Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ibu Histeris Diduga Anaknya Alami Step, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Video ibu histeris saat anaknya mengalami step atau kejang demam
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang menampilkan seorang ibu menangis histeris saat anaknya diduga mengalami kejang demam atau step, viral di media sosial TikTok. 

Dalam video TikTok yang diunggah oleh @987vania, tampak seorang anak memakai pakaian biru muda berada di pangkuan ayahnya.

"Ibunya histeris, bapaknya tenang dan dengan sigab masukin sendok kemulut anaknya, aku mah bengitu," tulis akun tersebut.

Anak itu diduga mengalami step sehingga ayahnya beberapa kali mengguncangkan tubuh si anak, kemudian memasukkan sendok ke mulutnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video yang diunggah pada Senin (4/10/2021) tersebut menjadi perhatian warganet. Kurang dari sehari, video ini sudah diputar 32,8 juta kali di TikTok.

Video lengkapnya dapat dilihat di sini.

Baca juga: Unggahan Viral Alat Pelumpuh Drone Milik Paspampres, Ini Cara Kerjanya

Penjelasan dokter

Terkait video tersebut, dokter umum di Klinik dr Djalu, Mojokerto, Jawa Timur, dr Wahyu Tri Kusprasetyo mengatakan, pihaknya tidak dapat tepat mendiagnosis hanya dari video.

"Saya tidak bisa 100 persen mendiagnosis lewat video, anak dipastikan kejang namun belum tentu karena demam," kata dia. 

Namun apabila anak tersebut mengalami step seperti yang banyak disebutkan dalam komentar, pihaknya tidak menganjurkan untuk memasukkan sendok atau benda lain ke mulut anak.

"Tidak dianjurkan memasukkan sendok atau kain ke dalam lidah karena dapat menyebabkan sumbatan napas," tutur Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Penanganan semacam ini mungkin bertujuan agar lidah tidak tergigit atau tertelan, yang bisa menyumpat saluran pernapasan anak. Namun, menurut Wahyu, tindakan yang dilakukan kurang tepat.

Sebaliknya, memasukkan sendok atau benda lain saat anak mengalami kejang demam justru berbahaya karena dapat menyumbat saluran napas.

"Apabila khawatir lidah tergigit pasien dapat diposisikan miring," jelasnya.

Step pada anak bisa dipicu karena demam tinggi, maka gejala ini sering juga disebut dengan demam kejang.

Baca juga: Viral, Video Sebut Wajib Masuk PAUD Sebelum SD, Benarkah?

 

Kejang demam dan kopi

Selain memasukkan sendok, mengatasi step atau kejang demam dengan kopi juga salah satu pananganan yang kurang tepat.

Sejauh ini menurut Wahyu, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengkonsumsi kopi bisa mencegah terjadinya kejang demam.

Bahkan Wahyu menyebut, memberi minum kopi pada anak yang sedang kejang demam bisa berbahaya.

"Kejang demam tidak bisa diatasi dengan kopi terutama saat kejadian kejangnya, malahan semakin membahayakan apabila memasukkan benda ke mulut saat tidak sadar karena dapat masuk ke saluran nafas dan berakibat sumbatan napas yang fatal," jelas Wahyu.

Baca juga: Unggahan Viral, Perempuan Kena Abu Rokok Pengguna Jalan, Pelanggar Bisa Didenda Rp 750.000

Cara mengatasi step pada anak

Menurut Wahyu, kejang demam atau step pada anak tidak berbahaya selama anak mendapatkan penanangan yang tepat.

Berikut cara mengatasi step pada anak:

1. Baringkan tubuh anak

Baringkan tubuh anak di bidang yang datar dan aman. Kemudian, jauhkan anak dari kerumunan dan benda-benda di sekitar yang dapat membahayakan. 

"Saat anak mengalami kejang demam pastikan anak berada di tempat yang aman, hindarkan dari benda tajam atau cairan berbahaya atau kerumuman," ujar Wahyu.

Tidak perlu menggendong atau mencoba menghentikan gerakan badan anak saat mengalami step.

2. Longgarkan pakaian

Agar anak tidak merasa sesak dan bisa bernapas dengan sedikit lebih baik, longgarkan pakaian atau ikat pinggang yang dipakai anak.

3. Dampingi

Saat anak mengalami step atau kejang demam, pastikan ada orang yang mendampinginya.

Wahyu menyarankan untuk memperhatikan cairan di mulut anak. Jika di mulut anak ada cairan, segera posisikan tubuh anak ke samping atau miring.

"Apabila keluar cairan dari mulut maka pasien diposisikan miring bukan terlentang," jelasnya.

4. Minta pertolongan medis

Jika kejang demam yang dialami anak beralngsung lama, maka orangtua atau pendamping sebaiknya segera mencari pertolongan medis.

"Sambil minta pertolongan medis, apabila kejang berlangsung hampir 5 menit segera berikan diazepam per rektal sesuai dengan anjuran dokter atau di fasilitas kesehatan terdekat," ucap Wahyu.

Baca juga: Hari Guru Sedunia 5 Oktober 2021: Sejarah dan Tema Peringatannya

 

Penyebab kejang demam

Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kejang demam merupakan kejang yang terjadi karena terkena penyakit infeksi yang menyebabkan demam, seperti flu, pilek, infeksi telinga.

Kondisi tersebut dipicu suhu tubuh anak pada titik tertentu, biasanya 38-39 derajat Celcius.

Kejang demam kerap terjadi pada anak berusia 18 bulan sampai 5 tahun.

Pada kasus kejang demam sederhana, kejang terjadi di seluruh tubuh dengan durasi kurang lebih 15 menit. Adapun kejang jenis ini tidak akan berulang dalam waktu 24 jam.

Sementara pada kasus kejang demam kompleks, kejang terjadi hanya satu sisi tubuh dengan durasi lebih dari 15 menit, serta bisa terjadi lebih dari sekali dalam sehari.

Selain karena suhu tubuh yang tinggi atau infeksi virus, kejang demam pada anak juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan.

Baca juga: WhatsApp Error bersama Facebook dan Instagram, Ini Penyebanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi