Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Pemulihan Covid-19 Indonesia Nomor 1 di Asia Tenggara

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH
Salah seorang pelajar menjalani vaksinasi dosis kedua pada agenda yang digelar Kompas Gramedia Grup-Kalbe di Balai Diklat PT Petrokimia Gresik, Selasa (5/10/2021).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara dengan indeks pemulihan Covid-19 terbaik di Asia Tenggara pada bulan September menurut kantor berita Jepang Asia Nikkei

Dari daftar itu, Indonesia menempati peringkat 54 dunia dengan nilai 54,5, lebih baik dari peringkat indeks sebelumnya di posisi 92.

Capain ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat pertama Indeks Pemulihan Covid-19 di Asia Tenggara.

Baca juga: Indonesia Urutan Teratas Se-Asia Tenggara dalam Pemulihan Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode penilaian

Indeks tersebut menilai negara dan wilayah dalam beberapa parameter penilaian, antara lain: 

Artinya semakin tinggi peringkatnya, maka semakin dekat tempat untuk pemulihan dengan infeksi yang rendah, tingkat inokulasi yang lebih tinggi, dan langkah-langkah jarak sosial yang kurang ketat.

Lihat Foto
screenshoot Nikkei Asia
Indeks recovery Covid-19 menurut Nikkei Asia
Metodologi

Indeks Pemulihan Covid-19 Nikkei memberi peringkat lebih dari 120 negara dan wilayah pada manajemen infeksi, peluncuran vaksin, dan mobilitas sosial pada akhir setiap bulan.

Indeks menghitung skor antara 0 dan 90 untuk setiap negara atau wilayah. Skor adalah jumlah dari tiga kategori konstituen dan sembilan subkategori seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Manajemen infeksi: Peluncuran vaksin: Mobilitas:

Sumber data indeks termasuk Our World in Data; Laporan Mobilitas Komunitas Covid-19 Google; Pelacak Respons Pemerintah COVID-19 Oxford oleh Sekolah Pemerintahan Blavatnik, Universitas Oxford; dan Cirium, sebuah perusahaan data dan analitik penerbangan.

Baca juga: UPDATE Corona: Pasien Sembuh Indonesia Meningkat, Kasus Kematian Turun

 

Indonesia geser Singapura

Dalam pemeringkaan tersebut, Indonesia menggeser Singapura (peringkat 70), negara yang dianggap sukses dalam merespons pandemi dan Vietnam (118).

Singapura turun dari peringkat 56 ke peringkat 70, setara dengan AS dan tepat di belakang Inggris.

Negara-kota itu memerangi peningkatan infeksi yang eksponensial tetapi tidak mengabaikan rencananya untuk hidup berdampingan dengan virus, mengingat 98 persen pasien baru tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.

Baca juga: 15 Perusahaan Ritel Terbesar Asia Tenggara 2021, Ada Tokopedia hingga Bukalapak

Peringatan epidemiolog

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menuturkan, bermacam indeks yang dikeluarkan oleh lembaga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Kakau disebut valid, semuanya valid. Tapi belum ada yang ideal, kalau bicara valid dan ideal ya tetap WHO. Masalahnya WHO itu kan tidak mau mengeluarkan ini, terlalu sensitif," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (11/10/2021).

Dalam level transmisi, Dicky menjelaskan bahwa Indonesia masih masuk ke dalam level paling bawah, yaitu community transmission.

Sementara community transmission tidak masuk ke dalam kriteria penilaian Asia Nikkei.

Angka kematian Indonesia tinggi

Dicky mengingatkan, angka kematian Indonesia masih jauh lebih tinggi dari Asia dan dunia.

Padahal, tingginya angka kematian dalam pengendalian wabah menunjukkan adanya masalah di hulu sampai hilir.

"Tidak bisa kita mengklaim kita sudah menang, masih jauh. Ini yang harus disadari, bahwa situasinya masih krisis, kita masih belum dalam situasi terkendali karena levelnya masih di community transmission," jelas dia.

Baca juga: 2 Hal Ini Bisa Mencegah Gelombang Ketiga Covid-19 pada Akhir Tahun

 

Potensi gelombang ketiga

Dengan situasi masih adanya penularan di komunitas atau community transmission, Dicky menyebut potensi gelombang tiga masih sangat tinggi.

Cakupan vaksinasi penuh yang belum mencapai 50 persen dan tingginya mobilitas akibat penurunan level PPKM juga harus diwaspadai.

Sebab, krisis varian Covid-19 Delta masih belum selesai, sementara 60 persen penduduk Indonesia termasuk kategori rawan infeksi.

Untuk itu, Dicky terus berpesan agar masyarakat tidak abai, meski level PPKM sudah menurun.

"5M harus terus, semua harus mawas diri. Kalau bekerja bisa di rumah, ya di rumah, kalau penting baru keluar. Seperti itu new normal yang harus diterapkan, cuci tangan, pakai masker," jelasnya.

Baca juga: Dirut Pertamina Nicke Widyawati Masuk Daftar Perempuan Paling Berpengaruh Dunia 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi