan Bekerja dari Rumah, Jangan Sampai Depresi! Ini Cara Mencegahnya

2. Gangguan kecemasan

Berikutnya, yakni gangguan kecemasan. Kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja.

Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada setiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.

Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.

Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan antara lain:

  • Sulit tidur
  • Badan gemetar
  • Mengeluarkan keringat secara berlebihan
  • Otot menjadi tegang
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Lelah
  • Sakit perut atau kepala
  • Pusing
  • Mulut terasa kering
  • Kesemutan.

Baca juga: Berkaca dari Hobi SBY, Ini Manfaat Melukis untuk Kesehatan Mental

3. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih.

Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya.

Tak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

Berikut adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami depresi:

  • Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk melakukan sesuatu
  • Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus menangis
  • Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan
  • Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan rasa percaya diri
  • Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung
  • Tidak acuh terhadap orang lain
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Baca juga: Mengenal 4 Hormon Kebahagiaan yang Dapat Mendukung Kesehatan Mental

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi