Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Kencang dan Suhu Dingin di Malam Hari Akhir-akhir Ini, Apa Sebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi suhu rendah, suhu dingin, gelombang dingin.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Suhu dingin dan angin kencang ketika malam hari dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa beberapa hari terakhir.

Fenomena suhu dingin itu disebut dengan istilah "bediding" oleh masyarakat di beberapa daerah.

Lantas, apa penyebab suhu dingin dan angin kencang saat malam hari yang dirasakan masyarakat?

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Suhu Dingin di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal suhu dingin akhir-akhir ini

Kepala Pusat Informasi Iklim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan mengatakan, suhu dingin dipengaruhi oleh kondisi suatu daerah yang masih mengalami musim kemarau.

"Biasanya saat-saat musim kemarau langit cerah sehingga radiasi balik dari bumi langsung ke angkasa tanpa terpantulkan awan," kata Dodo, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/10/2021).

Ia menjelaskan, karena radiasi itu tidak terpantulkan awan maka suhu di permukaan bumi menjadi lebih dingin.

Penyebab angin kencang

Sementara, penyebab angin kencang yang dirasakan menurut Dodo adalah karena kondisi peraliran angin.

"Angin kencangnya karena juga dalam kondisi peraliran, di mana angin akan berbalik arah dari monsun Australia ke monsun Asia," jelas Dodo.

Baca juga: Mengapa Malam Terasa Lebih Dingin di Pulau Jawa? Ini Penjelasan BMKG

Dodo mengatakan, fenomena suhu dingin dan angin kencang ini merupakan fenomena tahunan yang lumrah terjadi.

Meski demikian, intensitas tingkat dinginnya malam di tiap daerah akan berbeda-beda.

"Tergantung tingkat kecerahan awan. Makin kemaraunya panjang langit makin cerah, udara semakin dingin," ujar dia.

Kapan suhu dingin berhenti?

Dodo mengatakan, suhu dingin dan angin kencang akan dirasakan selama daerah tersebut masih mengalami musim kemarau.

Ia menyebutkan, fenomena tersebut akan berhenti ketika musim hujan mulai turun.

"Sampai jatuhnya musim hujan di tempat tersebut yang sudah diprediksi BMKG," kata Dodo.

Baca juga: Suhu Dingin di Sejumlah Daerah di Indonesia, Ini Penjelasan BMKG

Prakiraan musim hujan

BMKG telah menerbitkan Prakiraan Musim Hujan Tahun 2021/2022 di Indonesia pada 30 Agustus 2021.

Sebagian besar wilayah diprakirakan mengalami awal musim hujan 2021/2022 pada kisaran bulan Oktober dan November 2021 sebanyak 232 ZOM (Zona Musim) atau 67,8 persen dari 342 ZOM.

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981- 2010), awal musim hujan 2021/2022 di sebagian besar daerah yaitu 157 ZOM (45,9 persen) diprakirakan maju.

Adapun 132 ZOM (71,4 persen) lainnya diprakirakan sama terhadap rata-ratanya, sedangkan 53 ZOM (15,5 persen) diprakirakan mundur terhadap rata-ratanya.

Sementara sifat hujan selama musim hujan 2021/2022 di sebagian besar daerah yakni sebanyak 244 ZOM (71,4 persen) diprakirakan Normal.

Sedangkan wilayah lainnya Atas Normal sebanyak 88 ZOM (25,7 persen) dan diprakirakan Bawah Normal sebanyak 10 ZOM (2,9 persen).

Puncak Musim Hujan 2021/2022 di sebagian besar ZOM diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022 sebanyak 244 ZOM (71,3 persen).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi