Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Banyak Senyum dan Tawa Dibanding Tangis dan Kecewa Diawali dari Papua

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Suasana pertunjukan kembang api saat pembukaan PON Papua di Stadion Lukas Enembe, Sentani, Papua, Sabtu (2/10/2021). Perhelatan olahraga empat tahunan tersebut mengangkat tema 'Torang Bisa'.
Editor: Heru Margianto

HAI, apa kabarmu? 

Semoga kabarmu baik karena kesehatan dan mulai normalnya sejumlah kegiatan harian yang semula terkendala dan dibatasi karena pandemi.

Sejak akhir September 2021, kita mendapati sejumlah kegiatan di luar rumah meningkat tajam. Jalan-jalan yang semula lengang mulai ramai bahkan macet di beberapa ruas.

Tidak hanya di hari kerja dan jam-jam kerja kepadatan dan kemacetan terjadi, tetapi juga pada akhir pekan. 

Saat akhir pekan, kepadatan tidak hanya terjadi di kota tetapi meluas sampai ke luar kota.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogor dan Puncak di Jawa Barat yang menjadi penyangga Jakarta dan tempat "pelarian" warga Jakarta misalnya, padat saat akhir pekan.

Yogyakarta dan sekitarnya diserbu wisatawan yang umumnya membawa kendaraan. Parkir kendaraan di tempat-tempat keramaian sampai menggunakan ruas-ruas jalan.

Kepadatan apalagi kemacetan memang menyebalkan. Namun, mendapati kemacetan kali ini, kegembiraan ikut menyembul muncul di luar kesebalannya.

Ekonomi dan aktivitas harian mulai bergerak menuju normal bersamaan dengan kemampuan pengendalian pandemi Covid-19.

Kita mendapati data yang menggembirakan. Dari hari ke hari, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus turun. Rumah sakit kosong. Tenaga medis bisa menarik nafas lebih dalam.

Setelah sebelumnya sempat mencapai 56.757 kasus dalam sehari (15 Juli 2021), Senin (4/10/2021), didapati 922 kasus dalam sehari.

Sejak akhir Sepember 2021, bersamaan dengan menggeliatnya sejumlah aktivitas termasuk wisata, kasus harian ada di bawah 2.000.

Baca juga: UPDATE: Kasus Harian Covid-19 Kembali di Bawah 1.000, Terakhir Juni 2020

Sebuah kemampuan pengendalian yang patut disyukuri.

Nyaris dua tahun kita berada dalam situasi pandemi, kita makin mampu mencegah penularan dengan disiplin protokol kesehatan dan menerima vaksin.

Untuk vaksin, Indonesia sudah menyuntikkan 146 juta dosis dari jumlah populasi sekitar 270 juta penduduk. Dari catatan itu, ada 52,7 juta penduduk yang sudah lengkap menerima vaksin.

Lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah menerima vaksin dan sekitar 20 persen di antaranya sudah menerima vaksin secara lengkap. Data diambil pada 2 Oktober 2021.

Meskipun secara persentase masih di bawah rata-rata dunia yaitu 34,4 persen, capaian Indonesia jauh melampaui sejumlah perkiraan lembaga-lembaga dunia seperti Bloomberg.

Kerja semua pihak dan kesediaan semua warga untuk menerima vaksin sebagai salah satu upaya mengatasi pandemi memungkinkan percepatan vaksinasi.

Diawali dengan kemampuan menyuntikkan vaksin 60.000 dosis per hari, kini rata-rata kamampuan kita menyuntikkan vaksin ada di 1,3 juta dosis per hari.

Prediksi Bloomberg di awal-awal vaksinasi meleset karena kemampuan kita melakukan percepatan vaksinasi bersamaan dengan antusiasme warga untuk menerima vaksin.

Perkiraan 10 tahun untuk memvaksin 75 persen penduduk Indonesia akan tercapai dalam beberapa bulan ke depan. 

Meskipun diyakini Covid-19 tidak akan hilang, namun hadirnya vaksin dan vaksinasi membuat Covid-19 bisa dikendalikan dan dikelola tingkat mematikannya.

Kemampaun mengendalikan penyebaran virus dengan hasil yang terus membaik tercermin juga dalam terselenggaranya kegiatan-kegiatan lain.

Pusat belanja, tempat makan, tempat wisata, mulai didatangi pengunjung dan mulai ramai. Plaza Indonesia pekan lalu di hari kerja misalnya, sudah ramai dengan banyaknya pengunjung.

Dalam suasana seperti ini, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX digelar di Papua.

Dibuka Presiden Joko Widodo langsung dari Stadion Lukas Enembe, Sentani, Jayapura, Sabtu (2/10/2021)  dan dihadiri ribuan penonton di stadion, PON XX Papua menandai perhelatan olahraga nasional sekaligus normal baru yang kita nanti-nantikan.

Buat Presiden Jokowi yang tampak murah senyum dan murah hati selama di Papua, PON XX Papua menggambarkan kemajuan Papua.

Masyarakat Papua siap menggelar acara besar berskala nasional dan internasional dengan dukungan infrastruktur yang terbangun.

Sebuah misi dengan pintu masuk pembangunan infrastruktur di Papua yang semula banyak diragukan kini mewujud. Murah senyum dan murah hati Presiden Jokowi berawal dari sini.

Buat Indonesia, PON XX Papua ini merupakan panggung persatuan, kebersamaan, persaudaraan, kesetaraan, keadilan untuk maju bersama, dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rangkaian pembukaan yang kaya dengan nilai budaya Papua telah memukau seluruh rakyat Indonesia.

Kehadiran delapan atlet Papua yang berjaya di panggung Internasional membawa bendera PON menggambarkan kontribusi dan potensi Papua untuk Indonesia.

Di antara para atlet itu adalah Lisa Rumbewas (atlet angkat besi peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 dan Athena 2004 serta perunggu Olimpiade Beijing 2008) dan Rully Nere, peraih medali emas sepak bola SEA Games Jakarta 1987. 

Diikuti 7.039 atlet dari seluruh Indonesia yang akan bertanding di 37 cabang pertandingan dengan 681 nomor pertandingan, PON XX memperebutkan 2.239 medali (681 di antaranya medali emas).

Pertandingan tersebut digelar di empat klaster yaitu di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.  Pertandingan diawali 22 September, dibuka 2 Oktober, dan akan diakhiri 15 Oktober 2021.

Kegairahan pembukaan PON XX tampaknya menandai era baru untuk Indonesia yang didera pandemi dan mulai bangkit karena mampu mengendalikannya.

Banyak senyum dan tawa semoga menjadi penambah semangat untuk kerja-kerja yang perlu terus dilanjutkan secara disiplin bersama-sama.

Dengan suara serak tetapi jelas pesannya, apa yang dikatakan Gubernur Papua Lukas Enembe saat pembukaan PON XX patut jadi perjuangan kita semua.

Memastikan banyak senyum dan tawa dibandingkan tangis dan kecewa.

Suara serak Gubernur Papua semoga sinyal rasa haru atas kemajuan di Papua.

Termasuk tentu saja penamaan stadion dengan namanya: Stadion Lukas Enembe.

Salam haru.
Wisnu Nugroho. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi