Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Buah Rambutan Digoreng, Begini Kata Ahli Gizi

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Viral buah rambutan digoreng dengan balutan tepung
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seseorang menggoreng buah rambutan viral di media sosial.

Video ini diunggah melalui platform TikTok, yang disukai lebih dari 572 ribu akun dan mendapatkan lebih dari 66 ribu komentar.

Tak hanya itu, video ini telah dibagikan lebih dari 12 ribu kali.

Dalam video tersebut, memperlihatkan seorang laki-laki berbaju putih telah menyiapkan seikat buah rambutan, adonan tepung, dan minyak panas.

Ikatan buah rambutan itu dimasukkan ke adonan tepung, kemudian digoreng di wajah yang berisi minyak panas, hingga berwarna kuning kecoklatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di akhir video, laki-laki tersebut memakan gorengan buah rambutan tersebut.

Bagaimana tanggapan ahli gizi?

Baca juga: Video Viral Semangka Digoreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tanggapan ahli gizi

Dokter sekaligus ahli gizi komunitas Dr dr Tan Shot Yen, M.Hum menanggapi hal tersebut.

Dia mengatakan, video ini dibuat hanya untuk konten, dengan tujuan memperlihatkan sesuatu di luar batas kewajaran, yang kemudian menjadi viral, karena dirasa unik.

Namun dari sisi kesehatan, vitamin-vitamin dan antioksidan dalam buah tersebut hilang, bahkan menghasilkan senyawa akrilamida sebagai hasil dari proses penggorengan.

“Jangankan rambutan, yang keliatan wajar aja, pisang goreng misalnya, maka kebaikan pisang itu sendiri sudah hilang,” ujar Tan, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/10/2021).

“Hanya sekadar karbo (karena pisang menghasilkan gula), yang akhirnya malah menghasilkan senyawa akrilamida sebagai hasil proses menggoreng. Vitamin, antioksidan, lewat. Hilang,” lanjut dia.

Baca juga: Apa Itu Evergrande? Kasusnya Berpotensi Picu Krisis Ekonomi Global..

Dampak negatif menggoreng buah

Melansir Kompas.com, 21 April 2021, Pengajar di Program Studi Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Lily Arsanti Lestari juga telah menyampaikan dampak negatifnya.

Menggoreng buah, terlebih buah dengan kadar air tinggi, mempunyai banyak dampak negatif, seperti zat gizi dalam buah terutama vitamin akan mengalami kerusakan.

Ia menambahkan, kandungan air yang tinggi saat proses penggorengan, akan membuat air dalam buah masuk ke minyak dan dapat membuat minyak lebih mudah terhidrolisis.

Minyak juga akan mudah teroksidasi menghasilkan radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan.

Menurut dia, penggorengan buah dapat dilakukan dengan teknik vacuum frying, yang telah digunakan untuk membuat keripik berbahan dasar buah-buahan seperti apel.

Namun, disarankan untuk mengonsumsi langsung buah-buahan yang masih segar.

Baca juga: Mengenal Kutu Putih, Cara Basmi dan Pestisida Alaminya

Prinsip menggoreng

Ahli gizi UGM Dwi Budiningsari menjelaskan, menggoreng merupakan mengeringkan bahan makanan sehingga produk yang dihasilkan lebih layak dikonsumsi atau lebih kering dan renyah.

Minyak goreng bertindak sebagai media pemanas, sehingga terjadi proses konduksi yang mengakibatkan kadar air yang ada dalam bahan makanan menjadi hilang.

Minyak yang terserap dalam makanan kemudian menambah kandungan lemak yang disebut sebagai kalori.

Kendati begitu, menggoreng buah tidak memberikan manfaat gizi, sebab vitamin dalam buah tersebut akan hilang, bahkan terjadi kerusakan senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan.

Secara umum, terdapat istilah food traffic light system, yang mengkategorikan makanan menjadi tiga:

  • Hijau sebagai kategori paling sehat (sebaiknya dikonsumsi setiap hari)
  • Kuning sebagai kategori sehat sedang (sebaiknya berhati-hati)
  • Merah sebagai kategori tidak sehat (sebaiknya dibatasi dalam mengonsumsinya karena mengandung kalori, lemak, garam, dan gula tinggi).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi