Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Virus Mirip Penyebab Covid-19 dari Kelelawar di Laos

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/belizar
Ilustrasi kelelawar vampir betina suka berbagi makanan dan saling merawat.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ada banyak teori tentang asal usul virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, tetapi belum ada yang terbukti.

Para peneliti kini telah menemukan pada kelelawar yang tinggal di gua-gua di Laos, jenis virus yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2 sehingga mereka yakin dapat menginfeksi manusia.

Penemuan ini dapat membuktikan asal mula alami dari pandemi Covid-19 dan bahwa penularan virus langsung dari kelelawar ke manusia adalah kemungkinan penyebab pandemi.

Sejak virus corona penyebab Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China pada Desember 2019, banyak ahli berusaha mengungkap asal-usulnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang menganggap bahwa pandemi tersebut berasal dari China, dengan asumsi ketika virus itu pertama kali terdeteksi di sana, kemungkinan virus Covid-19 dimulai di tempat tersebut.

Namun baru-baru ini tim peneliti menemukan bahwa, terdapat kemiripan antara SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 pada sampel yang diambil dari kelelawar di Laos. 

Baca juga: Peneliti Kelelawar Kamboja Lacak Asal-usul Virus Covid-19

Mirip dengan virus penyebab Covid-19

Dalam sebuah makalah yang dikirimkan ke Nature, para peneliti dari Institut Pasteur di Paris, Perancis, dan Laos, telah melaporkan menemukan virus dengan domain pengikatan reseptor yang sangat mirip dengan yang ditemukan pada SARS-CoV-2 pada kelelawar gua di Laos Utara.

Para peneliti mengambil sampel darah, air liur, feses dubur, dan urin dari 645 kelelawar dari 46 spesies berbeda yang ditemukan di gua-gua batu kapur di Laos Utara, yang dekat dengan perbatasan China Barat Daya.

Para ahli menemukan tiga jenis virus terpisah dalam tiga spesies kelelawar Rhinolophus yang berbeda, umumnya dikenal sebagai kelelawar tapal kuda.

Sekuensing RNA mengungkapkan bahwa virus ini lebih dari 95 persen identik dengan SARS-CoV-2, dan satu virus terdekat dengan SARS-CoV-2 yang ditemukan sejauh ini sebesar 96,8 persen mirip.

Eksperimen lebih lanjut menunjukkan bahwa domain pengikatan reseptor dari virus memiliki afinitas tinggi untuk reseptor ACE2 manusia.

Ini sebanding dengan afinitas strain SARS-CoV-2 yang ditemukan para ilmuwan pada awal pandemi, menunjukkan virus ini dapat menginfeksi manusia secara langsung.

Baca juga: Peneliti WHO Ungkap Asal Usul Virus Corona hingga Cara Penyebarannya

 

Bisa ditemukan di mamalia lain

Tahun lalu, para ilmuwan mendeteksi virus serupa di Yunnan, di China Barat Daya, sebesar 96,1 persen mirip dengan SARS-CoV-2, yang berarti makalah ini menggambarkan virus terdekat yang terdeteksi.

Prof Edward dari University of Sydney Australia, yang telah mempelajari kemunculan dan penyebaran SARS-CoV-2 tapi tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa makalah ini sangat signifikan.

“Menurut saya, virus ini tidak hanya ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. Ekologi tidak seperti itu. Saya menduga mereka juga akan ditemukan pada spesies mamalia lain tetapi belum diambil sampelnya,” kata Prof. Holmes dikutup dari Medical News Today. 

Baca juga: Hasil Penyelidikan WHO soal Asal-Usul Virus Corona, Bukan dari Wuhan atau Kebocoran Lab

Studi mengenai kelelawar di China

Sebuah studi oleh tim dari Chinese Academy of Medical Sciences dan Peking Union Medical College di Beijing telah menyebut bahwa virus terkait SARS-CoV-2 sangat langka pada kelelawar di China.

Hal itu setelah peneliti mengambil swab hidung dan dubur dari lebih dari 13.000 kelelawar, antara 2016- 2021 di 703 lokasi di seluruh negeri.

Makalah itu juga menunjukkan, virus SARS-CoV-2 tidak terdeteksi dalam sampel yang diambil dari Pasar Huanan Wuhan, 40 hari setelah penutupan pasar, yang disebabkan oleh kekhawatiran bahwa peristiwa infeksi awal telah terjadi di sana.

Penulis menyimpulkan, penelitian lebih lanjut harus dilakukan di selatan dan barat daya China untuk menentukan asal virus.

 

Alasan sulit menentukan virus corona

Salah satu alasan sulitnya menentukan virus corona berasal adalah genom virus yang berubah melalui proses atau rekombinasi, bukan hanya melalui mutasi.

Rekombinasi virus terjadi ketika dua strain yang berbeda menginfeksi sel inang yang sama.

Saat virus bereplikasi dalam sel yang sama, virus dapat berinteraksi, dan keturunan yang dihasilkan dapat memiliki beberapa gen dari kedua inang, dan hal ini dapat membuat sulit untuk mengetahui garis keturunan virus tersebut.

“Rekombinasi tampaknya penting untuk bagaimana virus ini berevolusi secara keseluruhan,” ujar ahli virologi evolusi dari Universitas Glasgow di Inggris Spyros Lytras.

Pihaknya mengatakan virus-virus ini mengubah bagian genom mereka sepanjang waktu, dan virus baru dari Laos mencerminkan hal itu. 

"Meskipun virus-virus ini ditemukan di tempat yang sama, gua yang sama, virus memiliki bagian genom yang berbeda yang memiliki kombinasi bagian rekombinan yang berbeda,” kata dia.

Baca juga: WHO Selidiki Asal-usul Virus Corona dari Hewan di China

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi