Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Tahun yang Lalu Kucing Tak Mengeong, Ini Sebabnya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Ariana Suarez
Kucing mengeong untuk mendapatkan perhatian manusia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kucing hanya mengeong kepada manusia. Kucing jarang mengeong kepada sesamanya yaitu kucing.

Kucing akan mengeong dan menatap mata kita ketika lapar dan meminta makan, ketika sakit dan meminta ditolong, atau ketika bosan di dalam rumah dan meminta perhatian.

Kebiasaan kucing mengeong untuk berkomunikasi pada manusia ini sudah berlangsung ribuan tahun lamanya. Sejak kucing menjadi hewan domestik dan tinggal berdekatan dengan para manusia.

Menghimpun data dari Live Science. sebelum menjadi hewan domestik, kucing adalah makhluk penyendiri yang tak punya kemampuan berkomunikasi dengan manusia.

Baca juga: Kucing Kehilangan Meongnya? Bisa Jadi Mereka Tengah Menderita Laringitis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hewan pendiam

Kucing mulai menjadi teman manusia, hidup di dalam habitat manusia, sejak 10.000 tahun yang lalu.

Masa sebelum itu, kucing adalah hewan liar yang penyendiri. Hal ini seperti ditulis John Bradshaw dan Chalotte Cameron Beaumont di buku The Domestic Cat: The Biology of Its Behaviour.

Sebelum jadi hewan domestik, kucing jarang menggunakan pita suaranya untuk berkomunikasi, bahkan dengan sesamanya.

Kucing purba akan berkomunikasi dengan sesama kucing lewat bau tubuh, dengan menggosok-gosokkan beberapa anggota tubuhnya ke tubuh kucing lain, atau dengan menyemprot urin ke tempat-tempat yang ingin mereka tandai sebagai wilayah mereka.

Menurut John Wright, psikolog yang mempelajari tingkah laku binatang, kucing tak membutuhkan suara untuk berkomunikasi,"Karena buat apa menggunakan vokalisasi jika mereka bisa berkomunikasi lewat cara yang lebih efisien?"

Baca juga: Tips Mengatasi Kucing yang Terlalu Aktif di Malam Hari

Kebutuhan berkomunikasi dengan manusia

Namun sifat pendiam kucing ini sontak berubah ketika mereka harus hidup berdampingan dengan manusia.

Karena kucing menyadari, indera penciuman manusia tak sekuat kucing sehingga tak bisa digunakan membaui aroma tubuh kucing yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.

Bahkan seringnya, penyemprotan urin kucing ke beberapa sudut rumah, tak dianggap manusia sebagai komunikasi yang wajar dan justru dianggap sebagai perilaku yang kurang tepat.

Jadi kucing pun beradaptasi dengan hal ini, dan akhirnya mengeluarkan suara meongnya, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari manusia-manusia di sekitarnya.

Bagi kucing, vokalisasi meong menjadi alat untuk memanipulasi manusia, untuk mendapatkan makanan, perlindungan juga perhatian dari manusia.

Baca juga: Kucing Juga Bisa Cemburu, Ini Tanda dan Cara Mengatasinya

Dari tahun ke tahun, kucing pun semakin pintar memanipulasi manusia. Mereka melatih vokalnya dalam nada yang berbeda-beda, untuk mendapatkan hal yang berbeda-beda pula dari manusia.

Jika Anda perhatikan, nada meong kucing meminta makan dengan kucing yang meminta perhatian akan berbeda. Ketika meminta makan, nada meong kucing akan terdengar lebih tinggi dan dalam intens.

Karena vokalisasi ini berhubungan dengan keberadaan manusia, maka kucing liar atau kucing jalanan, akan memiliki frekuensi mengeong lebih jarang dari pada kucing rumahan.

Mereka merasa tak perlu melakukan vokalisasi, mengingat hidupnya tak pernah berdekatan dengan manusia.

Baca juga: 8 Kesalahan yang Sering Dilakukan Ketika Merawat Bayi Kucing 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi