Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Mother of Satan" dan Alasan Bahan Peledak Ini Amat Berbahaya

Baca di App
Lihat Foto
PERSDA NETWORK/BINA HARNANS
Ilustrasi Densus 88
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Polisi meledakkan bahan peledak jenis Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP) atau biasa disebut "mother of satan" di Gunung Ciremai, Selasa (5/10/2021).

Diberitakan Kompas.com, Selasa (5/10/2021) bahan "mother of satan" yang diledakkan seberat 5 kg dari total 35 kg yang ditemukan oleh Tim Densus 88.

Bahan peledak itu ditemukan Tim Densus 88 di kawasan Karanglenang yang masuk wilayah Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka.

Bahan peledak itu sengaja disembunyikan oleh Imam Mulyana (31) yang merupakan narapidana teroris (napiter) jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap pada 2017.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan 5 kg bahan peledak itu sangat dahsyat, hingga menimbulkan longsor di titik ledakan. Tak hanya itu, suara ledakan juga sangat kencang, dan terdengar sampai 10 Km.

Baca juga: Bahan Bom Mother of Satan Milik Napi Teroris Diledakkan di Gunung Ciremai, Dentumannya Terdengar sampai 10 Km

Mengenal mother of satan

Melansir American Council on Science and Health, 14 November 2018, TATP adalah bahan peledak yang sangat tidak biasa.

Bahan peledak itu memiliki 9 atom yang terkandung dalam satu cincin. Hal itu tidak biasa ditemui pada molekul.

Akan tetapi bukan itu yang membuatnya berbahaya. Hal yang membuatnya dijuluki "mother of satan" adalah semua atom oksigen di dalamnya.

Dr. Josh Bloom menjelaskan, molekul yang mengandung banyak gas yang "terperangkap" cenderung tidak stabil.

Artinya, molekul yang mengandung jumlah atom nitrogen dan oksigen yang relatif tinggi dibandingkan dengan atom karbon berpotensi meledak.

Selain itu, dalam kimia organik, atom oksigen biasanya terikat pada atom karbon atau nitrogen, tetapi tidak satu sama lain.

Molekul yang mengandung ikatan oksigen-oksigen disebut sebagai peroksida, dan TATP tidak hanya mengandung satu susunan seperti itu tetapi tiga.

Lalu, faktor lain yang membuat TATP mengerikan adalah fakta bahwa bahan peledak itu sangat mudah diracik, bahkan oleh amatir sekalipun.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Kenneth Suslick, professor kimia di Universitas Illinois.

"Siapapun yang bisa mengikuti resep membuat pai labu bisa dengan mudah mengikuti resep untuk membuat TATP," ujar Suslick.

Baca juga: Mengenal TATP, Bahan Baku Peledak Berjuluk Mother of Satan yang Ditemukan di Bekas Markas FPI

Kasus mother of satan

TATP  diketahui merupakan salah satu bahan peledak paling sensitif. Bahan itu sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.

Mengutip GlobalSecurity.org, penggunaan "mother of satan" dapat dilacak hingga 2001.

Pada 22 Desember 2001, American Airlines dengan nomor penerbangan 63 membawa 14 awak dan 184 penumpang, termasuk "pembom sepatu" Richard Reid.

Pesawat itu berangkat dari Bandara Charles de Gaulle di Paris, Prancis, menuju Miami, Florida.

Sekitar satu setengah jam dalam penerbangan, seorang pramugari mencium apa yang dia pikir adalah korek api yang terbakar.

Setelah pramugari itu menemukan bahwa bau itu berasal dari tempat Reid duduk, ia segera mengonfrontir Reid, yang dengan segera memasukkan korek api ke mulutnya.

Pramugari kemudian memberi tahu kapten melalui sistem interkom. Reid masih terus mencoba menyalakan korek api lain untuk membakar sepatunya.

Pramugari kemudian melihat ada kabel yang menonjol dari sepatu. Perkelahian pun terjadi di antara beberapa pramugari, penumpang dan Reid.

Akhirnya, Reid dilumpuhkan dan ditahan selama sisa penerbangan. Penerbangan akhirnya dialihkan untuk mendarat ke Bandara Internasional Logan Boston, di mana Reid ditahan oleh kepolisian federal.

Analisis selanjutnya oleh laboratorium FBI di Washington menemukan bahwa ada dua alat peledak yang tersembunyi di sepatu Reid yang terbuat dari TATP dan komponen lainnya.

Baca juga: Bumi Kian Meredup dan Tak Seterang Dulu, Temuan Peneliti

Ledakan dahsyat

Diberitakan Kompas.com, saat peledakan 5 kg TATP di Gunung Ciremai, Selasa (5/10/2021) polisi mengajak sejumlah warga untuk jadi saksi, salah satunya Parman (46).

Menurut Parman, efek peledak itu sangat dahsyat, hingga menimbulkan longsor di titik ledakan. Bahkan, banyak warga yang mengira suara ledakan tersebut merupakan suara petir pertanda akan turun hujan.

"Suaranya (ledakan) cukup kencang hingga menimbulkan kerusakan di titik ledakan. Di titik ledakan, sempat terjadi longsor karena saking dahsyatnya ledakan," ujar dia.

Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa ledakan yang ditimbulkan dari bahan peledak terdengar hingga Kecamatan Rajagaluh. Ia memperkirakan jarak dari lokasi mencapai 10 kilometer.

"Katanya begitu (terdengar sampai Desa Payung, Rajagaluh). Banyak yang mengira itu guludug, petir mau hujan," ujar Udi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi