Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 7 Oktober 2001, AS Mulai Menginvasi Afghanistan

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TARIQ MAHMOOD
Pakistani workers prepare a new site of a refugee camp at the Shalaman border crossing between Pakistan and Afghanistan, 10 October 2001. Two million Afghan refugees live in Pakistan since the Soviet invasion in 1979 and the authorities are expecting more to flood in the country in light of the US-led military strikes. AFP PHOTO/TARIQ MAHMOOD (Photo by TARIQ MAHMOOD / AFP)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 20 tahun lalu, tepatnya 7 Oktober 2001, koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memulai serangan terhadap Afghanistan yang dikuasai oleh Taliban.

Serangan ini merupakan awal mula invasi panjang AS ke Afghanistan dengan tujuan "perang melawan teroris" dan tanggapan atas peristwa 11 September 2001.

Invasi ke Afghanistan ini berlangsung hingga dua dekade dan menjadi perang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.

Melansir History, invasi ke Afghanistan dimaksudkan untuk menargetkan pimpinan organisasi al-Qaeda, Osama bin Laden, yang berbasis di negara itu.

Osama bin Laden diyakini berlindung di bawah pemerintahan Taliban yang telah menguasai Afghanistan sejak 1996.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sputnik Terbang ke Luar Angkasa

Pada minggu-minggu sebelum invasi, baik Amerika Serikat dan Dewan Keamanan PBB telah menuntut agar Taliban menyerahkan Osama bin Laden untuk diadili.

Namun, tawaran yang diberikan Taliban untuk mengadili Osama bin Laden di pengadilan Islam, tidak memuaskan AS.

AS pun memulai invansi dengan pengeboman udara terhadap instalasi Taliban dan al-Qaeda di Kabul, Kandahar, Jalalabad, Konduz dan Mazar-e-Sharif.

Pesawat koalisi lainnya menerbangkan pasokan kemanusiaan untuk warga sipil Afghanistan. 

Setelah serangan udara melemahkan pertahanan Taliban, AS memulai invasi darat, dengan dukungan dari negara-negara lain.

Sebulan invansi, tepatnya pada 12 November 2001, para pejabat Taliban dan pasukan mereka mundur dari ibu kota Kabul.

Pada awal Desember 2001, Kandahar, benteng terakhir Taliban, telah jatuh dan pemimpin Taliban Mullah Mohammed Omar bersembunyi.

Pejuang Al-Qaeda terus bersembunyi di wilayah pegunungan Tora Bora Afghanistan. Mereka juga terlibat pertempuran dengan pasukan anti-Taliban yang didukung oleh pasukan khusus AS.

Mengetahui hal itu, Al-Qaeda segera memprakarsai gencatan senjata yang diyakini sebagai taktik untuk memberi waktu kepada Osama bin Laden dan anggota kunci al-Qaeda lainnya untuk melarikan diri ke negara tetangga Pakistan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa M 7,6 di Taiwan Tewaskan 2.400 Orang

Pada pertengahan Desember, bunker dan kompleks gua yang digunakan oleh al-Qaeda di Tora Bora telah direbut, tetapi tidak ada tanda-tanda bin Laden.

Setelah Tora Bora direbut, dewan agung pemimpin suku Afghanistan Hamid Karzai ditunjuk sebagai pemimpin sementara, sebelum akhirnya terpilih menjadi presiden Afghanistan pertama yang dipilih secara demokratis pada 7 Desember 2004.

Bahkan, saat Afghanistan mulai mengambil alih langkah pertama menuju demokrasi, pasukan al-Qaeda dan Taliban mulai berkumpul kembali di wilayah perbatasan pegunungan antara Afghanistan dan Pakistan.

Selama dekade berikutnya, mereka terus melakukan perang gerilya dengan pasukan AS dan bertanggung jawab atas banyak serangan yang menewaskan pejabat pemerintah Afghanistan dan penculikan orang asing.

Meskipun perjanjian damai ditandatangani antara pasukan Taliban dan AS pada Februari 2020, permusuhan di kedua belah pihak terus berlanjut.

Kini, AS telah menarik penuh seluruh pasukannya, sebagai bagian dari janji Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

Selama 20 tahun konflik, lebih dari 3.500 tentara koalisi AS tewas, dengan lebih dari 20.000 tentara terluka.

Sekitar 69.000 pasukan keamanan Afghanistan tewas, serta 51.000 warga sipil, dan 51.000 militan.

Menurut PBB, sekitar 5 juta warga Afghanistan telah mengungsi akibat perang sejak 2012, menjadikan negara itu sebagai populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Latar Belakang, dan Detail Peristiwanya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi