Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 5 Oktober: Kasus Baru Indonesia di Bawah 1.000, Pertama sejak Juni 2020

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/SAKCHAI LALIT
Seorang petugas kesehatan memeriksa kadar oksigen untuk pasien Covid-19 setibanya di stasiun kereta Rangsit di provinsi Pathum Thani, Thailand, Selasa, 27 Juli 2021.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Berikut ini update corona Indonesia dan dunia Selasa, 5 Oktober 2021.

Berdasarkan data Worldometers, hingga Selasa (5/10/2021) pagi:

Baca juga: [POPULER TREN] Ini Aturan Terbaru PPKM yang Berlaku 5-18 Oktober

Update corona Indonesia

Kasus Covid-19 berangsur-angsur menurun. Laporan kasus baru angkanya berada di bawah 1.000 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini penjadi yang pertama kalinya sejak 22 Juni 2020. Saat itu Indonesia melaporkan 954 kasus positif. 

Dari update Senin (4/10/2021), Indonesia melaporkan perkembangan sebagai berikut:

Total kasus Covid-19 Indonesia

Baca juga: Kekayaan Bos Facebook Mark Zuckerberg Anjlok Rp 85,6 triliun Saat WhatsApp dkk Error


5 negara kasus tertinggi

Berikut ini lima negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat

  • Kasus positif: 44.654.270
  • Meninggal: 722.031
  • Sembuh: 34.125.984

2. India

  • Kasus positif: 33.851.005
  • Meninggal: 449.283
  • Sembuh: 33.142.966

3. Brasil

  • Kasus positif: 21.478.546
  • Meninggal: 598.185
  • Sembuh: 20.462.345

4. Inggris

  • Kasus positif: 7.934.936
  • Meninggal: 136.986
  • Sembuh: 6.453.132

5. Rusia

  • Kasus positif: 7.612.317
  • Meninggal: 210.801
  • Sembuh: 6740.491

Baca juga: Update Corona: Kematian Tertinggi di Rusia | Australia Lockdown Terlama

Thailand mulai vaksinasi pelajar

Melansir CNA, Senin (4/10/2021) Thailand memulai program vaksinasi Covid-19 kepada pelajar sekolah menengah untuk pertama kalinya pada Senin (4/10/2021).

Program vaksinasi mulai digulirkan untuk meningkatkan tingkat imunisasi pelajar menjelang rencana pembukaan kembali sekolah bulan depan.

Pihak berwenang ibu kota Bangkok menyebutkan, sekitar 88 persen siswa sekolah menengah berusia 12 hingga 18 tahun di kota itu telah mendaftar untuk vaksinasi.

Menurut angka resmi, secara nasional ada 3,6 juta dari lebih dari 5 juta siswa yang memenuhi syarat telah terdaftar pada program vaksinasi.

"Saya ingin situasi kembali normal karena saya ingin kembali ke sekolah," kata Puwarit Chinnaburanasophon, pelajar 16 tahun.

Thailand telah memvaksinasi sekitar 31 persen dari lebih dari 66 juta penduduknya, dan telah melonggarkan banyak pembatasan di Bangkok, di mana jumlah infeksi telah menurun akhir-akhir ini.

Thailand diketahui tengah menggencarkan vaksinasi, sehingga dapat dengan aman menyambut kembali wisatawan asing setelah 18 bulan pembatasan yang berkontribusi pada runtuhnya sektor pariwisata.

Mengikuti beberapa negara lain, Thailand akan memberikan vaksin mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech di sekolah-sekolah.

Baca juga: Update Corona Oktober: Korban Tewas Covid-19 di AS Tembus 700.000

 

Kelompok anti-vaksin ganggu proses vaksinasi

Melansir The Guardian, Senin (4/10/2021) kelompok anti-vaksin di Australia dituding telah membuat serangkaian janji vaksinasi palsu di klinik dalam upaya mengganggu program vaksinasi Covid-19 di negara itu.

Perhimpunan dokter umum Australia memperingatkan, tindakan orang-orang yang menolak vaksinasi itu sangat merugikan, karena itu artinya mereka dapat mengambil slot pasien yang rentan dan membutuhkan vaksin.

Presiden Royal Australian College of General Practitioners (RACGP) Dr Karen Price mengatakan, kelompok anti-vaksin akan berusaha keras untuk menggagalkan program vaksinasi.

“Sayangnya, beberapa dokter umum telah melaporkan ada orang-orang yang tidak datang ketika tiba jadwal vaksinasi mereka. Orang-orang itu sengaja membuat janji vaksinasi palsu dengan harapan dosis yang sudah mereka pesan akan dibuang,” kata Price.

Dokter umum Melbourne Dr Mukesh Haikerwal mengatakan, sekitar 15 persen orang yang membuat janji vaksinasi di tempat prakteknya tidak hadir ketika tiba jadwal vaksinasi mereka.

Mukesh mengatakan ada cara untuk mengenali mereka yang mungkin sengaja membuat janji vaksinasi palsu.

“Dalam sistem kami, kami sering dapat menemukannya, karena kami melihat deretan nama dan mereka tidak memasukkan detail kartu Medicare mereka sehingga kami tidak dapat memverifikasi data kesehatan mereka,” kata Haikerwal.

"Kami akan menelepon untuk mengkonfirmasi kunjungan mereka dan mereka akan menjawabnya dengan sumpah serapah," ujar dia

Untuk menghindari dosis vaksin terbuang sia-sia, Haikerwal mengatakan kliniknya telah menjadi jauh lebih berhati-hati dengan tidak menyiapkan dosis hingga setidaknya satu jam terakhir sebelum jadwal vaksinasi.

"Kami membatasi jumlah booking vaksin, dan itu berarti orang harus menunggu lebih lama. Masyarakat yang paling membutuhkan vaksin, masyarakat yang ingin kita lindungi seharusnya bisa dengan mudah (mendapatkan vaksin), seharusnya mudah bagi mereka,” ujar Haikerwal.

Baca juga: Australia Akui Para Wisatawan yang Disuntik Vaksin Sinovac

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi