Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal BGP Routing, Sistem yang Disebut Jadi Penyebab WhatsApp, Instagram, dan Facebook Error

Baca di App
Lihat Foto
Yerry Niko Borang
Ilustrasi internal BGP.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Gangguan jaringan pada WhatsApp (WA), Instagram (IG), dan Facebook (FB) yang terjadi pada Senin (4/10/2021) malam menjadi perbincangan.

Banyak yang mengeluhkan WhatsApp, Instagram, dan Facebook error sehingga tidak bisa digunakan.

Melansir Wired, Senin (4/10/2021), gangguan yang terjadi dinilai sebagai pemadaman media sosial menyeluruh yang tampaknya sangat sulit untuk diperbaiki.

Di Indonesia, lamanya gangguan atau jaringan error ini terjadi sekitar 8 jam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Peneliti dari Perusahaan Intelijen Ancaman Siber Bad Packets, Troy Mursch, mengatakan, error yang terjadi pada Facebook tampaknya disebabkan oleh DNS.

Baca juga: WhatsApp Error bersama Facebook dan Instagram, Ini Penyebanya

Menurut dia, masalah mendasar dari gangguan media sosial ini karena Facebook telah menarik rute Border Gateway Protocol (BGP) yang berisi alamat IP dari server nama DNS-nya.

Akibatnya, BGP (sistem navigasinya) itu memutuskan data rute yang melewati jalan utama informasi.

Pihak Facebook belum mengungkapkan mengapa rute-rute BGP itu menghilang sejak awal.

Diketahui, Facebook terjebak dalam hal yang sama dan tidak dapat menjangkau internet untuk memperbaiki masalah perutean BGP yang memungkinkannya menjangkau internet.

Apa itu BGP Router dan bagaimana perannya dalam menyambungkan jaringan internet?

Pemerhati keamanan siber Yerry Niko Borang mengatakan, BGP adalah jembatan infrastruktur untuk menyambungkan kumpulan server komputer.

"BGP itu semacam jembatan infrastruktur plus software untuk menyambungkan klaster/kumpulan server-komputer satu ke yang lain," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Ia menjelaskan, setiap satu bundaran terdapat internal BGP. Satu bundaran ini terdiri dari ribuan bahkan puluhan ribu server/komputer.

Bundaran ini kemudian disambungkan dengan eksternal BGP.

"Sebenarnya, BGP kerjanya semacam routing, misalnya membagi sumber daya. Contoh server dan layanan di wilayah A penuh dan padat, BGP akan mengalihkan kepadatan lalu lintas ini ke klaster server lain," lanjut dia.

Yerry mengatakan, kemacetan atau adanya gangguan di BGP itu bagaikan lalu lintas yang kehilangan atau tidak diatur oleh polisi.

Hal ini menyebabkan sumber daya yang terjalin amburadul atau tidak karuan.

Artinya, pengatur lalu lintasnya ada yang hilang dan menimbulkan infrastruktur entah komputer atau sambungan atau software BGP ada yang mati.

Masalah ini membutuhkan waktu untuk penyelesaiannya.  

"Soal berapa lama proses penyelesaiannya ini tergantung, dan juga kecepatan menemukan sambungan mana yang mati," ujar Yerry.

Ia mengungkapkan, kita bisa membayangkan beberapa server yang dikelola sebesar satu stadion besar dan tersebar di banyak negara, pasti butuh waktu untuk mencari solusinya.

"Ini memang realitas dunia internet. Kalau dari penggunaan seakan-akan virtual, tapi sejatinya ini hanya jutaan komputer yang disambungkan," kata dia.

Oleh karena itu, kendala di BGP Routing alias pengendali lalu lintas trafik data antara klaster server Facebook memang tidak mudah untuk ditemukan, mengingat skala dan jumlah server yang dikelola sangat besar. 

Yerry mengingatkan, kasus ini menunjukkan kelemahan monopoli layanan ketika aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram berada di bawah satu atap.

Akibatnya, ketika ada kendala, semua layanan turut down. 

"Ada pengaruh antara BGP routing dengan kendala saat ini, karena BGP routing jelas semakin berat kerjanya, dengan layanan yang semakin banyak," ujar Yerry.

Ia juga mengungkapkan, BGP ini bisa berbentuk server atau router komputer yang terhubung dengan komputer lain untuk melakukan pembagian kerja.

Umumnya, software yang bekerja sudah memakai AI atau kecerdasan buatan. 

Saat ini, layanan sudah kembali berjalan normal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi