Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Tak Pakai Masker, Virus Masih Bisa Menular dari Jarak 2 Meter

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Boumen Japet
Ilustrasi masker KN95. Jenis masker medis sekali pakai buatan China. Ahli tidak sarankan masker KN95 dipakai berulang.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia terus berangsur-angsur menurun.

Meskipun demikian tetap penting untuk memakai masker untuk mencegah penularan. 

Sebab virus masih bisa menyebar, bahkan apabila dua orang telah menjaga jarak hingga dua meter. 

Baca juga: UPDATE: Bertambah 1.484, Kasus Covid-19 di Indonesia Capai 4.223.094

Perkembangan Covid-19 Indonesia

Pada 4 Oktober 2021 kemarin mencatatkan laporan harian di bawah 1.000 kasus, yaitu tepatnya 922 kasus. Jumlah tersebut merupakan pertama kalinya sejak Juni 2020. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara pada Rabu (5/10/2021) Indonesia melaporkan:

Angka vaksinasi nasional: 

Meskipun terjadi penurunan kasus baru di Indonesia, seluruh pihak diminta untuk tetap waspada dan terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk mengenakan masker.

Baca juga: Studi: Antibodi Covid-19 dalam ASI Bertahan hingga 10 Bulan dan Bisa Lindungi Bayi

Tetap pakai masker

Sebuah studi terbaru menemukan, tanpa mengenakan masker, walapun menjaga jarak fisik dua meter kemungkinan tidak cukup mencegah penyebaran virus Covid-19 dalam ruangan.

Sementara mengenakan masker dapat mengurangi kisaran kontaminasi partikel di udara sekitar 67 persen.

Penelian yang diterbitkan dalam jurnal Building and Environment, dilakukan oleh para peneliti di McGill University, Universite de Sherbrooke, Texas A&M University dan Northern Illinois University,

Studi didasarkan pada model yang meneliti aliran cairan dan gas di dalam ruangan menggunakan program komputer secara akurat mensimulasikan dinamika batuk.

“Masker dan ventilasi yang baik sangat penting untuk mengekang penyebaran jenis Covid-19 yang lebih menular, terutama selama musim flu dan musim dingin, karena lebih banyak orang bersosialisasi dalam ruangan,” ujar penulis studi Saad Akhtar dikutip dari CTV News, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Studi: Orang Tak Divaksinasi 11 Kali Lebih Mungkin Meninggal akibat Covid-19

 

Cara penularan virus

Dituliskan News Medical Life Sciences, batuk menjadi sumber utama penyebaran virus di udara dari individu yang bergejala, dan saat ini sebagian besar protokol kesehatan merekomendasikan jarak dua meter antar orang.

Namun, penelitian menemukan saat seseorang yang membuka masker, lebih dari 70 persen partikel di udara melewati ambang batas dua meter dalam waktu 30 detik.

Sebagai perbandingan, kurang dari satu persen partikel melewati tanda dua meter jika masker dipakai.

Simulasi batuk yang dijalankan dalam penelitian menemukan partikel dapat mencapai jarak sejauh lima meter atau lebih jika orang tersebut membuka maskernya.

Hal itu juga dipengaruhi pada kondisi ventilasi dan pendingin udara.

Studi menemukan, ventilasi dan pemakaian masker berdampak pada penyebaran partikel secara signifikan, tapi usia dan jenis kelamin hanya berdampak kecil.

“Studi ini memajukan pemahaman tentang bagaimana partikel menular dapat menyebar dari sumber ke sekitarnya, dan dapat membantu pembuat kebijakan dan pemerintah membuat keputusan yang tepat tentang pedoman masker dan menjaga jarak dalam pengaturan ruangan,” jelas Akhtar.

Baca juga: Apa Itu Ambergris, Muntahan Paus yang Harganya Miliaran Rupiah?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi