Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Akan Alami Hujan Badai 27-28 September, Ini Prediksi PRSTA BRIN

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Warga
Cuaca buruk merusak sejumlah bangunan di wilayah Depok, Jawa Barat pada Minggu (26/9/2021) sore.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hujan deras disertai angin kencang kembali melanda Depok, Jawa Barat pada Minggu (26/9/2021) sore.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa (21/9/2021) dan Jumat (24/9/2021), Depok juga mengalami hujan badai.

Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRSTA-BRIN) mengkaji bahwa hujan badai di Depok terjadi karena menghangatnya suhu permukaan laut di Samudra Hindia di sebelah selatan Jawa Barat dan Sumatera Selatan, serta pergerakan angin ke utara garis konvektif.

Pranata Humas Pusat Riset dan Teknologi Atmosfer PRSTA-BRIN Muhtar Gunawan mengatakan, Satellite Early Warning System (Sadewa) memprediksi hujan badai di Depok akan kembali terjadi selama dua hari ke depan.

"Prediksi Sadewa menunjukkan, Depok akan kembali mengalami hujan badai pada 27-28 September karena mekanisme pergerakan ke utara garis konvektif yang tumbuh dengan cepat pada sore hari di sepanjang selatan Jawa Barat," kata Muhtar kepada Kompas.com, Senin (27/9/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Selamat Ulang Tahun ke-23 Google! Ini Sejarah Perjalanannya

Penyebab hujan badai

Selain karena menghangatnya suhu permukaan laut, hujan deras disertai angin kencang di Depok juga dipengaruhi oleh tiga mekanisme badai yang berbeda.

Pada Selasa (21/9/2021), hujan badai terbentuk dari satu sel badai terisolasi yang mulai tumbuh sejak pukul 13:00 WIB hingga mencapai puncak pada pukul 18:00 WIB.

Hal ini didukung oleh angin dari selatan yang mengalami pembelokan menjadi angin dari utara menuju Depok dan sekitarnya.

Kemudian, pada Jumat (24/9/2021), hujan deras terjadi karena pengaruh pergerakan garis konveksi yang membentang di pesisir selatan Jawa Barat.

Terakhir, hujan badai pada Minggu (26/9/2021), hujan badai terjadi karena proses penggabungan 3 sel badai di selatan dan utara Jawa Bawat menjadi badai skala meso yang terjadi di atas Depok.

"Depok menjadi pusat pembentukan badai dengan kecepatan angin di permukaan bisa mencapai 5-8 meter per detik. Kebetulan, pembelokan angin dari utara (Laut Jawa) arahnya menuju Depok,” kata Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TReAK) dan Tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (Tiviam) Erma Yulihastin, seperti diberitakan Harian Kompas, Senin (27/9/2021).

Kondisi ini menyebabkan suplai uap air yang berlimpah untuk membentuk awan-awan konvektif lokal di kawasan Jawa barat dengan pusat badai skala meso terbentuk di Depok dan sekitarnya.

Baca juga: BPJS Kesehatan Akan Terapkan Kelas Standar Mulai 2022, seperti Apa Gambarannya?

Pohon tumbang dan bangunan rusak

Hujan badai yang terjadi di Depok, Minggu (27/9/2021) sore, menyebabkan sejumlah bangunan rusak dan pohon tumbang.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (26/9/2021), seorang warga Pondok Petir, Eko, mengatakan, di sekitar Jalan Raya Pondok Petir dan Serua Bulak di Kecamatan Bojongsari banyak pohon tumbang. Selain pohon tumbang, atap rumah banyak yang ambrol akibat angin kencang.

Setelah hujan deras dan angin kencang berhenti, warga segera memperbaiki kerusakan yang terjadi. Mereka mulai menebangi pohon secara mandiri.

Adapun bagian pohon yang menimpa kabel dan rumah mulai ditebangi. Atap-atap yang ambrol juga dipasang kembali.

(Sumber: KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo | Editor: Diamanty Meiliana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi