Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Covid-19 Berbasis Air Liur Pertama Segera Meluncur, Seperti Apa?

Baca di App
Lihat Foto
Horth Rasur
Ilustrasi tes corona dengan menggunakan metode swab atau usap untuk mengetahui seseorang terinfeksi Covid-19.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Inggris akan meluncurkan tes Covid-19 berbasis air liur untuk pertama kalinya.

Tes antigen yang diberinama KnowNow ini mengambil sampel permukaan sel manusia untuk mengidentifikasi virus dan hanya mengenali Covid-19 menular atau aktif.

Tes ini disebut lebih akurat dan dirancang meniru pengalaman menyikat gigi, tanpa perlu menempelkan swab ke hidung dan menggesek bagian belakang tenggorokan.

"KnowNow memungkinkan pengujian untuk menjaga orang tetap aman, sambil meminimalkan gangguan, meningkatkan kepercayaan dan menjaga masyarakat dan ekonomi tetap terbuka," kata seorang juru bicara KnowNow, dikutip dari Daily Mail.

Meski sudah terdaftar di Inggris dan menjalani uji klinis di Uni Eropa, Amerika Serikat belum mempertimbangkan tes tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti apa tes Covid-19 berbasis air liur ini?

Baca juga: Pil Molnupiravir Diklaim Tekan Kematian dan Rawat RS akibat Covid-19

Tentang Vatic

Vatic Health Limited, sebuah perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di Inggris, hari ini telah menandatangani perjanjian pasokan dengan salah satu produsen tes aliran lateral terbesar di Eropa, Abingdon Health.

Bersama-sama, mereka berharap dapat meluncurkan hingga 100 juta tes KnowNow Covid setiap tahun.

Salah seorang pendiri Vatic Alex Sheppard mengatakan, pihaknya kini bergerak ke fase baru pandemi Covid-19 dan belajar hidup bersama virus.

"Sayangnya dengan munculnya beberapa mutasi di seluruh dunia, vaksinasi saja bukanlah solusi total," kata dia.

"Teknologi pengujian reguler diperlukan untuk membantu mengurangi penyebaran secara keseluruhan dan menjaga perekonomian tetap berjalan dan berjalan," tambah Sheppard.

Ia menuturkan, pihaknya berharap dapat memproduksi dua juta tes per bulan pada tahap awal.

Baca juga: Krisis Evergrande, Apa Dampaknya untuk Indonesia?

Teknologi tes Covid-19 terus berkembang

Sementara itu, Chief Executive Officer Abingdon Health, Chris Yates menjelaskan, ia merasa senang bekerja sama dengan Vatic dalam transfer teknologi tes Covid-19 canggih.

"Kami sekarang berada di garis depan pengujian cepat Covid-19 dan bagian dari kapasitas manufaktur diagnostik Inggris," ujar Yates.

"Kesepakatan dengan Vatic adalah bukti kemampuan kami untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi bagi mitra kami, baik untuk tes Covid-19 atau non-Covid," sambung dia.

Sebelumnya, beberapa orang tua siswa di sekolah disabilitas di Irlandia Utara mengaku anak mereka menganggap tes swab sebagai "trauma", sebagaimana diberitakan BBC.

Putra Joanne Comiskey yang berusia tujuh tahun, Caelum, adalah penderita autis. Dia merasa benar-benar kesulitan untuk melakukan intervensi medis apa pun.

"Jadi tes PCR adalah perjuangan nyata baginya. Dia mematahkan hidungnya beberapa tahun yang lalu, jadi dia sama sekali tidak menyukai apapun di dekat hidungnya," kata Comiskey.

Ia menuturkan, saudara laki-laki Caelum telah dites positif Covid-19 setelah kembali ke sekolah sehingga seluruh keluarga harus melakukan tes PCR sebagai kontak dekat.

"Kami tidak punya pilihan selain menguji Caelum. Dia menangis, bersembunyi di bawah tempat tidur, berusaha menjauh dari kami, memohon agar kami tidak mengusap hidungnya," papar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi