KOMPAS.com - Tanaman tabebuya belakangan marak ditanam di sudut-sudut dan jalanan perkotaan.
Contohnya seperti di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono, Jalan A. Yani, dan Jalan Gunung Anyar Merr Surabaya, Jawa Timur.
Tabebuya merupakan pohon yang rindang dan dihiasi berbagai warna bunga.
Bunga yang berterbangan tiap terkena angin ini membuat orang-orang menjulukinya sakura Indonesia.
Mari mengenal pohon tabebuya, yang sering kita temui di sudut-sudut dan taman kota.
Baca juga: Viral Video Pohon Berasap di Kota Bandung, Bagaimana Ceritanya?
Tabebuya berasal dari Brasil
Tabebuya memiliki nama latin Handroanthus chrysotrichus.
Ketua Program Master Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Pascasarjana Insitut Pertanian Bogor (IPB) Hadi Susilo Arifin mengatakan, tabebuya berasal dari Amazon, Brasil.
"Asalnya sih dari Amazon, dari Brasil aslinya. Saya sudah mengenal sejak 20 tahunan lalu," kata Hadi, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/10/2021).
Pohon tabebuya merupakan jenis pohon dengan ketinggian sedang.
"Itu jenis pohon dan pohonnya sedang sampai tinggi. Bisa 8 meter, 6-8 meter," tutur Hadi.
Baca juga: Viral Daun Pisang Berwarna Putih di Kudus, Bagaimana Penjelasan Ahli?
Daerah yang cocok ditanami Tabebuya
Tabebuya, menurut profesor ekologi dan manajemen lanskap ini memang cocok ditanam di Indonesia terutama pulau Jawa.
Tabebuya biasanya mekar saat musim kering atau kemarau.
"Cocok di daerah yang memang antara kemarau dengan musim hujannya itu jelas. Termasuk di pulau Jawa. Karena di Indonesia, klasifikasi hujan itu ada yang disebut tipe hujan tropis," jelas Hadi.
Baca juga: Fenomena Pohon Pisang Berbuah Lebih dari Satu Tandan, Ini Penjelasan Ahli
Kendati demikian, tidak semua daerah di Indonesia cocok ditanami tabebuya.
Di wilayah yang intensitas hujannya sering, tabebuya memang bisa tumbuh, tetapi bunganya tidak akan sebagus di wilayah kering.
"Dia (tabebuya) berbunganya justru pada waktu musim kemarau. Kalau musim hujan dia tidak berbunga, Desember-Januari. Dia berbunga di musim kemarau yang sedang terik-teriknya, Juli-Agustus atau September-Oktober," papar Hadi.
Baca juga: Jokowi Sebut Porang Bisa Gantikan Beras, Mana yang Lebih Sehat?
Perawatan Tabebuya
Daun dari pohon tabebuya tidak mudah rontok. Ketika musim kering pun, bunganya terlihat lebih lebat.
Akar tabebuya tidak merusak rumah atau tembok walau berbatang keras.
Hadi mengatakan, tabebuya tidak memerlukan perawatan khusus. Hanya perlu penyiraman atau pemupukan jika ingin bunganya lebih lebat.
"Itu tanaman pohon dan tahan kering. Jadi untuk perawatan khusus sekali tidak ada. (Perawatannya) seperti pohon-pohon lain saja, tentu ada jarak tanam. Kalau memang ingin lebih bagus ya pakai pemupukan, misal supaya bunganya lebih banyak. Tapi perawatannya tetap normal saja," tutur dia.
Meski biaya pemeliharaan tanaman tabebuya cukup murah, Hadi mengatakan, akan lebih bagus jika perawatan juga dilakukan pada ranting-ranting yang kering.
"Biaya pemeliharaannya termasuk murah, cuman ranting-ranting ini saja. Biasanya habis berbunga, lalu kering, ranting-rantingnya perlu dipangkas agar musim berikutnya bisa tumbuh bagus lagi. Perawatannya paling itu," imbuh dia.
Baca juga: 3 Tanaman yang Jadi Sorotan di 2019: Bajakah, Kratom, dan Porang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.