Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Mental Sedunia, Kenali 4 Jenis Gangguan Mental Ini

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi gangguan mental
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Setiap tahun, tanggal 10 Oktober, kita memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (10/10/2021), Hari Kesehatan Mental Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyebarkan edukasi tentang masalah kesehatan mental di seluruh dunia.

Pada peringatan Hari Kesehatan Mental tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema "Perawatan kesehatan mental untuk semua: mari kita wujudkan" atau "Mental health care for all: let's make it a reality".

Pemilihan tema itu berangkat dari pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada banyak aspek, terutama kesehatan mental.

WHO menyebutkan, pandemi telah memengaruhi kesehatan mental banyak orang di semua kalangan umur dan pekerjaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 4 Hal yang Sering Disalahpahami tentang Kesehatan Mental

Jenis-jenis gangguan kesehatan mental

Melansir laman WHO, 28 November 2019, ada beragam jenis gangguan kesehatan mental, dengan wujud yang berbeda.

Gangguan-gangguan tersebut umumnya dicirikan oleh kombinasi pikiran, persepsi, emosi, perilaku, dan hubungan yang tidak normal dengan orang lain.

Menurut WHO, permasalahan yang melibatkan kesehatan mental terus bertambah di semua negara di dunia dengan dampak yang signifikan terhadap hak asasi manusia, ekonomi, serta kesehatan dan konsekuensi sosial.

Berikut jenis-jenis gangguan kesehatan mental: 1. Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang umum dan salah satu penyebab utama disabilitas di seluruh dunia.

Secara global, diperkirakan 264 juta orang terkena depresi, dengan lebih banyak perempuan yang terkena daripada laki-laki.

Depresi ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau nafsu makan, kelelahan, dan konsentrasi yang buruk.

Orang dengan depresi kemungkinan juga memiliki banyak keluhan fisik, namun tanpa penyebab fisik yang jelas.

Depresi dapat berlangsung lama atau berulang, dan secara substansial mengganggu kemampuan orang untuk menjalankan peran di tempat kerja atau sekolah, serta dalam melakoni kehidupan sehari-hari.

Pada tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri.

2. Bipolar

Bipolar memengaruhi sekitar 45 juta orang di seluruh dunia. Gangguan kesehatan mental ini berhubungan dengan perubahan suasana hati ekstrem.

Perubahan suasana hati yang dialami oleh penderita bipolar mencakup emosi tertinggi (sangat senang yang disebut fase manik atau hipomanik untuk yang lebih ringan) dan terendah (sangat murung atau depresi).

Fase manik melibatkan suasana hati yang meningkat atau mudah tersinggung, aktivitas berlebihan, bicara cepat, harga diri yang meningkat, dan penurunan kebutuhan untuk tidur.

Orang yang mengalami fase manik tetapi tidak mengalami depresi juga diklasifikasikan memiliki gangguan bipolar.

3. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental parah, yang memengaruhi 20 juta orang di seluruh dunia.

Skizofrenia ditandai dengan distorsi dalam berpikir, persepsi, emosi, bahasa, rasa diri, dan perilaku.

Gangguan skizofrenia yang umum termasuk halusinasi (mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang tidak ada) dan delusi (kepercayaan palsu yang tetap atau kecurigaan yang dipegang teguh bahkan ketika ada bukti sebaliknya).

Gangguan tersebut dapat mempersulit orang yang terkena skizofrenia untuk bekerja atau belajar secara normal.

Selain itu, pengidap skizofrenia rentan menerima stigma dan diskriminasi, bahkan dituding gila. Mereka berisiko tinggi terkena pelanggaran hak asasi manusia, seperti pemasungan.

4. Demensia

Di seluruh dunia, sekitar 50 juta orang menderita demensia.

Demensia biasanya bersifat kronis atau progresif di mana ada penurunan fungsi kognitif (yaitu kemampuan untuk memproses pemikiran) melampaui penurunan karena penuaan normal.

Gangguan ini mempengaruhi memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, kapasitas belajar, bahasa, dan penilaian.

Penurunan fungsi kognitif biasanya disertai dan kadang-kadang didahului dengan penurunan kontrol emosi, perilaku sosial, atau motivasi.

Demensia disebabkan oleh berbagai penyakit dan cedera yang mempengaruhi otak, seperti penyakit Alzheimer atau stroke. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi