Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Ambergris, Muntahan Paus yang Harganya Miliaran Rupiah?

Baca di App
Lihat Foto
ViralPress via The Sun
Ambergris atau muntahan paus seberat 30 kilogram yang ditemukan nelayan Thailand. Nilainya mencapai Rp 19 miliar
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ambergris atau muntahan paus adalah benda yang memiliki sifat seperti lilin dan memiliki harga yang sangat mahal di pasaran hususnya di negara-negara teluk.

Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga ambergris adalah keberadaannya yang sulit ditemukan.

Ambergris berasal dari usus atau sistem pencernaan paus sperma yang dikeluarkan melalui mulutnya.

Baca juga: Nelayan Thailand Temukan Muntahan Paus Nilainya Mencapai Rp 19 Miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Ambergris

Dikutip dari CNN, pada 2012, seorang anak sekolah Inggris berusia 8 tahun menemukan seberat 600 gram di pasir yang bernilai sekitar 63.000 dollar AS (sekitar Rp 900 juta).

Ambergris yang bagus dan berkualitas tinggi bernilai ribuan dolar per kilogram. 

 

Ambergris terbentuk dari bagian hewan yang keras, seperti paruh cumi-cumi dan zat cairan empedu yang mengikatnya.

Lama-kelamaan campuran untuk itu terus terbentuk di dalam pencernaan paus selama bertahun-tahun sebelum dikeluarkan.

Ada ilmuwan yang berpendapat bahwa ambergris di perut paus bisa membuat usus besar paus terus membesar lima kali lipat dan menyebabkan kematian.

Penemuan ambergris

Baru-baru ini seorang nelayan, Narong Phetcharaj, menemukan muntahan paus langka di pantai Thailand.

Muntahan paus seberat 30 kilogram itu nilainya mencapai lebih dari 1 juta poundsterling atau sekitar Rp 19 miliar. 

Dikutip The Sun (6/10/2021), kepastian bahwa bongkahan tersebut adalah benar muntahan paus didapat setelah nelayan tersebut membawanya ke para ahli di Universitas Prince of Songkla, yang mengidentifikasinya sebagai ambergris.

Baca juga: Mengenal Ambergris, Muntahan Paus yang Harganya hingga Miliaran Rupiah

 

Mengapa Ambergris harganya mahal?

Muntahan paus atau ambergris keluar dari perut paus dalam bentuk bongkahan besar dan kemudian mengapung di lautan.

Nah, saat mengapung di lautan dan terkena sinar matahari, ambergris yang mirip kotoran paus berubah mengeras menjadi seperti batu.

Meskipun berbau amis atau menyerupai bau ikan saat pertama kali diproduksi, muntahan paus akan mengalami perubahan aroma seiring berjalannya waktu.

Baunya akan menjadi manis dan berbau khas seperti tanah.

Oleh karena itu, muntahan paus sperma ini banyak dilirik oleh industri yang bergerak di bidang kosmetik dan parfum.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Ambergris dan 5 Fakta tentang Muntahan Paus Sperma

Ambergris bahan pembuat parfum

Muntahan paus biasa dijadikan sebagai pengikat aroma pada parfum dan wewangian langka, seperti musk.

Aroma yang sulit dideskripsikan ini berasal dari proses oksidasi dan penggabungan dari berbagai elemen, mulai dari matahari, pasir, udara, garam laut, mineral laut, dan air.

Bau khas ini banyak diinginkan oleh para pakar parfum di dunia.

Pemanfaatan pada produk parfum didukung oleh sifat ambergris yang juga bisa larut dalam beberapa jenis cairan dan minyak tertentu, dengan kecepatan penguapan yang lambat.

Keberadaan ambergris membuat aroma wangi pada parfum dapat bertahan lebih lama.

Selain itu, mengutip Whale Facts, ambergris juga dimanfaatkan sebagai aroma dupa, bahan pewangi dalam cerutu, pengobatan pilek, sakit kepala, melindungi individu dari wabah, dan kegunaan lain, baik bersifat fisik, mental, maupun psikologis.

Baca juga: Mengenal 5 Parfum Pria dengan Kandungan Muntah Paus Ambergris

 

Perburuan paus

Ambergris diketahui juga bisa ditemukan dari dalam usus paus sperma tersebut, sebelum akhirnya dimuntahkan.

Meski benda ini laku dengan harga yang mahal, perburuan paus sperma untuk mengumpulkan ambergris bersifat ilegal.

Ini dikarenakan paus sperma merupakan salah satu binatang yang masuk daftar dilindungi Undang-Undang Perlindungan Margasatwa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi